#7

12.9K 449 1
                                    

Satria mengantarkanku kembali ke rumah setelah balik dari Ancol tadi. Kalau bisa jujur, aku sangat menikmati kegiatan kami tadi di Ancol.

"Aku masuk dulu ya"ujarku lembut, mau beranjak masuk.

"Tunggu"tahan Satria.

Aku berbalik.

Cup. Satria mengecup keningku, menbuatku terpaku.

"Selamat malam"ujarnya lembut, mengacak-acak rambutku.

Aku masih terpaku, tanpa kusadari mobilnya sudah menjauh dari rumah.

"Udah puas kencan dengan selingkuhanmu?"pertanyaan tiba-tiba dari Arya membuat hatiku sakit.

"Kamu salah paham. Kami ga kencan, Ya. Dia ngajak aku jalan karna dia tau aku suntuk"jelasku.

"Alah banyak alasan! Suami udah capek di rumah, eh istri malah baru balik ke rumah jam 9 malam? Istri macam apa kamu? Lebih cocok jadi jalang!"bentak Arya.

Hatiku sangat sakit, mendengar caciannya.

"Kau--kenapa kau tega??"isakanku keluar. Aku harus kuat demi suamiku!

"Aku tega? Memang masalah? Toh aku tak mencintaimu? Emang kau mencintaiku? Haha"ejek Arya.

Aku mengepalkan tanganku menahan sesak karna disakiti!

"YA, AKU MENCINTAIMU! SANGAT SANGAT MENCINTAIMU!! APA ITU SALAH?"jeritku frustasi. Wajahku merah padam. Air mataku mengalir makin deras.

"Heh, tak usah kau repot-repot mencintaiku"ujar Arya dingin, lalu kulihat ia berbalik meninggalkanku. Aku luruh ke lantai. Menahan segala sakit dan sesak yang kurasa.

***

Arya Pov

Argh! Kuacak rambutku kasar.

Ada apa ini? Kenapa aku seperti merasa bersalah saat dia memgatakan kalau dia mencintaiku? Kenapa seakan-akan, hatiku bisa menerimanya, tapi pikiranku tidak!

Kuhempaskan tubuhku ke kasur. Mencoba tidur.

***

Aku memasang dasiku, lalu berjalan keluar kamar. Ada wangi yang menyambut penciumanku saat keluar kamar.

Aku berjalan menuju dapur.

Aku terkejut saat melihar dia yang memasak. Apa mataku tak salah liat?

Dia memasak? Ashley memasak? Untukku kah?

Tiba-tiba dia berbalik. Aku lebih tak bisa menahan sesak di bawah. Bayangkan, dia hanya memakai tanktop tipis tali 1 yang mencetak dadanya jelas. Membuatku tak tenang menelan saliva-ku. Apalagi ia hanya memakai hotpants selain tanktop sialan itu!

"Kau sudah bangun? Duduklah dulu, aku lagi buat sarapan"ujarnya, lalu kulihat ia tersenyum. Apa? Ia tersenyum? Apa aku tak salah lihat?

Seperti terhipnotis, aku berjalan menuju ke meja makan, duduk. Kulihat ia datang menyusul, membawa sebuah piring makanan.

"Ini"ujarnya, meletakkan sepiring nasi goreng salmon dihadapanku.

Aku kembali sadar. Untuk apa aku terbawa perasaan? Baper? Aku?

"Ngapain kau memasakkan aku makanan? Aku tak butuh"ujarku datar.

Ia duduk di sebrangku.

"Karna aku istrimu. Dan itulah tugas istri, apa salah jika aku memasak untuk orang yang kucinta?"tanyanya.

Kuhembuskan nafasku kasar. Sungguh, aku tak mengerti jalan pikirannya.

"Apa ini bisa dimakan?"tanyaku sangsi.

LOST  IN  LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang