BAB 3 - E

8.3K 546 3
                                    


BAB 3 - E


"Habisnya asyik ada ayunan di depan rumah," jawab Meikel.

"Oh..." Mulut Bu Woles membentuk lubang donat.

"Tinggal di sini saja yah, Bu," ujar Meikel kembali.

Segurat senyum kembali mengembang dari bibir Pak Konjur. Ditatapnya lekat-lekat wajah Meikel.

"Jadi bagaimana Pak Woles, apa masih berminat dengan rumah ini?" tanya Pak Konjur memilin kumisnya.

"Hmm... bagaimana ya." Pak Woles berpikir.

"Ibu, Meikel tunggu di luar saja ya. Di tempat ayunan!"

Belum juga ibunya menyetujui, Meikel langsung turun dari kursi dan menghambur keluar rumah. Tarso hanya geleng-geleng kepala memperhatikan Meikel yang menaruh minat pada rumah kontrakan yang ada jurignya ini.

"Untuk sementara ini, sepertinya akan kami pikirkan dahulu, Pak. Kami ingin tahu juga pendapat dari dua anak kami yang ada di rumah."

"Silakan dipikirkan dahulu. Sebenarnya saya tidak akan mengontrakkan rumah ini, kalau tidak benar-benar butuh uang untuk keperluan yang mendesak ini. Apalagi memberikannya dengan harga murah. Walaupun begitu, tolong diperhatikan juga poin lain dari syarat perjanjian tadi jika memang hendak mengontrak di rumah ini."

"Baiklah, jika jadi tinggal di sini nanti akan saya bayar setengahnya dulu sebagai DP," ucap Pak Woles.

"Tidak bisa, semuanya harus bayar dimuka sesuai dengan perjanjian yang tertulis," tegas Pak Konjur.

"Apa kebijakannya tidak bisa diubah? Setelah saya pindah, sisanya akan langsung dilunasi," bujuk Pak Woles.

"Ketentuannya sudah seperti itu."

"Baiklah! Kalau memang harus begitu."

Pak Konjur mengangguk-angguk mengguratkan senyum sinisnya, "Silakan kalian pikirkan dulu, saya tidak memaksa kok."

"Iya nanti akan kita coba rundingkan. Kalau begitu kami mohon pamit dulu karena masih ada keperluan yang lain," ujar Pak Woles.

Setelah berpamitan Pak Woles segera pergi meninggalkan ruang tamu menuju tempat mobil yang parkir di pinggir jalan. Mereka bertiga pun langsung masuk ke dalam mobil.

Sesampai di dalam, Tarso teringat pada sesuatu, "Bu, anaknya ke mana yah. Kok tidak ada?"

"Oh, iya! Meikel kan belum masuk ke dalam mobil."

Pak Woles menoleh ke belakang, "Aduh Ibu, masa sama anak sendiri lupa sih!"

"Ah Ayah juga sama, kayak bukan anak sendiri saja!"



***



"Terimakasih yang sudah memberikan votenya dan juga yang memasukkan ke dalam list bacaannya."



KONJUR ( Kontrakan Jurig )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang