Dua Puluh

38 4 1
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun Vero. Seminggu setelah acara pindahan rumah Bayu dan Velove.

Dan, jadwalnya hari ini Velove menginap dirumah Papa Efendi sesuai perjanjian kalau seminggu sekali harus menginap entah dirumah Efendi ataupun dirumah Eko.

"Ma, Velove kerumah Vero dulu ya.." Pamit Velove.

"Disekolah juga udah ketemu, kok ya dari dulu favoritnya kerumah Vero mulu." Sindir Mama Niken.

"Kan, yang ada dipikiran Velove cuma Vero, Ma." Itu bukan suara Velove. Melainkan, suara Abangnya, Vero.

"Nggak usah ngomong ngaco lagi deh." Kesal Velove.

"Iya bener Bay. Gue juga udah curiga dari dulu, tapi kecurigaan gue patah pas Velove jadian sam lo." Sahut Jessica.

"Dan sekarang curiga lagi?" Pancing Bayu.

Jessica mengangguk setuju.

"Apa-apaan kalian ini." Dengan kesal, Velove menoleh ke Papanya yang sedang menyesap Kopi.

"Pa..." panggil Velove merajuk.

"Papa setuju sama yang lain." Ucap Efendi.

"PAPA!" Teriak Velove tidak terima, dan langsung pergi ke luar rumah. Kemana lagi kalau bukan rumah Vero.

**

Velove memasuki rumah Vero yang sudah seminggu ini tidak dihinggapinya.

"Bunda...." teriak Velove.

"Brisik lo!" sahut seorang wanita. Bukan Bunda, tapi.. Riza?

"Sekarang lo jadi nyonya rumah ini ya?" Sindir Velove.

"Calon neng." Jawabnya.

"Lo cewek, Za. Kok lo terus sih yang ngapel kesini. Suruh tuh si Aziz gantian ngapel gity kerumah lo."

"Biarin. Orang gue kesini nyari duwit. Weeek." Riza menjulurkan lidahnya

"Dia ngga tau aja Yang, asiknya orang pacaran sambil menimba ilmu dan menghasilkan uang." Ledek Aziz dengan menyebut Riza dengan sebutan Sayang.

"Trus kenapa coba jadwal ngajarnya jadi di Hari Sabtu malam minggu gini? Bukannya lo ada ngajar orang lain ya Za kalau hari ini?" Selidik Velove.

"Sambil menyelam minum air Love. Yang jadwal hari ini  gue ganti sama jadwalnya Aziz yang dulu. Biar bisa malam mingguan gitu." Kekeh Riza.

"Modus!"

"Abang dikamar kalau nyari." Ucap Aziz. Sebenarnya ucapan Aziz itu mengisyaratkan supaya Velove cepat pergi dari situ. Dan Velove bukan orang bodoh yang nggak peka dengan ucapan Aziz.

Velove langsung melesat ke kamar Vero.

**

"Ro!" Panggil Velove dengan membuka pintunya.

Velove langsung mendekati Vero yang duduk di ranjang sambil memainkan gitar.

"Selamat ulang tahun yaa.." Ucap Velove sambil memeluk Vero dari samping.

Velove nggak tau kalau tindakannya itu membuat Vero beberapa kali menelan salivanya.

Dulu. Sebelum Bayu merestui Vero untuk menjadikan Velove kekasih, tidak pernah secanggung ini saat dipeluk Velove. Tapi ini.... Ah yasudahlah.

"Sesek bego!" Ucap Vero.

"Cuma ucapan? Ngga ada kejutan apa gitu?" Tanya Vero.

"Jadi orang tuh harus bersyukur. Nggak usah minga yang muluk-muluk." Velove menasehati.

VeloVeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang