chapter 24

130 12 0
                                    

Setelah sampai dirumah mereka keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah
"Bi ambil tas nya annisa sama eka di bagasi yaa"
"Siap non"
Lalu mereka bertiga keatas, "ehh gua mandi duluan yaa"
Alifah bergegas masuk ke kamar mandi dan 15 menit kemudian keluar daridalam sambil memeluk drinya seperti menahan dingin.

"sialan dingin"

"Lagi siapa suruh pake air dingin"

"Kalo air panas di shower nyala gua gak akan pake air dingin nisss"

"Kenapa gak di bathub"

"Gua gaksuka acara mandi yang slow motion"

"Yaudah gua mau mandi dulu ayo ek gua masih rada parno"

Annisa dan eka masuk ke kamar mandi dan setengah jam kemuian baru keluar. Mereka melihat alifah sedang duduk diatas ranjang  dan bersinbersin keranjang sampah di sampingnya pun sudah terisi penuh.

annisa dan eka mengambil piyama tidur nya didalam tasyang tadi sudah diantar oleh bi surti memakainyadan duduk diatas ranjang disamping alifah.

"Adeh gila hidung gua gak enak nih"

"Ngapa lu? Masuk angin?"

"Menurut lu nis?"

"Lagi pake air dingin"

"Permisi non ada temen temennya kesini"
Ucap bi surti yang muncul di depan pintu
"Suruhnaik aja bi"

"Oke"
Tidak lama kemudian setelah kepergian bi surti. Rafa irfan dan putra muncul mereka mendekati ketiga perempuan itu

"Sini raf"
Rafa duduk di pingir ranjang disamping alifah dan alifah langsung menyandar di bahu rafa

"Are you ok?"

"Maybe not"

"Do you want a cup of hot chocolate?"

"I just want you in here"

"Iya dah kita mah yang jomblo paan sih"seru annisa

"Berasa dunia milik berdua"
Sahut irfan

"Berisik aja para syaiton"balas rafa

"Emang kejadiannya kayak gimana?"tanya putra
Annisa bercerita panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume kubus tentang kejadian semalam dan seharian ini.

"Kayaknya kalian beneran di terror. Coba cek lagi website nya"ucap irfan

"Kayaknya belum gua keluarin langsung ditutup gitu aja"annisa mulai mengotak atik laptopnya.

"Dih kok gak ada sih. Coba buka lagi di google"mata-nya terus fokus menatap layar laptop dan hasilnya selalu nihil.

"Berarti kalian bener di terror nih"seru putra

"Eh apaan nih?"rafa mengambil secarik kertas di bawah kakinya dan menunjukkan kesemua disitu tertulis kata 'kematian disekitarmu' yang ditulis menggunakan tinta merah yang masih basah

"Throw rafa"muka alifah pucat dan tubuhnya makin panas

Rafa merobeknya menjadi serpihan kecil lalu membuangnya rafa menyuruh alifah tidur karna mukanya pucet lalu dia menyelimutinya dan duduk di sampingnya sambil memainkan rambut alifah.

"gua pernah ketemu orang yang tinggal di desa dekat hutan situ dia udah puluhan tahun tinggal disana semenjak istri dan anaknya hilang di hutan juga, maka nya gua bisa dapet semua cerita itu dari dia"jelas irfan

"Yaudah cepet telpon"titah putra

"Eits lu lupa yaa itu kan di desa yang belum tersentuh teknologi sama sekali kalo udah gua juga gak punya nomernya"

"Yaudah kalo tau begitu kenapa dari tadi cerita yang gak penting"

"Santai sih put, gua juga punya om udah tinggal disana selama sepuluh tahun  akibat didiagnosa kanker paru-paru. Terkadang gua merasa kasian sama dia hidup sendirian tanpa di kelilingi sama keluarga"

"Kak mendingan lu nelpon sekarang dah daripada gua jitak lu ngomong mulu dari tadi"omel annisa

"Iyeiye gua telpon"irfan mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor telpon rumah pamannya yang mungkin udah berdebu disana karna sama sekali gakpernah di telpon
Dalam deringan ketiga panggilan diangkat.

