Part 16

1.2K 74 1
                                    

Tak lama, seorang pria dengan tubuh tegap dan berisi masuk ke ruang makan. Ia tersenyum lebar saat melihat siapa yang duduk di sana.

"Pa ... Papa," panggil Shani lirih. Sementara Gracia langsung bangkit dan berlari memeluk pria itu. Pria itu juga balas memeluk dan mencium ujung kepala Gracia.

"Gracia ...," bisik pria itu.

"Mario, apa kamu cuman kangen sama Gracia? Inget, Gracia masih punya tiga kakak," kata Naomi saat merasa bahwa Mario dan Gracia sudah berpelukan terlalu lama.

Mario tersenyum pada Naomi. Ia lalu melepaskan Gracia dan membuka lengannya. Shani dan Saktia langsung berhamburan memeluknya, sementara Nat malu-malu menghampiri Mario.

"I miss you, Pa," bisik Nat.

"I miss you to, my sweetheart," balas Mario. Mereka berpelukan cukup lama, sampai-sampai Naomi dan para pelayan merasa canggung.

"Ehmm," Naomi berdeham mengingatkan. Mario melepaskan pelukan putri-putrinya dengan enggan.

"Ayo, duduk. Papa rindu makan bersama kalian," ajak Mario. Keempat putrinya mengangguk serempak. Mereka lalu duduk di tempat masing-masing.

Setelah Mario memimpin doa, hal yang selalu mereka lakukan saat makan bersama, mereka mulai menyantap makanan yang tersedia.

"Cobain ini deh, enak," saran Naomi sambil menunjuk salah satu makanan di atas meja.

"Kayaknya semuanya enak Tan," sahut Saktia. Matanya berkilat melihat berbagai macam hidangan yang tersedia di atas meja.

"Kamu boleh makan semuanya, Via," kata Mario dari ujung meja.

"Ah, Papa .... Kalo cewek mana boleh makan banyak-banyak," ujar Saktia.

"Loh? Emang kenapa?" tanya Mario agak terkejut.

"Mereka takut gendut, Mar," jawab Naomi. Mario terkekeh.

"Emang kenapa kalo gendut? Papa tetep sayang kok," katanya.

"Ihh, Papa. Aku tahu Papa bakal selalu sayang sama kita apapun keadaannya, tapi cowok lain?" jawab Saktia.

"Emang masih perlu cowok lain kalo ada Papa?" tanya Mario menggoda.

"Bukan gitu Paaaa ...," gerutu Saktia dengan nada manja. Semua orang tertawa.

"Eh, tapi Kak Nat gendut juga masih ada yang suka kok," kata Saktia lagi. Mario menghentikan suapannya.

"Nat? Kamu punya pacar?" tanya Mario penuh selidik.

"Eh ...." Nat sibuk mencari jawaban atas pertanyaan tak terduga dari Papanya itu.

'Wajar kan Mar kalo Nat punya pacar. Dia udah gede, cantik, anggun pula," sahut Naomi. Tapi Mario tidak mempedulikan jawaban Naomi.

"Nat, jujur ke Papa. Kamu punya pacar?" ulang Mario.

Di bawah meja, Gracia menendang kaki Saktia yang duduk di hadapannya. Saktia mendelik, namun Gracia balas melotot. Ia melirik Nat yang masih kebingungan, lalu memberikan pandangan ini-salah-kakak pada Saktia.

"Pa ...," Shani memanggil pelan. Namun perhatian Mario masih dicurahkan pada Nat sepenuhnya.

"Pa, Kak Nat nggak punya pacar kok. Mana sempet dia pacaran sementara dia harus kuliah dan ngurusin kami," kata Shani lugas. Kini Mario menatap Shani.

'Bener juga kata kamu, Shan," gumam Mario mengiyakan. Sementara Nat melemparkan tatapan penuh terimakasih pada Shani.

"Oh ya, Tan, Sinka mana?" tanya Gracia mengalihkan pembicaraan.

Karena Kita Semuanya Team | JKT48 Band&Shani [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang