Mystery A Village

chapter 7

Saat pak wahyu datang mereka sudah menyelesaikan hukumannya "kerja bagus, bapak harap kalian tidak ribut lagi. Ayo kita sudah mau berangkat" mereka semua mengikuti pak wahyu dari belakang dalam diam.

Setelah selesai mengambil ranselnya annisa alifah dan eka menuju bis mencari tempat duduk yang masih kosong. Sialnya hanya tinggal 2 pasang tempat depan belakang untuk berdua yang tersisa
"shit, tempat terakhir sudah ditempati oleh para dedemit"gerutu annisa "yodah hompimpa aja siapa yang duduk sendiri dan berdua"sahut alifah.

Mereka bertiga melakukan hompimpa dan hasilnya annisa dan alifah duduk bersama sedangkan eka duduk sendiri di depannya "sabar aja yaa ka"ucap alifah sambil menepuk bahu eka dari belakang

"ehhh annis, liat dahh itu putra"annisa melihat ke arah depan "hmmm terus kalo itu putra emang kenapa?"tanya annisa "ihh lu gak mikir dia baru dateng dan gak kebagian tempat duduk lu tau kan apa yang gua pikir" alifah menatap mata annisa

"iya gw tau" annisa dan alifah segera mengirim pesan ke nomor putra, di depan sana putra membuka ponselnya dan membaca pesan dari nomor annisa "putra ada tempat kosong tuh di samping eka" putra mencari keberadaan eka lalu menghampirinya dan duduk disamping eka

Dari belakang suara natasya menggerutu "hiss kenapa tadi kita gak duduk disitu kalo kita disitu pasti gua udah duduk sama putra"

"Dihhh lu ngapain disini, emang siapa yang nyuruh lu duduk disini"sahut eka "gua sendiri" "dihh apaan sih pindah ah pindah" "yee lu lupa yaa kemaren lu meluk gua dan minta bantuan gua gak tau terima kasih lu" "makasih"sahut eka ketus"lagipula kemaren gua kan
ref..."

jari telunjuk putra berada di bibir eka "shut up"kedua pipi eka berubah menjadi merah, putra tidak peduli dengan hal itu dan langsung memasang earphone nya.
Annisa dan alifah hanya cekikikan di belakang melihat eka dan putra yang ribut tapi romantis itu.

Setelah selesai membaca harap memberi vote dan vomment.
Terima kasih karna telah membaca