Part 1 chapter 4

58 19 3
                                    

Aku yakin ini cafe yang sesuai dengan apa yang dikatakannya ditelfon tadi, setelah masuk lantas aku segera mencarinya hingga kutemukan seseorang yang tidak banyak mengalami perubahan sekarang ini. Aku tersenyum sebelum menghampirinya dimeja pojok ia memesan meja untuk dua orang.

"Kau masih mengenaliku?"tanya nick membuka pembicaraan
Kujawab dengan tawa kecil sembari menarik kursi didepannya dan mendudukinya.

"Aku rasa aku tidak memiliki banyak waktu saat ini, aku harus kembali saat jam makan siang berakhir"ucapku mengingat banyak pekerjaan yang tidak bisa kutinggalkan sebagai Supervasior.

"15 menit apa itu cukup?"tanya Nick. Aku melihat arlojiku "aku rasa demikian"ucapku angkat bahu.

"Baiklah karena 15 menit itu waku yang singkat apa aku tetap harus memulainya dengan menanyakan kabarmu terlebih dahulu?"gurau Nick ia terlihat lebih baik dari sebelumnya.

"Ah kau ini membuang-buang waktu saja"gelakku   "tidak itu benar, bagaimana kabarmu setelah satu tahun lamanya kita tidak berjumpa?"tanya Nick

"Seperti yang kau lihat aku baik-baik saja, sekarang aku bekerja sebagai seorang Supervasior jauh bukan dari cita-citaku sebelumnya. Bagaimana kabarmu?"ucapku

"Benarkah? dari mimpi menjadi seorang wedding organizer tapi pada akhirnya kau malah menjadi seorang Supervasior sayang sekali padahal kau memiliki bakat mendesain. Aku baik-baik saja" ucap Nick. Senang bisa kembali bertemu dengannya dalam kondisi baik setelah 3 hari kepergian Lucia ia memilih menenangkan diri ke Rusia hingga kami baru bisa bertemu sekarang ini. Mataku teralihkan pada jari manis Nick yang kosong aku sedikit khawatir ia belum bisa melupakan Lucia.

"Nick, apa kau belum menikah?"tanyaku ragu

Aura wajah pria itu berubah sedih aku seharusnya tidak terburu-buru menanyakan hal ini Lucia baru pergi satu tahun apa tidak masuk akal jika Nick belum bisa melupakannya mereka berpacaran selama 3 tahun tentu tidak semudah itu untuk Nick melupakan Lucia. Kini aku menyesali pertanyaanku padanya apa sekarang aku terlihat seperti gadis yang tak punya hati nurani?

"Kau taukan di Rusia itu ada banyak wanita cantik"ucapku berusaha mencairkan suasana dengan memalingkan kesedihan Nick. Pria itu kembali dengan senyumnya "kau fikir aku ke Rusia untuk mencari pasangan?" Aku tersenyum lega dapat melakukan dengan baik.

"Adis, apa kau masih memiliki waktu? Bisakah kita bertemu kembali. Aku rasa ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu"nada bicara Nick berubah aku tau ada sesuatu yang dipendamnya benakku menduga-duga. Aku melirik arlojiku kedua kalinya "aku rasa kita masih punya 5 menit, apa tidak sebaiknya dikatakan sekarang?"tawarku yang langsung ditolaknya mentah-mentah

"Apa kau begitu sibuk? Sepertinya pembicaraanku akan menyita waktumu 30 menit, lagipula tidak enak membicarakannya disaat kita baru saja bertemu"ucapnya membuatku yakin bahwa ia berniat membicarakan sesuatu yang penting. "Baiklah, kapanpun kau mau bertemu aku akan mengusahakan untuk datang, kau jangan khawatir"ucapku berusaha menyakinkannya bahwa aku akan selalu ada untuk membantunya. Hal yang aneh mulai kurasakan dalam diri Nick, apa yang terjadi padanya setahun terakhir?

Aku melambai sebelum pergi, entah mengapa ia masih ingin tinggal sejak bertemu tadipun tidak ada yang dipesannya bahkan minum sekalipun.

Beloved Crime GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang