Part 6

1.7K 108 0
                                    

Melody akan dimakamkan siang ini. Rumah Melody sudah penuh dengan saudara dan teman-temannya. Termasuk Jeje, Kinal, Ve, Shania, Dhike, dan Gaby, teman-teman bandnya. Semua orang sedih dan menangisi kepergian Melody.

Melody memang dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. Meskipun sudah terkenal sekalipun, ia tetap low profile. Jadi, banyak orang yang menyayanginya.

Di salah satu sudut halaman rumah Melody, tampak seorang gadis yang sedang tertunduk dan menangis. Ya, siapa lagi kalau bukan Shani?

Pagi ini, ia kabur dari pengawasan kakaknya. Ia sangat ingin melihat Melody, namun Nat melarang. Sebenarnya Nat takut Shani akan disalahkan oleh keluarga Melody. Apalagi setelah melihat sikap Jeje kemarin.

Shani menatap selembar foto di tangannya. Fotonya bersama Melody, saat JKT48 band mengadakan konser beberapa bulan lalu. Ia teringat perjuangannya mengumpulkan uang untuk membeli tiket sendiri, karena pada awalnya Nat menolak untuk membelikan tiket. Lalu, perjuangannya menembus kerumunan fans Melody lainnya demi berfoto bersama.

Saat itu, sikap Melody sangat baik padanya. Ia menanyakan nama dan umur Shani. Ia mau berfoto bersama Shani, dan bahkan bersedia menandatangani cd album JKT48 band milik Shani.

Waktu itu, Jeje juga bersikap baik padanya. Jelas, karena waktu itu Jeje sedang ada di hadapan banyak orang. Dan ia harus menjaga sikap dan imejnya di mata para fans.

Shani menatap foto itu dan menangis tanpa suara.

Ve, yang sedang menatap kosong ke jalanan, tanpa sengaja melihat Shani. Ia menoleh ke arah Jeje. Jeje tidak melihat Shani. Ve lalu menghampiri Kinal.

"Nal, ada Shani," bisik Ve. Kinal yang sedang menunduk lesu, mendongak dan menatap Ve.

"Shani siapa?" tanya Kinal balik. Ve segera menaruh telunjuknya di atas bibir. Ia lalu mengedik pelan ke arah Shani.

"Cewek itu?" tanya Kinal lagi. Ve mengangguk. "Trus mau kamu apa?" lanjut Kinal.

"Jangan sampe Jeje tahu," kata Ve. Kinal melirik Jeje, lalu mengangguk.

"Samperin sama Dhike," kata Kinal. Ve mengangguk.

Kinal lalu berjalan menghampiri Jeje dan mengajak Jeje mengobrol, sementara Ve mengajak Dhike untuk ikut bersamanya.

"Mau kemana Ve?" tanya Dhike.

"Ke sana," jawab Ve sambil menunjuk Shani.

"Siapa cewek itu?" tanya Dhike lagi. Ve berhenti. Dhike tidak ada saat Jeje melabrak Shani semalam.

Dhike belum tahu. Apa harus aku kasih tau? Batin Ve bimbang.

"Ve?" panggil Dhike.

"Dia, salah satu fans Melody," jawab Ve akhirnya. Ia tidak berbohong. Ia tahu Shani memang fans berat Melody. Namun, ia juga tak mengatakan bahwa Shani penyebab kematian Melody. Yang tahu tentang Shani hanya dirinya, Kinal, dan Jeje. Mereka memang akan memberi tahu member JKT48 band lainnya, namun nanti saat waktunya tepat.

"Shani," panggil Ve sambil berjongkok di hadapan Shani. Shani mendongak.

"Kak Ve," kata Shani lirih. Ia lalu menatap Dhike.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Ve.

"A ... aku mau liat Kak Melody," jawab Shani.

"Kamu sendiri? Mana kakakmu?"

"Aku ... kabur dari rumah. Kak Nat ...  Kak Nat nggak ngebolehin aku ke sini."

"Harusnya kamu nggak bikin kakakmu khawatir," kata Ve. Ia mengusap rambut Shani. Dhike ikut berjongkok di samping Ve.

Karena Kita Semuanya Team | JKT48 Band&Shani [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang