P R O L O G

31.4K 784 2
                                    

Aku asik mengamati pergerakannya.

"Woyy!! Ngelamun aja!!"seru Sara mengagetkanku. Aku sontak menyemburkan jus yang kuminum.

BRUSH!

"Owh! Menjijikan! Aku mau kencan, Ashley!!"jerit Sara kesal.

Aku hanya terkekeh.

"Maafkan aku, kau yang mengagetkanku! Jadi bukan salahku saja"balasku santai.

"Tapi, gimana penampilanku nanti? Kan jadi rusak!! Lagian, what's going on? Tumben kau melamun"tanya Sara.

Aku gelagapan menjawabnya.

"I--itu, i--itu--"

Sara memutar kepalanya. Ia menatap dalam pemuda yang kulamunkan tadi. Senyum devil terpasang diwajahnya.

"Apakah dia?"tanya Sara, menunjuk pria itu.

Aku menunduk malu.

"Ah ayolah Ashley! Tak usah malu! Aku tau segalanya tentangmu!"ujar Sara, menoel pipiku.

"Cukup Sara! Aku malu!"seruku tetap menunduk.

"Siapa dia?"tanya Sara, keponya mulai kumat.

"Dia CEO kita, Sara Alana Lauver"jelasku menekankan nama Sara.

"CEO kita? Bukankah Mr. Will?"tanya Sara.

"Jabatannya Mr. Will udah diserahkan sama anaknya, tuh, namanya Arya!"jelasku.

"Ohh, maaf aku gatau. Ga terlalu penting lagi"jawab Sara enteng.

"Hehh, Sara, Sara! Eh, kau tak pergi? Ini udah jam setengah 7 loh"ingatku.

"Oh ya, byeee! Pasti Dimas udah nunggu! See youu"pamit Sara, lalu mengecup kedua pipiku. Berlari meninggalkanku di lobby kantor. Memang sudah waktunya jam pulang sekarang.

"Emhh, Ashley, kau ikut Mr. Jafar rapat dewan direksi kan?"ingat Sisil, temanku yang bekerja di bagian resepsionis.

"Oh iya, maaf! Aku lupa, aku naik dulu ya"seruku panik, segera berlari ke lift.

***

"Kau selalu lupa jadwalmu Ashley!"seru Mr. Jafar, kepala direksi bagian keuangan.

Aku menunduk.

"Maafkan aku, Mister. Ini, aku bawakan laporan keuangan bulan lalu"ujarku, menyerahkan setumpuk file didepan mejanya.

Oh ya, aku lupa jelaskan, kalau Mr. Jafar ini adalah sepupu jauhnya Mr. Will, CEO lama perusahaan ini.

"Hehh baiklah. Kau kumaafkan! Ayo cepat, kita sudah ditunggu diruang rapat"seru Mr. Jafar.

Aku membenarkan letak kemeja satin biru donker yang kupakai. Dan rok span hitamku. Membetulkan letak rambut pirangku, agar rapi.

Kuikuti langkah Mr. Jafar menuju ruang rapat. Aku sangat senang, karna ini kali pertama aku akan ikut langsung rapat dengan CEO baru itu. Ya, Arya. Dari pertama melihatnya, hatiku sudah tertambat padanya.

"Jangan melamun. Fokus"ingat Mr. Jafar berbisik. Aku mengangguk dan mulai menulis rangkuman isi rapat.

***

"Ashley, kau sudah pulang sayang?"tanya mama dari arah dapur.

"Ya ma"jawabku, menuju dapur, menemui mama, kukecup pipi putih mama.

"Mama sedang apa di dapur? Ini sudah malam"tanyaku, melirik arlojiku. Sudah jam 22.43. Aku baru saja pulang rapat. Aku lembur.

"Kau pasti capek, ini, mama buatkan coklat panas favoritmu. Duduklah dulu"ujar mama lembut, menggandengku, sambil memegang cangkir berisi coklat panas.

