Waktunya Rion!

9.2K 326 17
                                    

RION POV

"Kyaaaaaa~"

"Kak Rionnnn!"

"Rion pacarin gueeee~"

"Bawa aku bersamamu, Rion~"

"Kyaaa jadiin simpenan juga gak apa-apa kak!!!"

Seruan dan jeritan cewek-cewek mulai terdengar disepanjang koridor. Tapi, hal itu tidak membuatku risih melainkan menjadi lebih ganteng. Lihat saja tatapan iri dengki dari mahasiswa yang ada dibawah standarku itu. Benar-benar menyenangkan dan semakin membuatku ingin tebar pesona.

"Famous banget sih lo, Yon." Ken tiba-tiba datang entah darimana kini menepuk bahuku sok akrab.

"Kak Ken manis sekali!"

"Dua pangeran kampus bersatu! Gue bisa pingsan ditempat nih!"

"Kalo gini caranya, gue gak mau lulus."

"Kennnnn"

"Kyaaaa notice me Ken~"

"Kak ken I love youuuu"

Kenapa saat kuliah aku malas tertangkap sedang bersama Ken? Karna kekeceanku jadi terbagi dengannya. Aku kan maunya cuma aku aja yang ganteng. Gak sudi aku bagi-bagi kegantengan apalagi sama Ken.

"Ken, lo sanaan dikit deh. Gue berasa kegantengan gue menurun nih kalo ada lo." Aku mengungkapkan isi hatiku yang sebenarnya. Sip, bahasaku menggelikan sekali. "Lo ngapain kek sana. Asal gak usah deket-deket sama gue kalo ada di wilayah kayak gini. Deketnya diluar kampus aja."

"Apasih? Gak jelas banget lo!" seru Ken dengan jahatnya menyeretku tanpa kelembutan sama sekali. "Kita dipanggil sama ketua panitia OSPEK. Katanya semua surat yang dituju cuma buat kita berdua doang."

"Ini tangan gue gak usah seret-seret kayak gini bisa, kan?" tanyaku menatap tak suka tangan Ken yang masih setia menyeret lenganku. Ken memutar bola mata dengan malas sebelum melepaskan tangannya dari lenganku. "Kok bisa buat kita berdua? Harusnya kan buat gue aja."

Ken tersenyum miring sambil menyisip rambutnya kebelakang. Membuat beberapa cewek yang ada disekitar tempat itu menjeritkan namanya. Dih, sengaja nih orang. "Rion, gue ini juga ganteng. Selama ada gue disini, kekuasaan lo disini cuma setengah. Sisanya ya sama guelah."

"Apa ini alasan busuk lo ngikutin gue kuliah disini?" tuduhku membuat Ken tergelak dengan menyebalkan. "Gak usah ketawa lo, Nyet."

"Udah, udah, gak penting banget sih lo." Ken kembali menyeretku masih dengan tawa yang membuatku ingin sekali menghajar wajahnya. Agak nyesel punya temen yang saingan ganteng kayak Ken gini.

***

"65% surat ditujukan untuk Rion dan sisanya untuk Ken." Kak Gilang selaku ketua panitia dari OSPEK beberapa hari yang lalu menatap kami berdua dengan kesal. "Padahal cowok gak cuma kalian berdua. Tapi kenapa seakan-akan pilihannya cuma kalian, hah? Gue merasa terhina disini."

"Jelaslah. Rion dan Ken jauh lebih ganteng dari Kak Gilang!" seru Aiko. Oh iya, Aiko juga kuliah ditempat yang sama denganku dan Ken. "Kalo Aiko jadi para mabar juga pasti milih Rion."

"Kok Aiko ngomong gitu sama Kak Gilang?" tanya Kak Gilang dengan lembut. Nih orang satu ketahuan banget suka sama Aiko, tapi sayangnya si Aiko gak peka.

"Mending sekarang kalian bawa tuh plastik surat lalu habis itu pergi dari sini." Seorang mahasiswa berkata sewot. Ada kemungkinan besar nih orang iri.

"Gak tertarik," jawab Ken singkat. "Yaudah, gue pergi duluan ya." Ken pun dengan santainya pergi sambil menyumbat kedua telinganya menggunakan earphone, bersamaan dengan Kak Gilang yang berteriak-teriak memarahinya.

PainFinderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang