kembar?

34.2K 1.3K 60
                                    


"Sekarang, jujur sama aku. Apa yang kamu sembunyikan?" Tiba tiba saja Dana menghampiri istrinya yang sedang serius meracik resep kue di dapur. Wanita itu menoleh kebingungan.

"Sembunyikan?" Matanya menyipit. "Sembunyikan apa, mas?"

"Kamu yakin tidak menyembunyikan rahasia apapun terhadapku?" Terka Dana sambil bersendekap. Matanya tajam membunuh. Justru semakin membuat Sina terheran heran. Rahasia apa? Bukankah yang hobby menyimpan rahasia itu adalah dia?, pikir Sina.

"Yakin sekali. Memang apa yang sudah kamu temukan, heum?" Tantang Sina. Jadi, suaminya itu mau menguji kejujurannya. Oke baiklah.

"Ini"

Selembar foto landscape yang usang sampai sampai Dana harus meniup permukaannnya agar debu debu disana pergi. Menampakan dua wajah gadis. Gadis pertama, ia yakin sekali bahwa itu istrinya. Tapi setelah melihat gadis satunya, ia menjadi tidak yakin kalau gadis pertama tadi adalah istrinya. Lalu yang mana istri aslinya tersebut?

"Eh, kamu menemukan foto ini dimana, mas? aku cari cari ini loh. Hebat ih, kamu bisa nemuin" alih alih terkejut atau apa, Sina malah kegirangan sambil mengusap ngusap foto tersebut.

"Aku menemukannya terselip diantara tumpukan berkas pernikahan kita" Dana tersadar sesuatu. "Hei, yang ingin aku tanyakan adalah, sejak kapan kamu mempunyai saudara kembar?" Pertanyaan itu justru membuat Sina terhenti dari ekspresi bahagianya. Ia mendongak seraya menaikan satu alisnya.

"Kamu tidak mengenalnya?"

"Mengenali siapa? Keduanya mirip dengan kamu. Bagaimana aku bisa membedakan" Dana mengambil selembar foto usang tersebut. Mengamatinya sekali lagi. Siapa tahu penglihatannya mengalami gangguan. Dan hasilnya nihil. Keduanya bak pinang dibelah dua.

"Sekarang, gunakan feeling atau keyakinanmu" perintah Sina wajahnya serius dan mengarah pada foto "menurut kamu, aku yang mana?"

Ini bencana namanya. Seharusnya ia tidak memberikan foto tersebut pada istrinya. Dan seharusnya dia yang marah tentang identitas sina yang tersembunyi. sekarang jadi dia yang tersudut. Lalu, apa yang harus ia lakukan? Menebaknya dengan asal atau menguras otaknya mencari tahu mana istrinya di dalam foto itu. Bagaimana jika tebakannya salah?

"Kalau aku benar, aku dapat apa?"

Sina memutar bola mata. Selalu seperti ini. Kadang otaknya mendadak amnesia. Selama ini ia menikah dengan seorang pengusaha atau lintah darat, sih? Pamrih sekali.

"Apapun yang kamu inginkan"

Senyum mengembang sempurna di bibir pria itu. Senyum bahagia, layaknya memenangkan undian mobil dari lembaran bungkus kopi. Kira kira seperti itulah gambaran kebahagiaannya.

"Tapi kalau kamu salah, kamu harus menerima resikonya" siapa bilang Sina tidak bisa mengancam balik. Seharusnya setelah ini Dana mengalami penurunan semangat.

"Ayolah sayang. Suamimu ini sedang kalut karena kemunculan foto ini. Aku sedang tidak ingin bermain teka teki dengan kamu" akhirnya Dana menyerah sebelum berperang juga. Ia tahu sekali resiko apa yang akan dialaminya kalau nanti jawabannya salah.

"Tapi aku ingin tahu seberapa jelinya kamu membedakan mana istrimu dan mana yang bukan, mas" kalimat itu perlahan terdengar seperti rengekan manja seorang balita. Kalau sudah begini, Dana bisa apa? Pria itu menarik nafas panjang.

