Empat

68 8 0
                                    

@ Warung Bang Joko

"Wiih.. Ini dia yang udah beberapa hari nggak ngumpul." Sindir salah seorang cowok yang duduk diantara para cowok.

"Sorry, Rif. Kanjeng maminya lagi kena periodenya." Ucap Vero pada Arif yang menyindir tadi.

"Kenapa muka lo ditekuk gitu, Love?" Tanya Sidik yang menyadari bagaimana wajah cantik Velove bisa berubah menjadi sedikit jelek karna cemberut.

"Velove nakal, jadi dijewer sama pawangnya." Kekeh Dony.

Semua tau, pawang yang dimaksud adalah Vero.

Diwarung Bang Joko, ada Vero dkk juga Velove, dan anak SMK sebelah yang terdiri dari Arif, Sidik, Udin, Wahyu dan satu cowok lagi. Sepertinya 'anggota' baru.

"Ada anak baru ya men?" Tanya Vero dengan menyesap Es Teh yang ia pesan tadi.

"Iya. Baru seminggu pindah. Kenalin diri lo." suruh Wahyu pada anggota barunya.

"Hi. Gue Bayu. Pindahan dari Bandung. Semoga kita bisa akrab." Bayu menyengir melihatkan deretan gigi putihnya.

"Berarti bener ya, meme-meme di Instagram itu, kalau orang Bandung itu cakep-cakep. Ini buktinya." Ucap Velove dengan kesadaran yang penuh.

"Ganjen lo, Love." Sahut Irvan.

"Bukan ganjen, tapi jujur gue, Van."

Bayu yang merasa jadi tokoh utama hanya senyum-senyum geli.

"Lo jangan heran sama Velove. Dia kalau ngomong emang gitu. Langsung nyeplos dan jujur." Ucap Wahyu pada Bayu yang sudah kelihatan salah tingkah.

Bayu hanya mengangguk.

"Betah-betahin ya sama kita. Kalau ngga kuat, bisa angkat tangan ke kamera kok." Sahut Udin. Kemudian mereka tertawa dan bercanda, tertawa lagi sampai pukul-pukalan lengan.

Tiba-tiba ada suara intro musik yang menghentikan tawa mereka.
Velove terhelak. Dia seperti mengenal intro musik ini.

Nan kkaeeona kkaman bamgwa hamkke
Da deureowa damen nugu charye
Han chi apdo bol su eopsneun makjang gerilla
Gyeongbaehara mokcheongi teojige

Semua langsung memandang Velove horor. Musik Korea. Hanya Velove yang menyukai segala hal yang berbau Korea.

Merasa nyawanya terancam, Velove menggelengkan kepala. "Bukan gue. Ponsel gue, gue silent kok. Lagian nada dering gue bukan itu."

Kemudian Bayu mengeluarkan ponselnya. Tiba-tiba ponsel itu mati setelah Bayu menempelkannya di kuping.

"Ya Tante?" Jawab Bayu dengan orang diseberang.

Yang lain berpandangan heran -apa musik tadi dari ponselnya Bayu?-

"Iya Bayu sebentar lagi pulang, Tan." Ucap Bayu lagi. Kemudian Bayu mematikan ponselnya.

"Maaf, Tante gue menelfon. Ganggu ya?" Tanya Bayu sedikit tidak enak. Bayu tidak tau maksud dari tatapan aneh teman-temannya itu.

"Tadi suara ponsel lo?" Tanya Irvan.

"Iya. Memangnya kenapa?" Tanya Bayu polos.

"Waaaa....." Teriak Velove kegirangan. Sudah dipastikan hatinya saat ini lagi seneng banget.

"Astaga Tresno! Gendang telingaku bisa pecah!" Protes Vero yang ada disampingnya.

"Maaf Ro. Boleh geser nggak? Pengen deket Bayu nih" Pinta Velove dengan tatapan manja.

"Ada apa sih ini?" Bayu masih kebingungan.

"Bayu. Kelihatannya kita akan sangat akrab kedepannya nanti " Ucap Velove yang sudah ada disamping Bayu.

VeloVeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang