"Ada apa dengannya?"batinku.
Setelah berjalan-jalan, sorenya kami kembali ke hotel. Teman-temanku kembali ke kamar mereka, sedangkan aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar hotel.
Aku terus berjalan tanpa mengetahui arah yang dituju. Saat sadar, aku sudah berada di danau Thysia, danau ini seperti danau yang berada di mimpiku.
Perasaanku menjadi tak enak saat mengingat mimpi itu, aku berlari menuju hotel. Aku merasa seakan pohon-pohon ini berusaha menahanku, seakan mereka tak ingin aku menjauh dari danau itu.
"Wah, wah, apa yang membuatmu begitu takut, cenayang? Bukankah kau sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini?" kata seseorang.
Orang itu keluar dari balik salah satu pohon itu, ia berjalan menghampiriku. Aku tak dapat mengenalinya, hanya saja aku merasa pernah mendengar suaranya. Wajahnya tertutup oleh bayangan-bayangan pohon.
"Hei, apa kau sudah lupa padaku, Gabriell?".
Orang itu sudah berdiri tepat dihadapanku, "Kau.." mataku terbelalak, aku tak menyangka akan bertemu dengannya lagi.
"Apa yang kau lakukan disini, Petter?" tanyaku dingin.
"Wah, kau dingin sekali. Padahal aku datang untuk memberimu sesuatu." Kata pemuda bernama Petter itu.
"Ambilah!" pemuda itu melempar sesuatu kearahku.
"Apa ini?" tanyaku lagi,
pemuda berambut blonde itu menghela nafas "Hah, nanti kau juga tahu. Sudah dulu,ya, cenayang." Ujar pemuda itu seraya berbalik dan melambaikan tangannya.
.
Aku berjalan kembali ke hotel dengan gontai, berbagai kejadian yang tak aku harapkan terjadi hari ini.
"Ini benar-benar hari yang buruk" pikirku.
Aku menghela nafas setiap mengingat kejadian hari ini. Terlibih lagi aku tak tahu kenapa ia memberiku ini.
Benda yang diberikan oleh pemuda tadi adalah sebuah belati berwarna putih dengan ukiran emas diatasnya. Walaupun terlihat indah, dimataku belati ini tetap saja mengerikan.
Aku tak banyak berbicara saat berkumpul dengan yang lainnya, aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.
"Gabriell, apa kau sakit?" tanya gadis berambut blonde itu.
"A..aku tak apa. Aku ingin kembali ke kamarku." Kataku seraya berjalan menuju kamar.
Aku membuka pintu coklat dengan nomor 303, hal pertama yang kulihat adalah gadis itu, ia terus menerus melihat keluar jendela. Saat menyadari kehadiranku, gadis itu menatapku sesaat lalu kembali menatap keluar jendela. Aku terlalu lelah untuk memikirkan tindakan anehnya itu.
Sebelum terlelap, aku dapat mendengar Ellen menggumankan sesuatu,
"Pertunjukkan akan dimulai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Girl
Mystery / ThrillerGenre : Superanatural, Misteri/Thriller, Romance Rated : T