**
Suara bel tanda isrirahat sudah bunyi. Otomatis para murid melangkahkan kakinya menuju kantin untuk sekedar bergosip dan mengisi perut.
Segerombolan anak cowok keluar dari kelas XI A1 yang digawangi oleh Vero. Maklumlah, Vero yang paling hits diantara teman-temannya.
Vero dengan baju yang dikeluarkan, memakai dasi, kemudian disampirkan dipundak, Berjalan menyusuri kantin untuk mencari meja yang kosong.
"Gila Bro! Cewek-cewek disini, ngeliatin nya gitu banget ya! Kayak ngga pernah liat cowok ganteng." Celetuk Irvan.
"Ro! Kalau gue jadi elo nih ya, gue bakal pacarin mereka satu-satu. Gila men! Cewek sini tuh cantik-cantik." sahut Doni.
"Trus Anisa mau lo kemanain Don?" Sekarang giliran Alif bersuara mengingatkan kalau Anisa adalah pacarnya Doni.
"Ya gue duain lah" kemudian 4 cowok ganteng yang baru datanv tadi ketawa.
"Ambil aja semua. Gue mah ogah sama cewek-cewek disini. Mengerikan tau ngga." Ucap Vero.
"Mengerikan gimana maksud lo?" Alif antusias.
"Ya lo liat aja! Muka mereka kayak mau memangsa gue."
"Yaelah, itu mah karna mereka emang pengen sama elo."
"Coba deh lo deketin salah satu, trus lo ajakin tidur, pasti pada rela." Si otak mesum mengeluarkan pendapat.
"Irvan astaga! Gue rasa lo harus dirukiyah Van!"
"Pak Ustadz juga udah nyerah men, ngerukiyah gue." Empat serangkai yang isinya cowok kece itu tertawa lagi mendengar celotehnya Irvan.
"Oh iya Ro, anak SMK pada nyariin lo sama Velove tuh." Ucap Dony.
"Kenapa? Pada kangen ya?"
"Najis!" Sahut Alif.
"Cuma nanyain sih, kenapa beberapa hari ini nggak ikut nongkrong di warungnya Bang Joko." Ucap Dony.
Temen Vero adalah temen Velove juga. Jadi Velove juga sering nongkrong bareng anak SMK yang didominasi anak cowok. Toh, sebagian dari mereka juga teman SMPnya dulu, dan satu team futsal dengan Vero.
"Oh karna itu. Sorry men, si Velove lagi datang bulan dan bocor terus tiap pulang, jadi dia minta langsung pulang." Jelas Vero.
"Cewek ribet ya men." Ucap Irvan diikuti anggukan yang lain.
Tapi tanpa disangka, ada 2 cewek yang menguping pembicaraan 4 cowok tersebut. 2 cewek itu berjalan mendekati meja Vero dkk.
Brak!
Keempat cowok itu kaget berjamaah dan memegangi dadanya.
"Yak! Tresno! Mau membuatku mati muda!" Teriak Vero.
"Jahat lo Ro! Ngapain ngomongin gue di depan mereka!" Balas Velove. Riza yang berdiri disamping Velove ikut memasang muka marah.
"Ngomongin apa?" Tanya Vero dengan naba permusuhan.
"Bego lo ya! Baru aja di omongin udah lupa! Gue doain amnesia beneran lo!" Kemudian Velove mendudukkan pantatnya dikursi kosong samping Irvan.
"Geser, Love!" Perintah Riza yang ingin duduk juga.
"Minggir, Van!" Perintah Velove.
"Gue yang duduk duluan, gue yang diusir." Gerutu Irvan.
"Ngga mau?" ini bukan pertanyaan, tapi sejenis perintah terselubung dari Velove.
"Iya, iya ini juga mau pindah. Cewek yang datang bulan, gini banget sih." Irvan pun dengan malas pindah tempat disamping Alif yang ada di kursi depannya.
"Oh, aku inget. Maksud lo, gue ngomongin tentang lo yang bocor dan tidak biaa kumpuk di warung Bang Joko?" Vero sedikit menahan tawanya.
"Nggak usah diperjelas lagi!" kesal Velove.
"Wiiih.. Jam tangan lo baru ya, Love?" Tanya Alif mencairkan suasana.
Semua mata langsung tertuju pada pergelangan tangan Velove.
"Iya dong.. Bagus kan?" Tuh kan, mood nya Velove bangkit lagi.
Tiba-tiba Hpnya Vero berdering tanda ada sms, Vero pun membuka Hpnya kemudian dahinya sedikit mengkerut.
From : 089xxxxxxxx
Hai Vero..Kemudian Vero beralih menatap Velove.
"Kapan kamu beli jam tangannya?" tanya Vero.
"Beli? Ini aja dimmmpphhh.." Mulut Riza kemudian dibungkam oleh Velove dengan tangannya.
"Kamu menjual nomerku lagi?" Selidik Vero.
Flashback On
"Velove.. Nih gue kasih jam tangan." Cewek cantik berbadan tinggi, ramping dan rambut panjang bak model -Indah- itu memberikan Velove jam tangan baru.
"Dalam rangka apa nih?" Tanya Vero.
"Ngga ada. Cuma gue kemarin beli 2, trus gratis 1. Yaudah gue kasih ke elo. Mau nggak?"
"Mau lah. Jadi lo mau gue ngapain Vero sebagai gantinya?"Sudah menjadi tradisinya Velove, setiap Velove dapat hadiah dari teman-temannya, Velove harus memberikan kuliah pada teman-temannya mengenai Vero. Seperti apa yang dilakukan Vero setiap pagi, Vero sarapan apa, dll sampai memberikan nomer hp Vero. Itu dilakukan Velove dengan senang hati. Toh, dia ngga dirugikan.
"Boleh minta nomernya Vero?" tanya Indah.
"Dengan senang hati Indah Cantik." Kemudian Vero menyerahkan ponselnya pada Indah supaya dia dapat mencatat nomer Vero.
"Thank's, Velove" Indah pergi dari tenpat duduj Velove dengan meninggalkan jam tangan yang ia kasih.
Flashback Off
"Gini ya Ro, kita berfikir realistis aja. Nanti kalau gue dapet banyak barang, sebagian gue kasih ke elo deh. Jadi, kita sama-sama untung kan?"
"Untung gundul mu! Males tau ngga nanggepin sms mereka." Kesal Vero.
"Ya kalau lo ngga mau nanggepin, jangan ditanggepin." Sahut Riza.
"Kalau lo ngga mau, sini in nomernya. Gue minta." Ucap Alif.
"Nih! Ambil tuh!"
--
Bel pulang sekolah sudah dibunyikan, dan semua mutid sudah berhambur keluar sekolah.
"Gue duluan ya, Love. Nanti keburu aku ngelesin Aziz." Pamit Riza duluan yang dijawab dengan anggukan Velove.
Velove pun keluar kelas dan menuju kelasnya Vero.
"Ro! Masih marah?" Vero hanya diam dan melewati Velove bersama Alif, Irvan dan Dony.
"Ro! Coro! Coro jelek!" teriak Velove. Kemudian Vero menghentikan langkahnya dan berbalik menghampiri Velove.
Vero hanya menatap Velove. Velove pun sebaliknya. Lalu tangan Vero terangkat ke kuping Velove.
"Aaa..." jerit Velove saat tangan Vero menjewer kupingnya. "Sakit Coro! Lepasin!"
"Tidak akan! Akan seperti ini sampai keparkiran."
"Van..." Velove meminta bantuan pada Irvan.
Irvan hanya mengindikkan bahunya "Sorry, Love. Untuk ini aku tidak bisa membantu."
"Don..." Dony angkat tangan.
"Lif..."
"Itu salahmu. Tanggung sendirilah." Ejek Alif.
"Cepat jalan! Kalau tidak, kupingmu akan semakin panjang dan sakit." perintah Vero.
"Vero... Malu.." Rengek Velove.
"Jangan banyak bicara dan cepatkan langkahmu!"
Mampus! Suruh siapa ngejual nomer gue. Lo harus dikasih pelajaran, No!
--
15 Maret 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
VeloVero
Teen FictionPersahabatan yang sudah dibina Vero dan Velove, masih berjalan sampai detik ini. Namun, persahabatan mereka diuji dengan adanya orang ketiga yakni Bayu, yang mencoba memisahkan mereka. Bukan memisahkan, tapi lebih tepatnya adalah, Bayu cemburu denga...