'Halo?'
"Halo om ini irfan!?"
'Ohh iya irfan masih inget kamu sama om?"
"Yaa masih lah om"
'Kirain sepuluh tahun gak pernah nelpon udah lupa sama om. Gimana kamu sekarang? Terakhir kali om ketemu itu 10 tahun yang lalu kamu masih selutut om sekarang pasti udah ngelebihin om nih'
"Hahahaha om bisa aja,itu anak anak om udah sukses gitu! Om gak mau balik ke kota nih betah amat disana sendirian"

"Om betah disini orang orangnya baik dan ramah penyakit om udah membaik tapi om gak mau meninggalkan tempat ini karna istri om dikubur disini. Anak om slalu dateng kalo liburan keluarga juga kadang, jenguk. Nah kamu kapan? Om udah lama gak ketemu kamu kangen nih!"

"Woii cepetan cerita kebanyakan basa basi langsung to the point aja kek"

"sabar napa"

'Kayaknya ada suara cewek tuh!? Kamu lagi ngapain?'

"Gak usah nethink dulu kek om ini lagi ngumpul sama temen ohh iya om aku mau cerita serius"irfan mulai menceritakan semua kejadian yang di ketahuinya

'Gawat irfan sebaiknya kalian semua kesini sekarang juga!!'

"Emang nya kenapa om?!"

'Mereka udah kena kutukan karna berhasil mengetahui tentang desa itu walaupun dari internet sekalipun, kalian cepat kesini atau nyawa kalian terancam'

"Oke om kita kesana"
Irfan mematikan telponnya.

"Kita harus kesana sekarang juga nyawa kalian terancam"

"Tapi kan sekarang udah malem"ucap eka

"Garis bawahi kata sekarang juga eka"

"Kita berangkat sekarang"ungkap alifah yang sedari tadi hanya diam mendengarkan.

Mereka keluar dari kamar memuju garasi mobil dan masuk kedalam, yang menyetir putra dengan irfan duduk di sampingnya annisa dan eka di bagian tengah alifah dan rafa di bagian belakang.

Selama di perjalanan selalu di selimuti suasana tegang, tidak ada obrolan di dalam mobil annisa yang biasanya cerewet pun diam membisu.

Alifah tengah tertidur di pangkuan rafa sambil menyelimuti dirinya.

Akhirnya mereka sampai setelah enam jam perjalanan yang menegangkan, mereka keluar satu persatu lalu irfan mengetuk pintu rumah pamannya dan disambut dengan senyuman hangat pamannya, mereka berdua berpelukan melepas rindu.

"Tambah keren sepupu om"
"Yoi om"
"Ayo masuk. Sekarang istirahat dulu besok kita akan menemui para tetua desa"
Mereka masuk dan berjalan di belakang paman irfan
"Kamar perempuan diatas dan yang cowo di bawah"
Tunjuknya
Annisa, alifah dan eka berjalan beriringan keatas menuju kamar yang tadi di unjuk eka membuka pintunya lalu didalamnya terdapat tiga ranjang kecil satu lemari yang disampingnya terdapat jendela kecil dan kamar mandi kecil. Alifah memilih ranjang yang di dekat lemari annisa ditengah dan eka sisanya.

Alifah sedari tadi hanya diam duduk di pinggir ranjang lalu menoleh saat bahu nyaditepuk oleh annisa
"Lu kenapa fah?"
Alifah hanya menggelengkan kepalanya.

"Lu kalo ada masalah ceritain aja ke kita"
"Iya jangan di pendem ntarjadi penyakit loh"sambung eka mencairkan suasana

"Gua takut.."ucap alifah suaranya terdengar serak lirih dan gemetar

"Kita juga takut kali fah"

"Gak gitu nis. Gua udah ngerasa gak enak aja pas balik kesini lagi"suara alifah makin serak dan muka-nya makin pucat

"Kan lu juga yang ngajak kesini"

"Yaa karna gua blom mau mati sia sia"

"Yaa kita juga"

"Udah ah nis lu gak ngebantu gua daritadi lu cuman jawab kita juga kita juga"alifah tidur dengan posisi meringkuk mengarah ke lemari dan menyelimuti tubuhnya.

Annisa dan eka langsung pergi tidur karna sekarang udah jam setengah satu.









Mystery A VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang