LOST IN LOVE

#8

Pernikahan diantara Arya dan Ashley sudah berlangsung selama 2,5 bulan. Dan memang, Arya menepati janjinya untuk membuka hatinya pada Ashley.

Ia lebih romantis dan lembut sekarang. Membuat hati Ashley makin berbunga-bunga di buatnya.

Ashley Pov

Aku menatap puas wajah Arya yang masih tidur.

"Bangun Arya"ujarku membangunkannya.

Ia tampak membuka sedikit matanya. Menarik leherku mendekat. Aku terkejut! Dia melumat bibirku, pemirsa! Aaaaaa, jantungku serasa mau meledak, jeduarrrr!

Ternyata ia menginginkanku lagi!

Dan aku pun menurutinya melanjutkan olahraga pagi kami yang panas.

***

"Ini sarapanmu"jelasku memberikan sepiring roti sandwich tuna.

Arya melahap makanannya sampai habis.

"Aku berangkat"ujar Arya lembut, mengecup puncak kepalaku? Apa aku tak salah lihat? Ia mencium kepalaku!

Lalu kulihat ia berjalan cepat menuju mobilnya.

"Selamat nyonya, mungkin tuan mulai punya rasa sama nyonya"puji bi Imah.

"Iya bik!! Aku seneng bangett!!"seruku histeris.

"Selamat nyonya"ujar bi Imah tulus.

Drrttt... Drrttt...

Ponselku bergetar. Satria menelponku setelah lama tak pernah lagi menghubungiku.

"Ya?"

'Aku rindu suaramu'

"Haha, kau gombal!"

'Kau sedang bahagia ya?'

"Iya, kau tau? Arya makin lembut dan sayang padaku! Tadi saja dia mencium puncak kepalaku sebelum pergi kerja!"

Sempat hening.

'Begitukah? Selamat ya'

"Trims Sat"

'Aku sibuk, nanti kita lanjut ngobrol ya'

Tut. Panggilan terputus.

Kukerutkan keningku bingung. Ada apa dengan Satria? Tumben dia nelpin cuma bentar gini, ah tapi sudahlah.

Kulangkahkan kakiku ke kamar, berusaha tidur.

***

Arya Pov

Kutatap malas berkas di mejaku.

"Jadi ada penurunan di bulan ini? Aku minta semua berkas yang ada"suruhku tegas pada Dira, sekretarisku.

"Baik pak"ujar Dira lalu berbalik.

Klekh, pintu terbuka.

"Sudah kub--"

"Pagi Aryaa, lama ga ketemu"seru suara yang paling ingin kulupakan.

Aku terhenyak.

"A--ada apa kau kesini, Aaliya?"tanyaku ketus. Ia mendekat.

"Jangan ketus begitu! Aku ini calon istrimu, apa kau tak sayang padaku lagi?"tanyanya, mengelus dadaku yang tertutup jas dengan gaya sensual.

"Cukup, Aaliya! Cukup! Jangan buat aku makin susah! Kau tau aku sudah punya istri! Dan aku tak menyimpan perasaan apapun lagi padamu!"seruku geram.

"Ayolah, jangan tutupi perasaanmu. Aku tau aku salah waktu itu, tapi kumohon, maafkan aku, kita balikan ya? Kau pasti bercanda kalau kau punya istri"ujarnya seperti memohon.