"Trims ma, oh ya, apa papa sudah pulang?"tanyaku.

"Ya, papamu baru pulang tadi. Pesawatnya sempat delay, dan cepatlah tidur, ada yang akan kami bicarakan besok denganmu"ujar mama, mengelus sayang rambut pirangku.

Aku mengernyit bingung.

"Bilang saja langsung ma"ucapku.

"No, besok saja. Tidurlah, bunny"ujar mama tegas. Aku menghela nafasku berat, lalu mengangguk. Kukecup pipi mama dan naik ke kamarku diatas.

Merebahkan badan pegalku di kasur.

Mengambil ponselku di tas. Membuka galeri. Ada beberapa foto Arya yang kuambil secara candid. Aku menyukai wajahnya. Tampan, tak bercacat. Kurasa Tuhan sedang tersenyum bahagia saat memahat wajahnya.

"Apa ya kira-kira yang akan dibicarakan mama?"gumamku bingung.

***

Arya Pov

Kusampirkan jasku di sofa.

"Already home, son?"tanya papi yang muncul tiba-tiba.

"Papi, bikin jantungku mau copot aja. Ya, tadi ada rapat pi. Ada apa, kok papi belum tidur?"tanyaku.

"Papi menunggumu. Tidurlah son. Besok papi mau mengomongkan sesuatu"ujar papi.

"Tentang pernikahan lagi pi? Terserah papi lah"ujarku santai.

"Bukan papi, tapi mamimu. Dia sudah ngotot. Kau lagian sudah cukup umur. Umurmu sudah 29 tahun, son. Kau sudah mapan, sudah bisa berkeluarga. Apalagi yang kau tunggu? Papi dan mami mau menimang cucu darimu!"ujar papi, duduk di sofa disebrangku.

Kuusap wajahku kasar.

"Mami mau menjodohkanmu dengan anak sahabat mami, anak gadisnya sangat cantik dan sopan. Jago masak lagi. Ayolah"ujar mami yang datang tiba-tiba.

"Siapa namanya?"tanyaku menyerah.

"Ashley. Besok kita akan berkunjung ke rumah mereka. Kau akan suka padanya"ujar mami, lalu tersenyum lebar.

Mami terlihat berbeda. Sudah sangat lama tak kulihat mami tersenyum lebar seperti itu.

"Baiklah mi, aku capek. Mau tidur"ujarku.

"Tidurlah"ujar mami lalu menggandeng papi menuju kamar mereka.

***

Ashley Garnetta Leghra. Itu namaku. Umurku, 22 tahun.

Ah ya, apa sudah kuceritakan, bahwa papa adalah seorang bussinessman juga? Papa adalah CEO dari Legh Corp., perusahaan milik keluargaku. Tapi, kenapa aku malah bekerja di Smith Ltd.? Ya, karna, sebelum memegang jabatan sebagai CEO Smith Ltd., aku mau punya pengalaman yang memadai dulu.

Oh, ya, kayanya author udah capek deh ngetik, jadi ceritanya sampe sini dulu ya. Nanti pasti bakal dilanjutin!

***


Hai hai hai, all of my lovely readers!

Nah ketemu lagi di cerita ke-5 aku!

Hope, you all love my stories!

Dan, hargai usaha author bikin cerita dong.

Rajin" lah vote+comment. Karna itu adalah penyemangat buat author!

Oke?? Jadi, kalian mau aku ngelanjutin ini cerita apa ga? Belum masuk serunya sih, tapi kuharap kalian memberi respon positif atas ceritaku, gaes!

Jangan lupa, jadilah pembaca yang baik budiman. Tinggalkan jejak kalian disini, jangan cuma tinggal lewat.

Aku menantikan voments kalian ya!

Yaudah, babayhhh!!

😍😍😙😚😚😌😚😏😚

LOST  IN  LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang