twelve

4.2K 387 0
                                    

DAVE POV's

Aku tak pernah menyangka sebelumnya kalau ternyata bibinya Ellen adalah bibi Lauren.

Bibi Lauren adalah pemilik minimarket tempat kami bekerja. Pemilik sebelumnya telah meninggalkan kota ini beberapa bulan yang lalu, dan saat itulah bibi Lauren membeli minimarket ini dan mulai menjalankan usahanya.

Selain itu, sepertinya Ellen berasal dari keluarga bangsawan, aku memang tak pernah menyadarinya hingga sekarang. Aku mulai menyadarinya saat bibi Lauren mengatakannya.

Rumah ini sangat luas, bahkan saat kami memasuki gerbang, kami dapat melihat berbagai macam bunga di halamannya. Di dalam rumahnya terdapat berbagai benda dengan ornamen-ornamen yang sangat indah. Lantainya terbuat dari kayu dan terdapat tempat perapian yang membuat udara di dalamnya menjadi hangat meskipun sedang musim dingin.

End DAVE POV

"Jadi, kalian itu teman sekolahnya Ellen?" tanya Lauren seraya menyuguhkan teh kepada tamu-tamunya itu.

"Iya, mungkin dapat di katakan begitu. Tapi, aku tak menyangka kalau bibi Lauren adalah bibinya Ellen." Kata Dave.

"Lalu, apa yang membuat kalian datang kesini?"

"Sebenarnya kami ingin mengetahui tentang Ellen."jawab Justin tanpa berpikir panjang.

Lauren tampak agak terkejut, tapi tak lama kemudian ia tersenyum dengan raut wajah sedih,

"Mmm.. kalian ingin lebih mengenalnya, ya? Baiklah, aku mengerti. Akan aku ceritakan..." Lauren memulai ceritanya.

"Semuanya berawal dari kejadian itu, kejadian dimana kedua orang tuanya tewas pada kecelakaan pesawat..."

Flashback..

Lauren POV

"Aku sudah memperingatkan mereka, kan.."

Aku sangat terkejut mendengar Ellen mengatakan hal itu, terlebih lagi ia mengatakannya dengan datar dan tanpa beban sedikitpun.

Keesokan harinya tubuh kedua orang tuanya ditemukan secara mengenaskan.

Mata mereka terbuka lebar, mereka tampak seperti telah melihat sesuatu yang sangat mengerikan.

Pada hari itu juga mereka di makamkan, aku dan Ellen datang ke pemakaman itu. Semua orang yang berada disana menghibur Ellen. Namun, dimataku ia sama sekali tak terlihat sedih, tak ada setetes air matapun keluar dari matanya. Wajahnya datar, tatapannya kosong, aku sama sekali tak dapat mengerti pikirannya. Ia bahkan sama sekali tak bereaksi saat orang yang berbicara dengannya, ia terlihat hanya berdiri seorang diri.

Sejak saat itu aku terus merawat dia, ia telah berubah. Tak ada lagi tawa di wajahnya. Setelah pemakaman itu, ia selalu mengenakan pakaian hitam.

"Ellen, kenapa kau selalu memakai pakaian hitam." Tanyaku dengan lembut, "Apa kau tahu? Hitam itu melambangkan rasa duka."

Gadis kecil itu mengangguk pelan dan berkata lirih,

"Karena aku selalu berduka atas kekosonganku."

Saat itu, aku mengira bahwa yang dimaksud olehnya adalah orang tuanya yang sudah meninggal.

Namun, akhirnya aku sadar, 'kekosongan' itu bukan karena kedua orang tuanya yang sudah meninggal, melainkan karena orang yang paling ia sayangi tidak percaya padanya.

Setelah menyadari hal itu, aku mulai sedikit mengerti tentang dia.

End Lauren POV

End Flashback

Dark GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang