Lusiana terlihat marah dengan kelakuan Ibra yang meninggalkannya begitu saja di kafe juss tadi. Bahkan tak menghiraukan sama sekali teriakannya. Maka ketika sebuah taksi melintas di depannya, dia segera melambaikan tangannya yang langsung disambut dengan senang hati oleh sopir taksi.
"SMA 2, Bang !" kata Lusiana memberi perintah agar mobil meluncur ke sana.
Tanpa banyak pertanyaan, sopir taksi segera melarikan mobilnya ke arah SMA 2.
Lalu dengan segera Lusiana segera meraih handphone dari dalam tasnya. Membuka hp tersebut kemudian terlihat menghubungi seseorang.
"Halo, Alex ?! Dimana kamu ?"
" Masih di kantin gue ! Lagi ngecengin Viona "
"Bagus. Tunggu aku di sekolahan. Kamu awasin, kayaknya si Ibra datang lagi ke sekolah."
"Ibra ? Nah, kenapa juga gue ?"
"Jangan kebiasaan, Lex ! Kamu sudah tahu bagaimana kerjasama kita, jadi lakukan saja apa yang aku katakan !"
Terlihat Lusiana segera menutup handphone nya dengan wajah manyun. Kalau bukan karena hal-hal penting untuk kepentingan obsesi cintanya pada Ibra, sungguh sebenarnya Lusiana tak ingin berurusan dengan Alex. Oke, memang Alex salah satu laki-laki tampan dan cukup brutal di SMA 2. Tapi kebiasaan sex nya yang diatas normal, sangat menjengkelkan Lusiana.
Kebiasaan ngesex ?
Tentu saja, karena siapapun yang punya kepentingan dengan bantuan Alex, laki-laki berusia anak kuliahan tapi masih kelas 3 SMA itu selalu meminta balasan berupa pelayanan seks. Sungguh kehidupan diluar norma yang kini sedang dijalani oleh Alex.
Tapi Lusiana yang terlanjur tenggelam dalam obsesi cintanya dengan Ibra, membuatnya tak mempedulikan syarat sialan yang selalu diajukan oleh Alex. Toh tak ada yang perlu dijaganya, tak ada yang perlu dipertahankannya semenjak perlakuan buruk yang diterimanya sejak masih kelas 3 SMP dulu.
Sementara Alex yang mendapat perintah dari Lusiana segera berpamitan pada Viona dan berjalan keluar dari kantin. Mencari tempat paling tepat untuk menunggu Ibra, seperti kata Lusiana.
Tepat saat Alex menemukan tempat berlindung, Ibra terlihat memasuki halaman sekolah dengan terburu-buru dan memarkir mobilnya asal. Setelah keluar, terlihat Ibra berlari menuju ke area belakang sekolahan. Maka dengan sigap, Alex mengikuti Ibra tanpa sedikitpun laki-laki itu tahu.
Ketika Ibra sampai di belakang ruang lab, tepat saat itu Alex menemukan tempat berlindung yang sedikit jauh dari Ibra. Selanjutnya Alex tak mau tahu apa yang dilakukan Ibra karena dia sibuk memberitahu Lusiana yang beberapa saat kemudian sampai di sana. Mengendap, Lusiana mencari keberadaan Alex.
"Tempat yang sangat strategis" kata Lusiana berbisik pada Alex.
"Ibra menemui seseorang," Alex menjawab tetap dalam bisikan.
Lusiana mengangguk dengan hati yang panas oleh kecemburuan.
"Siapa ?"
Lusiana menggeleng.
Mereka terlihat kasak-kusuk mencari tahu siapa gadis yang dengan demikian menggebu ditemui oleh Ibra, ketika tiba-tiba terdengar langkah kaki berlari menuju ke arah mereka.
Ketika suara itu semakin mendekat, Lusiana mengintip dan seketika otaknya bekerja dan menduga bahwa inilah gadis yang ditemui Ibra. Maka dengan sigap tanpa pikir dua kali, Lusiana menghadang gadis itu, merengkuhnya dengan dekapan di mulut perempuan itu yang spontan meronta dengan mata membelalak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am nothing
Storie d'amoreMemendam cinta selama bertahun-tahun bukan hal yang mudah buat Indira, perempuan super biasa yang sangat pendiam. Bahkan dia juga hanya diam ketika di bully kakak kelasnya yang gemas karena melihatnya selalu tanpa ekspresi. Dan bangunan kokoh untuk...