BAB 3 - B
Selesai bercengkerama sejenak, Pria tua itu kemudian mengajak Tarso dan keluarga Pak Woles untuk melihat-lihat sekeliling rumah mulai dari halaman hingga menyisir ke dalam isi ruangan.
Setelah perjalanan tur keliling rumah kontrakan selesai, pria tua itu lalu membawa calon konsumennya ke ruang tamu untuk beristirahat sekaligus membicarakan tahap selanjutnya.
"Bagaimana, sudah puas melihat-lihatnya?" tanya Pria tua itu.
"Terima kasih, Pak Raden. Sudah cukup kok," jawab Pak Woles.
"Aduh jangan panggil saya Pak Raden."
"Loh memangnya kenapa? Maaf, bukankah nama kakek, Raden Konjur?" tanya Tarso merasa tergelitik.
"Iya, itu memang nama saya, tapi tolong panggil Konjur saja atau mau panggil kakek saja juga boleh. Soalnya kalau saya dipanggil Pak Raden nanti dikiranya teman boneka Si Unyil," ucap Pak Konjur tersipu malu.
Tarso langsung manyun mendengar perjelasan Pak Konjur soal namanya, "Dikirain apaan."
Bu Woles terlihat mesem-mesem menahan tawa sedangkan suaminya hanya mampu menggaruk-garuk kakinya. Lalu bagaimana dengan Meikel si bungsu? Ah dia tidak akan tahu siapa Unyil, hanya kenal Upin Ipin yang telah dijejalinya terus di televisi.
"Saya panggil Pak Konjur saja kalau begitu."
"Boleh saja. Jadi bagaimana, setelah berkeliling-keliling tadi apakah tertarik untuk mengontrak rumah ini?" tanya Pak Konjur.
"Untuk harga kontrak pertahunnya bagaimana?"
"Ya sesuai dengan yang sudah saya sampaikan sewaktu berkeliling tadi."
"Hmm... baiklah saya tertarik. "
"Kalau Bapak sudah yakin untuk mengontrak rumah ini, ada poin-poin lain yang harus kita sepakati terlebih dahulu," jelas Pak Konjur.
"Maksud Bapak?"
"Tunggu sebentar."
Pak Konjur lalu pergi meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu.
Disaat Pak Konjur tidak ada di tempat, Pak Woles memanfaatkannya untuk berdiskusi sejenak dengan istrinya beserta Tarso.
"Bagaimana, Bu. Apakah mau di sini saja?"
"Yah, setelah berkeliling tadi, Ibu cukup suka juga sih."
"Bapak yakin akan mengontrak rumah di sini, kan ada jurignya?" tanya Tarso mewanti-wanti.
"Ah Kang Tarso, ada-ada saja. Jangan berpikiran yang nggak-nggak. Rumah ini selain lebih besar dari rumah yang dekat kuburan tadi, harga kontrak pertahunnya juga lebih murah."
"Ya iyalah makanya disewakan murah juga, kan ada jurignya, Pak. Hantu, setan, dedemit, pocong. Ada penampakannya," bisik Tarso takut terdengar Pak Konjur.
"Hush... ngawur aja kamu kalau ngomong," ketus Bu Woles.
Tidak lama kemudian Pak Konjur datang kembali bergabung di ruang tamu. Rapat parlemen dadakan pun segera dihentikan. Raut wajah Tarso masih memperlihatkan ketidaksetujuannya.
"Silakan dibaca dahulu surat perjanjian kontraknya," kata Pak Konjur memberikan selembaran kertas untuk dibaca.
***
Biar Update, boleh kok dimasukkan ke dalam daftar baca perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KONJUR ( Kontrakan Jurig )
HumorRank #1 - hororkomedi (14-4-19) Rank #7 - horor (19-4-19) Rank #10 - horor (18-11-18) *KONJUR* Genre Horor Komedi: Satu keluarga pindah dan mengontrak di sebuah rumah yang ternyata......