"Baiklah. Tapi aku membatalkan perjanjian tadi. aku tidak sanggup menerima resiko yang akan kamu beri nantinya" ungkap Dana pasrah dan mulai meneliti foto kramat itu. Sedang istrinya menyimpan senyum geli.

"Coba senyum" perintah Dana kemudian mensejajarkan foto tersebut dengan wajah istrinya yang memberi senyum terbaiknya sesuai dengan yang di foto. Semakin kesini, semakin mudah untuk membedakan dua sosok disana. Ada titik titik perbedaan yang nampak dari keduanya. Dari garis wajah mulai nampak perbedaan diantaranya. Lalu perlahan menuju mata yang jika diamati lebih dalam, perbedaannya lebih mencolok.

"Menurutku, kamu yang ini" mata sina mengikuti arah telunjuk Dana yang mengarah pada sosok gadis berjilbab merah. Ia ingin terperangah takjub, tapi tidak jadi. Ia malah merubah rautnya menjadi datar.

"Benar tidak?" Tanya Dana ditibani perasaan sangsi. Apalagi setelah merasakan aura mistis yang terasa dari tatapan istrinya. Semoga saja feeling buruknya salah.

"Sudah berapa lama kita menikah?" Itu bukan jawaban. Melainkan pertanyaan. Dan bukan pertanyaan itu yang Dana harapkan. Tentu saja ini firasat buruk baginya.

"Lima tahun sembilan bulan dua minggu tiga hari" jawaban yang benar. dan jangan salah. Dana punya kelebihan mengingat yang super. Sina mengakui itu.

"Dalam lima tahun kita menikah, dan kamu memilih gadis berjilbab merah itu?" Baiklah, sinyal bahaya sudah menguing nguing di kepala. Bersiap mengeluarkan amunisi untuk menghadapi amarah dari nyonya besar.

"Apa jawabanku salah,ay? Aku merasa di foto itu kamu yang berjilbab merah" mata Dana bergerak gerak berusaha untuk jujur "pertama, garis wajah kalian berbeda. Aku hafal sekali garis wajah istriku tidak seperti ini" ia menunjuk si gadis berjilbab hitam.

"Kedua, kelopak mata kalian yang paling mencolok. Kelopak matamu besar. Tentu saja aku tahu"  jelas Dana merangkum isi otaknya. Ia menarik nafas dan melanjutkan deskripsinya.

"Dan terakhir, ini bagian favouriteku. mustahil  aku tidak mengetahui bagaimana bentuk bibir ranum istriku. Lihatlah" mata Dana mengarah pada foto dan istrinya secara bergantian. "Tidak ada pemilik benda indah ini selain kamu" tiba tiba ada yang mendorong tindakan Dana menyentuh bagian yang disebutnya barusan.

"Dan aku si pemilik mutlak kedua setelah kamu. Tidak ada yang lain" suasana berubah hening. Hanya terdengar detak detak yang tersembunyi di dada. Mencari tahu apa yang terjadi setelah ini. Kedua pasang mata saling bertemu dalam satu garis lurus. Seolah menyambungkan antara keindahan yang satu dengan yang satunya hingga membentuk jembatan penelusur mimpi. Mencari makna makna yang terselip. Dirabanya bibir ranum pink istrinya itu. Namun tidak berlangsung lama karena ada tangan lainya yang menghempasnya perlahan. Yakni tangan Sina. Ditatapnya suaminya itu dengan tatapan aneh.

"Sayangnya jawaban kamu salah, mas" jawaban singkat itu berakhir disertai membalikan badan lalu berjalan melangkah pergi meninggalkan Dana yang mulai detik ini dirundung bahaya perang dunia ketiga.

"WHATSS??" Pekik pria itu tidak percaya.

Sedang Sina yang kini sudah berada di kamar terkekeh geli menuangkan tawa yang sedari tadi ditahannya.

....

Kasian si Dana dikerjain istrinya
Haha...
Yang sabar ya papa muda :3

Seperti biasa. Lagi iseng aja.
Yang menunggu Senja merindu, harap bersabar ya. Sedang diketik ^^V

Cahaya bertasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang