3. Teman baru

26.8K 1.4K 8
                                    

"Demi Allah dan RasulNya, bukan Dana yang melakukannya, pa"

Eksekutif muda itu hampir mencapai puncak kemarahan. Namun sebisa mungkin ia mengendalikan emosinya pada Papanya. Beberapa kali ia menghembus nafas pendek mengambil pasokan oksigen karena situasi ini membuat nafasnya tercekat. Entah sumpah apa lagi yang harus ia lontarkan jika dengan menyebut nama Tuhan saja papa masih belum percaya padanya.

"Jangan bawa nama Tuhan atas perbuatan tak bermoral kamu pada Sarah!" nada suara papa meninggi.

"Dana membawa nama Tuhan atas sebuah kebenaran. bukan kebohongan" kalimatnya terdengar mantap namun berusaha tetap hormat pada Pria bertubuh besar dan berkulit putih dihadapannya.
"Bukan Dana yang menghamili Sarah" Dana bersih keras membela dirinya atas tuduhan orangtuanya sendiri.

"Lalu apa kamu bisa mencari jawaban atas ini" Papa menaruh benda pipih berwarna putih berukuran sekitar 10 centi di meja tepat dihadapan Dana. Pandangan Dana mengarah pada benda tersebut. awalnya ia tak tahu benda apa itu. tapi ia seperti pernah melihatnya di televisi atau bahkan di internet. Setelah ia tahu benda itu, ini pertama kalinya Dana melihat benda itu secara langsung. hasil tespack memperlihatkan dua garis merah dipermukaannya. Apakah itu artinya Sarah benar benar positif hamil? mustahil. Dana tidak merasa melakukan perbuatan bejad itu pada wanita--yang sudah dua minggu ini menjadi mantan kekasihnya--Sarah.

"Baik. Dana  bisa buktikan bahwa janin dalam rahim Sarah itu bukan darah daging Dana" janji Dana semakin mantap tiap kata yang ia lontarkan.

"Papa tunggu kabar baik itu. secepatnya" nada bicara papa menyeramkan melebihi seekor ular yang bersiap melilit mangsanya untuk dimakan. Sorot matanya membunuh, tapi Dana yakin tersirat kepedulian yang besar disana.

"Lagipula, Dana sudah putus dengan Sarah dua minggu lalu. Kami putus secara baik baik. Apa papa tidak menaruh curiga? setelah putus,Sarah mengaku hamil atas perbuatan Dana?"

Wajah sosok arogan itu berubah. Rautnya nampak menimang sesuatu. kerutan di dahinya menandakan bahwa pembelaan anaknya itu dapat diterima secara logis.

"Dana tidak melakukan perbuatan tak bermoral itu, pa. Wallahi." Dana menatap lembut papa dan mamanya. berusaha menenangkan mereka. "Akal sehat Dana masih berfungsi dengan sangat baik. Dana takut melakukan perbuatan yang dimurkai Allah. Dana takut akan azab Allah"

Papa menarik nafas dalam dalam lalu menepuk pundak anak sulungnya itu. "Maafkan papa. Papa hanya ingin kamu membuktikan benda ini" mata papa mengarah pada testpack "murni bukan perbuatanmu, nak" panggilan 'nak' dari papa layaknya air sejuk ditengah padang pasir. Menyejukan dan menyegarkan. rangkaian tiga huruf syarat akan makna bahwa kasih sayang papa pada Dana begitu besar.

"Hidup bukan hanya sekedar dalam ruang lingkup hubungan antara manusia terhadap Tuhannya atau kamu biasa menyebut Habluminnallah tapi juga terhadap manusia yang lainnya yakni Habluminannas. Setelah kamu meyakini bahwa kamu tidak melakukan perbuatan itu, selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah membuktikan pada papa dan mama" Dana mengangguk paham. mendengar baik baik segala titah papa. "ini membawa nama baik keluarga kita dan hubungan baik dengan saudara juga orang lain. itu yang dinamakan Habluminannas"

Dana terdiam. Namun hatinya berbicara. Menyebut nyebut nama Allah berulang kali. Berharap setiap nafas yang terhembus pun atas izin dan kehendakNya. Mengharap pamrih padaNya agar Allah senantiasa mengisi relung dihatinya.

"Itulah mengapa sejak awal mama melarangmu berpacaran, nak" akhirnya mama buka suara. setelah suasana kembali hangat. Tidak ada lontaran pembelaan bernada tinggi lagi. Mama menatap hangat Dana.

"Wanita itu rentan terhadap fitnah. itulah mengapa Allah memerintahkan wanita mengenakan hijab. Untuk melindunginya dari pandangan pandangan buruk yang membahayakan dirinya. Wanita itu istimewa. maka kamu juga harus perlakukan mereka dengan istimewa" mama menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Dana lalu ia mengusap puncak kepala pria bermata sayu itu.
"bmBerpacaran bukan perlakuan istimewa. Justru menjerumuskan mereka dalam lembah zina" mama menambahkan.

Cahaya bertasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang