Part 3 Chapter 3

51 8 0
                                    


Setelah mendengar kabar dengan segera aku menuju tempat dimana dulunya tuan Luis terbaring disini. Dengan hati gelisah aku terus menyusuri koridor memperhatikan nama ditiap-tiap kamar.

Aku menemukannya diruang ICU

Tanganku mulai menjangkau grendel pintu namun seseorang didalam sana telah mendahuluiku. Kami saling bertukar pandang heran. Tubuhnya sedikit lebih tinggi namun wajah mereka bak pinang dibelah dua. Ganang, Gilang banyak cerita soal saudara kembarnya itu mereka hanya berselisih 3 menit saja ketika persalinan karena itu, terkadang sifat mereka seringkali bertukar.

Aku telah diberitahu bahwa Gilang tengah sakit, tanpa bertanyapun aku tau siapa yang saat ini dihadapanku. Ini kala pertama kami bertemu untuk saat seperti ini belum kutemukan perbedaan diantara pria kembar itu.

"Apa boleh aku melihatnya?"pintaku meski telah kutau Ganang tak mungkin menolaknya tapi apa salahnya menyambut pertemuan dengan sedikit basa basi.

Aku mencuri-curi pandang kedalam kamar, aku belum melihatnya mengintip dari jendelapun rasanya belum puas ketika hanya mendapati sepasang kaki dengan balutan selimut.

"Aku rasa ia membutuhkan seorang teman tapi jangan bangunkan dia, Gilang baru saja tidur dari kemarin ia terus menjamu tamu yang datang"pesan Ganang

Aku mengangguk dan lantas masuk ketika Ganang membuka jalan, ia begitu peduli dengan kesehatan kakaknya.

"Kaulah orang yang menghilang dikantor, aku merindukanmu Gilang"ucapku pelan tak ingin membangunkannya meski saat ini aku ingin sekali melihatnya tersenyum.

Aku memandangnya sedih terutama pada infus yang menjalari lengannya pemandangan seperti ini sudah tak asing lagi untukku. Sengaja tisu kubiarkan didalam mobil karena aku sudah berjanji tidak akan mengangisinya.

"Lekaslah sembuh"ucapku menghela nafas, pandanganku teralihkan pada jendela kaca dengan sepasang horden yang terbuka aku melangkah mendekat.

Mataku bertautan sepersekian detik aktivitas kota yang ramai kendaraan yang lalu lalang serta orang-orang yang diangkutnya dengan kendaraan umum. Terkadang aku merasa lelah. pergi menyambut matahari dan pulang menyambut bulan sepanjang hari, aku tidak memperhatikan diriku sendiri begitu mencintai karier yang tak mencintaiku, karena Gilang dan Lucia mengingatkanku seseorang butuh jedaan waktu.

Jika sebuah acara film selalu meluangkan jeda untuk iklan, kenapa tidak untuk sebuah pekerjaan~

Beloved Crime GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang