BAB 4 - F

6.6K 314 8
                                    


BAB 4 - F




Aprilia lalu berjalan mendekati Meikel sedangkan Tarso hanya memperhatikan saja. Matanya masih terfokus pada sosok Meikel.

"Mau mulung kemana, pakai bawa plastik segala?" tegur Aprilia kepada adiknya.

Meikel lalu menunjuk pohon mangga yang ada di luar rumah melalui celah pintu depan yang terbuka.

"Ngapain ke pohon itu?"

"Tadi Meikel lihat di sana banyak buah mangga yang jatuh. Kata Ibu pilihin aja yang masih bagus, bonyok dikit nggak apa-apa."

"Pasti nanti mau dibikin manisan buah."

"Kok kakak tau?"

"Ya tau dong, nanti daging buahnya yang masih bagus diambil lalu bagian yang bonyok dan tidak layak makan dibuang."

"Oh gitu. Meikel keluar dulu yah mau menunaikan tugas Ibu negara." Diayunkan langkah kakinya yang mungil menuju pintu depan.

Aprilia tertegun memperhatikan Meikel yang begitu semangat menjadi pemulung buah hingga akhirnya tergelitik untuk membantu adiknya agar mangga yang busuk tidak dipulungnya juga. "Kakak ikut bantu ya!" teriak Aprilia berlari kecil mendekati Meikel.

"Aneh. Jadi yang tadi tertawa itu siapa ya?" pikir Tarso sambil menggerakkan gelas yang dipegangnya.

Kosong?

"Kok kosong. Apa tadi sudah aku minum ya? Hahaha... soal minum aja aku bisa sampai lupa. Ya sudah mungkin tadi aku minum, makanya kosong."

Tarso menuangkan kembali air sirop ke gelasnya yang telah kosong hingga penuh. Lalu diminumnya sirop itu hingga habis setengah gelas.

Kang Tarso kemudian meletakkan gelas yang masih terisi sisa sirop di atas meja dan beranjak pergi ke luar untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum tuntas.

Kini tidak ada siapapun di ruang sana. Selain gelas yang isinya kini telah kosong.


***


Bersambung...

KONJUR ( Kontrakan Jurig )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang