Part 2 Chapter 3

51 12 3
                                    

Nick tertawa kecil sebelum menenggak beberapa tegukan air mineral "aku kira supervasior seperti dirimu akan jauh lebih pintar dariku"ucapnya terkekeh nada bicaranya memberitahu ia tengah meremehkanku.

"Apa maksudmu?"gertakku kasar

"Saat di Rusia aku menghabiskan waktu sendiri untuk merenung mencoba membuang semua firasat anehku, dan melupakan semua tentang Lucia, tapi hati kecilku tak bisa terus kupungkiri aku belajar beberapa bulan mengenai kasus kriminal disana dan saat itu aku yakin bahwa ada yang aneh mengenai tewasnya Lucia sejak saat itu aku kembali ke indonesia dan memutuskan mengajukan kembali penyelidikan mengenai kasus ini, syukurlah aku bertemu mereka dan dapat turun langsung untuk bekerja sama"jelas Nick dengan detail

Aku menggeleng-geleng "kau tak punya wewenang, bagaimana bisa kau buktikan Lucia mati terbunuh"ucapku menahan tangis

"Kau memang benar nona Adis, tapi maaf sebelumnya ada satu kekuasaan yang memperbolehkan jika kerabat korban ikut bekerja sama dengan pihak yang berwajib meski tak memiliki wewenang, karena kami adalah penyelidik kasus kriminal siapapun bisa melibatkan diri karena ini menyangkut kemanusiaan. Kau tenang saja, banyak bukti yang kami miliki setelah melakukan survei tempat kejadian setahun terakhir dan benar sesuai firasat Nick itu semua menjurus pada jejak pembunuhan"jelas john. Aku hanya bisa terdiam berkuat agar tak menjatuhkan air mata.

"Apa dugaanku salah bahwa kau yang memberitahu hal ini pada Leah?"ucapku tetap berfikir Nick tak mungkin melakukan hal ini ayah Lucia sempat menjadi calon ayah mertuanya rasanya tak mungkin jika ia yang membuat ayah Lucia mengalami serangan jantung setelah mendengar kabar buruk yang begitu mendadak.

"Aku memang melakukannya tapi aku memberitahu hal ini lewat Leah aku tak menyangka hal itu membuat tuan Luis sampai jatuh sakit"ucap Nick yang membuatku murka itu bukan alasan yang pantas untuk diterima.

"Kenapa kau memberitahunya? Tidak bisakah kau menunggu sampai waktu yang tepat. Kau tau karenamu sekarang beliau berada diambang kematian. Apa tidak cukup bagimu kehilangan seseorang yang berharga?"Teriakku hingga mengarahkan semua pandangan kearahku, air mataku mengalir deras dengan segera kuraih ponsel dan beranjak pergi.

Nick menyusulku ia membalikan tubuhku hanya dengan menarik pergelangan tanganku, aku berusaha terlepas darinya sekuat mungkin.
"Berhenti membuatku gila karenamu dengan semua ini, jangan pernah libatkan aku pada kematian Lucia karena aku sudah muak dengan gadis itu"isakku begitu kasar aku tak tau lagi harus merasakan apa yang aku rasakan hanya rasa sakit yang terus berkelanjutan aku begitu merindukan sahabat lamaku itu.

"Bukankah dia adalah sahabatmu, datanglah agar membuatnya tenang disana"ucap Nick lalu pergi meninggalkanku.

Aku kembali menangisinya untuk kesekian kalinya~

Beloved Crime GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang