eight

4.6K 390 6
                                    

"Dave? Dave? DAVE!" teriak Justin akhirnya.

"Hn" jawab Dave yang tersadar dari lamunannya.

"Apa yang kau lamunkan, sih? Apa kau masih memikirkan kejadian di atap tadi?" tanya Justin.

"Hn" jawab Dave, "entah kenapa, aku jadi merasa bersalah padanya karena sebelumnya aku sudah berbicara kasar tentang dia"

"Apa kau pikir kesembuhan kakakmu itu berkat Ellen? Sadarlah Dave, itu tak mungkin."kata Joey.

"Tapi, dari kejadian sebelumnya-sebelumnya, rasanya tak aneh jika ia juga bisa melakukan ini" ujar Dave tak mau kalah.

"Jangan bodoh, Dave, Dia itu kan hanya membawa malapetaka sejak ia datang ke kota ini, kejadian aneh selalu saja ada. Mana mungkin dia bisa melakukan hal baik seperti itu."balas Joey.

Dave yang mendengar ucapan Joey merasa marah, ia telah menyiapkan tinjunya jika Joey berani berbicara lebih dari ini.

"hei, hei, hentikan." Lerai Arsen.

"Hey, dari pada kalian ribut-ribut seperti itu, lebih baik kalian dengarkan aku" ucapan Justin menarik perhatian dari teman-temannya.

"Jangan katakan kalau kau mau melakukan hal seperti itu lagi" kata Chris curiga.

"Eh, sebenarnya aku memang bermaksud melakukan hal itu lagi." Kata Justin seraya tersenyum.

"A..apa maksudnya 'hal itu'?" tanya Aria.

"O..iya, waktu itu, Aria sedang sakit, makanya kau tidak tahu" ujar Gabriell.

"Yang Justin maksud itu, sejenis uji nyali. Sebelumnya kita pernah pergi ke kuil dekat rumahnya malam-malam, dan waktu itu kami berlari-lari sepanjang malam hanya karena seekor kucing yang kami kira hantu." Cerita Arsen, jika mengingat kejadian itu, Arsen merasa benar-benar ingin membunuh Justin.

"Kali ini kau mau dimana, Justin?" tanya Lee antusias.

"Di sini... di sekolah..."

DAVE POV's

Setelah mendengarkan rencana Naruto, aku memutuskan untuk pulang ke rumah.

Namun, saat perjalanan pulang secara tak sengaja aku melihat gadis bernama Ellen.

Ia sedang berjalan sendirian. Ia memandang lurus ke depan dengan mata emeraldnya, rambutnya yang panjang bergoyang setiap kali ia bergerak. Dan lagi, sesuatu yang tak pernah lepas dari dirinya jika kita mengingatnya, penampilannya yang selalu terlihat gelap. Kali ini ia memakai gaun berlengan panjang yang berenda putih. Ia mengenakkan bando hitam berenda putih yang sesuai dengan pakaiannya, ia juga mengenakan stocking hitam dan sepatu boot berwarna hitam dengan pita putih. Penampilannya tak kalah gothic dari pada waktu itu. Waktu ia datang ke minimarket tempatku bekerja. Ia membawa beberapa tangkai bunga berwarna putih.

"Apa dia menyukai bunga?" pikirku.

Aku mengikuti setiap langkah gadis itu, sepertinya ia sudah teribiasa berjalan cepat. Aku sama sekali tak dapat menebak apa yang dipikirkan gadis itu saat ini.

Ia masuk ke dalam sebuah toko yang menjual barang-barang antik. Aku menunggunya di luar, beberapa menit kemudian ia keluar dengan menggunakkan sebuah kalung yang aneh, sepertinya kalung itu dapat berbunyi jika ditiup, tapi buat apa benda itu.

Aku kembali mengikutinya, aku ragu apa ia benar-benar tak menyadari kehadiranku.

.

Saat ini kami telah sampai di Holly Crown, ini adalah satu-satunya kuburan di kota kecil ini. Aku sedikit bergidik saat memasuki tempat ini. Tempat ini begitu sunyi dan tenang, tak ada yang berani mengusik orang-orang yang berbaring di tanah ini.

"A..Apa yang ia lakukan di tempat seperti ini?" tanyaku dalam hati.

Dark GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang