Chapter 19

152 10 0
                                    

Pagi hari nya mereka bangun dan bersiap-siap untuk kembali ke tempat kemah

"Udah gak pusing lagi?"tanya rafa

"Udah mendingan sih"jawab alifah

Setelah semua sudah siap, juki dan putro naik ke tangga menggeser batu diatas lalu satu persatu orang berjalan keluar saat semua nya sudah naik batu di geser kembali untuk menutup tempat persembunyian.

"Kira-kira jarak dari sini sampe tempat kemah jauh atau tidak?"tanya rafa

"Cukup jauh karna kalian terus berjalan kearah selatan"

Putro dan juki berjalan terlebih dahulu dan mereka berempat mengikuti di belakangnya

"Putro juki rumah kalian dimana?"tanya annisa memecah keheningan

"Di atas bumi"sahut alifah sebelum putro ataupun juki menjawab

"Diem gua gak nanya ama lu"

"Yee gua kan mewakilkan mereka"

"Udah gak usah ribut"lerai rafa

"Itu tadi rumah kita"ucap juki

"Haaa!! Yang di bawah tanah itu"seru annisa terkejut

"Iyya"

"Mampus rumah mereka bukan di atas bumi tapi di dalam bumi"ledek annisa

"Lahh kan masih diatas tanah kecuali kalo udah ketemu magma baru itu di dalam bumi"

"Lalu kemana orang tua kalian?"tanya annisa lagi tidak memedulikan kata kata alifah yang tadi

"Yeee malu tuh"

"Orangtua kami menjadi tumbal desa itu saat kami masih berumur 10tahun dulu kami tidak tinggal disitu tapi di sebuah rumah di pedesaan sekitar sini setelah kejadian itu kami berjanji untuk menolong yang tersesat agar tidak menjadi korban seperti orang tua kami"jelas putro raut wajahnya terlihat sangat sedih ketika menceritakannya

"Kami turut berduka, maaf aku bertanya seperti itu"

"Iyaa gakpapa"

Saat di perjalanan mereka mencium bau yang tidak sedap

"Ihh ini bau apaan sih?"
Seru eka

"Kayak bau darah"ucap alifah

Di puncak kepala-nya annisa merasakan seperti ada yang membasahi rambutnya dia mengusap dengan tangannya dan saat dilihat annisa terkejut karna itu adalah darah dia pun mendongakkan kepalanya ke atas "aaaaaarrrrrrggggghhhh"
Annisa berteriak sangat kencang hampir membuat gendang telinga mereka semua pecah

"Apaan sih annisa berisik"seru alifah

"Liat keatas"annisa mendekati eka

Saat mendongakkan kepala nya alifah tidak mampu berteriak wajahnya memucat dia mendekati rafa dan memeluk lengannya

Hal yang sama juga dirasakan oleh yang lainnya di atas pohon terdapat seorang wanita yang lehernya terikat oleh akar-akar gantung terdapat banyak darah ditubuhnya"

Tiba-tiba putro dan juki lari dengan kencang diikuti oleh mereka yang ikut lari dengan kencang.

Setelah dirasa cukup jauh mereka berhenti mengatur napasnya perlahan

"Kalian gakpapa kan?"tanya putro

"Gila aja tiba-tiba langsung lari tanpa aba-aba"ucap rafa sambil mengatur napasnya

"Iyaa kita sengaja lagi wajahnya pucet semua dan pada diem ketakutan"sahut juki

"Ahh sialan"umpat annisa

Mereka mulai melanjutkan perjalanan dengan santai karna napasnya hampir habis setelah berlarian tadi

"Sepertinya dia menjadi korban jebakan disini"

"Haa maksudmu juki?"

"Disini banyak terdapat jebakan semakin kalian berjalan keselatan akan banyak jebakan kematian jadi berhati-hati lah"jelas juki

Setelah perjalanan yang cukup panjang mereka akhirnya sampai ditempat tujuan mereka mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal kepada juki dan putro lalu berjalan kedalam dan menemukan putra irfan budi andi dan arif disana yang tampak sedang menahan rasa kantuk

Saat melihat kedatangan orang yang ditunggu-nya dari semalam irfan bergegas memanggil pak wahyu dan guru yang lain.

"Pak mereka udah kembali"

"Seriusan kamu"
Pak wahyu dan guru yang lain penasaran lalu keluar melihatnya
Saat melihat mereka miss ratna langsung memeluk mereka satu persatu "miss khawatir kalian menghilang semua guru juga cemas, kenapa pada pucet gini"

Para murid yang mendengar kehebohan itu langsung keluar semuanya dan berkumpul disekitar

"Agar kejadian ini tidak terulang kedua kali nya acara ldks kita hentikan, setelah ini kita berbenah dan pergi dari sini"ucap ibu sukma

"Huuuuuuuu"semua murid terlihat kecewa dan bersorak

"Udah jangan berisik cepat berbenah, setelah itu kumpul disini"perintah pak wahyu

Semua murid dengan perasaan kesal merapihkan tenda-tenda dan barang miliknya sambil menggerutu alhasil karna kerjanya tidak dari hati baru selesai jam sepuluh lalu mereka berkumpul seperti perintah sebelumnya.

"Sebelum kita pulang alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu agar perjalanannya lancar, berdoa dimulai"ucap pak hendra

Selesai berdoa mereka masuk kedalam bis dan melakukan perjalanan pulang.

----

Ini bukan akhir cerita oke, jadi jangan sedih mungkin part kedepan cerita dibuat lebih panjang.

Jangan lupa vote dan komentarnya










Mystery A VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang