#20

15.7K 416 3
                                    

Aaliya Pov

Aku memandangi layar ponselku.

"Huft, aku bingung"lirihku. Begiti banyak masalah menimpaku.

"JANGAN BERGERAK!"tersengar seruan beberapa orang dibelakangku.

Aku berbalik dan sungguh terkejut, ada 5 polisi mengacungkan senjatanya padaku.

"Ada apa ini?"tanyaku bingung.

"Anda ditangkap atas kasus penculikan dan rencana pembunuhan terhadap saudari Ashley Garnetta Leghra"jelas seorang polisi.

Aku menggertakkan gigiku. Jadi dia sudah ditemukan? Awas saja kau! Kau akan tunggu ganjaran dariku!

"Ayo! Jangan bergerak!"perintah seorang polisi lalu melipat tanganku ke belakang, lalu memborgolnya.

Aku digiring menuju mobil polisi yang sudah terparkir di teras. Betapa sial!

***

Ashley Pov

"Untung cepat diperiksakan bu. Tapi tak apa, bayi anda kuat, dan sehat. Usia kandungan ibu sudah masuk bulan ke-8, bulan yang rentan kelahiran. Harap jaga kesehatan dan kebugaran ibu ya. Rajin makan buah dan sayur agar ASI-nya lancar keluar"jelas dokter.

Aku mengangguk.

"Dan pak, tolong emosi ibu untuk dijaga. Karna ibu hamil dalam masa hormon sensitiv yang tinggi, jadi kudah terbawa emosi"jelas dokter pada Arya.

"Baik dok. Trima kasih sarannya"ujar Arya. Ia menggenggam tanganku lembut.

Kami keluar dari ruang praktek.

"Ya, sudah 2 bulan lebih ya Al dipenjara. Ga terasa"celetukku saat ia sedang mengemudikan mobilnya.

"Iya sayang. Udah jangan mikirin dia lagi. Kamu fokus sama bayi kita aja"ujar Arya sambil mengelus perut buncitku dari luar.

Aku mengangguk.

"Kita ke rumah mami dan papi dulu ya"usul Arya.

"Boleh, aku juga kangen rujak cingur buatan mami"ujarku.

"Kamu ini. Ngidam-nya yah!"ujar Arya lalu terkikik.

Ah, sungguh lengkap hidupku sekarang.

Aku punya suami, yang mencintaiku. Dan bayi hasil cinta kami.

Dor!

Tanpa kami sadari, semua kembali jadi gelap.

***

Arya Pov

Aku memijat pelipisku. Sesaat tadi, 3 rentetan tembakan peluru menembus kaca mobilku, membuatku panik dan menabrak pohon.

Kurasakan bau anyir darah.

Oh, pelipisku berdarah.

Aku segera tersadar, keadaan Ashley dan bayi kami lebih penting!

Aku menengok ke arah samping. Ashley tergeletak. Dan mataku tertuju pada perutnya. Darah sudah memenuhi pijakan kakinya.

"A--ashley, sayang"ujarku menepuk pipinya. Ia tak bergeming. Aku melihat dari hidungnya mengalir darah segar.

Aku keluar mobil dan menggendong Ashley keluar.

Melambaikan tanganku pada mobil yang lewat.

"Pak, tolong kami. Istri saya pendarahan"pintaku pada sopir mobil.

"Ashley?"suara sopir itu.

"Anda siapa?"tanyaku.

"Aku Kevin Rahamana, teman Ashley selama di Bandung"jelasnya.

LOST  IN  LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang