Part 29

1.2K 77 20
                                    

Farish dan Frieska beserta Boby dan Anin. Lalu Shania, Ve, Kinal, Gaby, Dhike, dan Jeje.

Nat dan Gracia juga kelihatan sama terkejutnya. Apalagi Saktia yang berdiri di hadapan mereka.
Tapi Mario menyapa keempat putrinya dengan nada gembira seolah tak terjadi apa-apa.

"A ...." Shani tak sanggup berkata-kata dan terduduk lemas di sofa. Mario langsung menghampiri dan berjongkok di hadapannya.

"Pa ... a ... apa ... apa ... Papa ...," racau Shani.

"Ssstt, biar Papa jelasin," Mario memotong kata-kata Shani. Mario menatap keempat putrinya bergantian.

"Kalian inget Mama kalian pernah bilang kalo dia punya adik perempuan?" tanya Mario. Shani, Gracia, dan Saktia mengangguk. Nat diam.

"Adik ... adik perempuan Mama kalian itu ... Tante Frieska," kata Mario. Shani, Gracia, dan Saktia kelihatan terkejut.

"Be ... bener Pa?" tanya Gracia tak yakin. Mario mengangguk mantap. Shani, Saktia, dan Gracia menatap Frieska. Frieska mengangguk membenarkan.

"Kalian mungkin lupa, tapi Nat inget," kata Frieska. Saktia, Gracia, dan Shani langsung menatap Nat.

"Kak Nat ... Kakak kenapa nggak bilang?" tanya Gracia. Nat menghela nafas.

"Kakak nggak sanggup," jawabnya pelan sambil menunduk.

"Nggak sanggup kenapa?" tanya Gracia menuntut penjelasan.

"Kakak ...." Nat menggeleng keras.

"Harusnya nggak kayak gini," gumamnya.

"Maksud Kakak apa?" tanya Gracia lagi. Mario menyentuh tangan Gracia.

"Biar Papa yang cerita," kata Mario.

"Nggak!" seru Nat gusar. "Papa pasti bakal belain mereka. Papa nggak ngerti apa yang Nat rasain!" Ia lalu menatap Gracia dan mulai berbicara.

"Mama meninggal. Mama ... Kejadiannya hampir sama kayak Shani. Tapi ini ...," Nat berhenti sejenak, lalu kembali berbicara. Kali ini dengan lebih tenang.

***

Siang itu, Thalia akan pergi jalan-jalan bersama putri dan dua keponakannya, Nat, Melody, dan Shania. Mereka jalan-jalan di salah satu distrik belanja di pusat kota.

Acara jalan-jalan itu berlangsung menyenangkan, sampai mereka berjalan keluar dari sebuah toko mainan.

Melody yang baru saja dibelikan sebuah mainan baru mendadak panik saat mainan itu terlepas dari tangannya dan jatuh menggelinding ke jalanan. Melody, saat itu 8 tahun, langsung berlari ke jalan untuk mengambil mainannya.

Thalia menyadari keponakannya dalam bahaya saat sebuah mobil melintas dengan kecepatan di atas rata-rata dari ujung jalan itu. Ia berlari ke arah Melody tepat saat mobil itu melintas dan berhasil mendorong Melody ke trotoar. Namun sayang, Thalia harus mengorbankan kesadarannya untuk itu.

Mario sama sekali tak menyalahkan Melody atau siapapun atas kecelakaan itu. Sebab dokter mengatakan masih ada harapan untuk Thalia bangun dari komanya. Tapi, meskipun begitu, hubungan mereka semakin merenggang. Sampai akhirnya mereka tak lagi berhubungan. Mario bahkan tak tahu kalau keluarga Melody sempat pindah ke Kalimantan.

Thalia sadar dari tidur panjangnya setelah hampir 2 tahun. Mario merasa lega, tapi ia terlalu cepat puas. Thalia divonis kanker beberapa bulan setelah itu. Benturan yang Thalia alami saat kecelakaan entah bagaimana membuat ia menderita kanker otak.

Thalia bertahan selama beberapa tahun demi keempat putrinya. Tapi kemudian, ia sudah kalah dari penyakitnya. Thalia meninggal saat Shani baru masuk SMP. Keadaan keluarga mereka menjadi buruk. Lalu Mario kabur, dan keadaan bertambah buruk.

Karena Kita Semuanya Team | JKT48 Band&Shani [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang