Part 2

3.3K 135 4
                                    

Shani terlonjak dan berbalik. Elaine dan Manda cengar-cengir di hadapannya.

"Kalian ngagetin aja," ujar Shani, kesal.

"Habisnya, kamu serius banget," jawab Elaine.

"Shani tadi tuh marah, Ci. Muka dia kan flat, jadi marah, serius, sama ngelamun nggak ada bedanya," sahut Manda. Elaine tertawa, Shani memonyongkan bibirnya.

"Eh, eh, nggak boleh monyong-monyong gitu. Cuma Ci Ilen yang pantes," ujar Manda lagi. Kini gantian Shani yang tertawa.

"Ini mulainya jam dua kan? Sekarang udah hampir jam tiga loh," ujar Elaine mengalihkan pembicaraan.

"Telat mereka, macet," jawab Shani, spontan. Elaine dan Manda menatapnya.

"Tau dari mana?" tanya Elaine.

"Eh, anu, itu ..., nebak aja. Tadi aku juga kena macet kok." jawab Shani. Manda menaikkan alis, tak percaya.

"Bohong ya?" todong Manda. Shani menggeleng dan memasang wajah polosnya.

"Enggak kok. Jujur. Serius," jawab Shani lagi. Elaine dan Manda saling melemparkan tatapan tak percaya, tapi keduanya tak berkata apa-apa.

Tiba-tiba keadaan mall yang sudah ramai semakin berisik. Ternyata JKT48 Band sudah tiba dan sedang dikawal masuk. Elaine, Manda, dan Shani terdorong oleh kerumunan orang. Apalagi JKT48 Band berjalan di dekat tempat mereka berdiri.

Shani menyembunyikan hembusan nafasnya, lega. Ia baru akan tersenyum ketika matanya bertatapan dengan Jeje. Jeje sedikit melotot padanya, dan refleks, Shani balas melotot. Jeje terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun tidak bisa karena sudah digiring menjauh.

***

Penampilan JKT48 Band berjalan lancar. Mereka membawakan 3 lagu. Elaine dan Manda sangat menikmati acara itu, namun tidak dengan Shani. Karena Manda adalah wotagrapher, mereka bertiga berdiri di barisan penonton paling depan. Berkali-kali mata Jeje dan Shani bertatapan, berkali-kali pula mereka saling melotot satu sama lain.

Saat ini mereka bertiga sedang makan di salah satu cafe di Lippo mall. Manda asyik melihat hasil jepretannya, Elaine sibuk dengan smartphonenya, sementara Shani hanya bengong.

"Eh, tadi Jeje enerjik banget ya? Liat nih, fotonya keren-keren," ujar Manda memecahkannya keheningan. Ia menunjukkan beberapa foto Jeje di kameranya.

,"Kalo soal hasil fotonya sih, itu kamu yang jago, Man," sahut Shani tanpa melihat foto Jeje.

"Tapi Jeje emang keren banget, kok," tambah Elaine.

"Nggak salah dehh, aku ngoshiin dia," ujar Manda sambil tersenyum bangga. Elaine mengacungkan dua jempolnya, Shani hanya tersenyum tipis. Namun, diam-diam ia menunjukkan muka muak pada pembicaraan mereka, lebih-lebih pada Jeje.

"Liat dong foto-fotonya," pinta Elaine. Manda memberikan kameranya pada Elaine.

Elaine terus menggeser foto-foto yang ada di kamera Manda. Sampai, ia menemukan satu foto Jeje yang membuatnya terkejut.

"Eh liat ini deh," ujar Elaine pada kedua sahabatnya. Ia menunjukkan foto tersebut. Manda dan Shani sama-sama terperangah.

Foto yang ditunjukkan Elaine adalah foto Jeje, yang sedang menggebuk drum dengan kuat, sambil melotot pada sesuatu -atau seseorang-. Mata Jeje seperti hampir meloncat keluar.

Saking seriusnya mereka melihat foto itu, mereka tak menyadari ada seseorang di belakang mereka yang juga ikut melihat foto tersebut. Orang itu melongokkan kepalanya dari atas bahu Manda.

"Wah!" seru orang itu sambil bertepuk tangan.

Elaine hampir saja menjatuhkan kamera Manda, Manda mendongakkan kepala sehingga membentur tubuh orang itu, dan Shani tangannya terbentur bagian bawah meja.

"Gre! Ngagetin tau nggak?!" seru Elaine pada orang itu. Ternyata Gracia, kembaran Shani. Gracia hanya tertawa.

"Lagian kamu ngapain ke sini, sih? Katanya ada urusan lain?" tanya Shani juga, kesal. Gracia masih tertawa. Manda, Elaine, dan Shani menatap Gracia kesal.

"Sorry, sorry. Habisnya kalian ngeliatin kameranya gitu banget. Sampe nggak sadar kalo disamperin bidadari," ujar Gracia penuh percaya diri. Elaine memonyongkan bibirnya, Shani berpura-pura muntah, sementara Manda menyoraki Gracia.

"Acaranya udah selesai? Kok kamu belum pulang?" tanya Gracia pada Shani.

"Kamu sendiri ngapain disini?" tanya Shani balik. Gracia menunjuk kerumunan cewek yang duduk di sudut cafe.

"Aku kerja kelompok disitu," kata Gracia menjelaskan.

"Kerja kelompok kok di kafe," cibir Shani.

"Brisik aja sih. Yang penting kan kerja," sahut Gracia. Shani memeletkan lidahnya.

"Gre! Udah jadi nih! Mau digimanain lagi?!" seru Hanna, salah satu teman Gracia.

"Oke! Tunggu dulu!" seru Gracia balik.

Ia lalu menatap Shani. 

"Tar ketemu di rumah. Ada yang mau aku omongin," kata Gracia, lalu berjalan kembali ke teman-temannya.

Karena Kita Semuanya Team | JKT48 Band&Shani [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang