chapter 26

106 9 2
                                    

Alifah terbangun dan mendapati bahwa hari sudah malam, dia memandang ke sekitar dan melihat kedua sahabatnya sedang tidur pulas muncul suatu ide di dalam otaknya.

Dia mengambil air kebelakang lalu mencipratkan ke muka annisa dan eka setelah itu mundur lagi ke belakang sehingga membuat dirinya tidak terlihat karna di dalam goa gelap saat malam

Dari dalam dia bisa melihat annisa dan eka bangun kemudian duduk, sepertinya annisa sedang mencari nya karna dia terlihat panik dan memanggil nama alifah lalu mereka berdua jalan ke bagian mulut goa.

"Ek jangan jangan alifah udah di bawa sama makhluk astral ntuh"

"Gak usah nethink dulu"

Alifah mengendap-endap berjalan ke belakang annisa dia meniup bagian leher mereka berdua

"Ihh ek kayak ada yang niup"

"Gak ada tuh"

Kemudian alifah beraksi lagi dengan menyentuh leher eka pelan dengan telunjuknya

"Ihh nis gak usah bercanda dahh ini lagi serius"

"Apaan sih ek?!"

"Lu megang leher gua kan"

"Dih dari tadi tangan gua disini"

"Trusss"
Annisa dan eka menengok kebelakang tapi tidak menemukan apa-apa karna setelah mencolek eka, alifah langsung minggat ke belakang.

"Yakali ek!!"

Setelah annnisa dan eka berbalik alifah mengendap perlahan ke belakang mereka berdua lalu "waaaaaaaaa"teriak alifah

Annisa dan eka langsung berlarian keluar sambil teriak
"Sialan anjirr konyol sumpahh gua hampir mati tau fah"

"Lebayy lu nis"
Alifah tertawa terbahak bahak saat melihat ekspresi annisa

"Yee kalo gua jantungan gimana?"

"Gua geletakkin disini"

"Kawan macam apa lu"

"Manusia biasa yang punya kekurangan dan kelebihan"

"Ehh itu datuk udah dateng"

Mereka melihat datuk datang menghampiri dengan membawa sebuah lentera"kenapa kalian diluar"

"Tadi--"

"Tadi abis bangun tidur di dalem gelap makanya kita keluar"ucap alifah

"Yaudah sekarang kita ke sebuah tempat"
Mereka berjalan membuntuti datuk yang berjalan dengan tenang dan kuat diusia nya yang sangat tua

Mereka sampai di sebuah pohon yang mungkin sudah berusia ribuan tahun karna sangat besar sekali dengan lubang ditengahnya yang mungkin dapat menampung mereka disana

"Ini pohon keramat lubang ditengahnya itu sudah ada sejak lama ayo kita masuk"

Mereka masuk dan duduk melingkar di dalam lubang itu, lalu saling berpegangan tangan.
Annisa alifah dan eka sangat ketakutan karna tiba-tiba mereka merasakan aura yang tidak enak mendekat.

"Tutup mata kalian"ucap datuk dan langsung dituruti oleh mereka bertiga

"Kita akan mencoba memanggil mereka yang mengikuti kalian dan memisahkannya dari kalian"

"Apakah disini aman?"

"Mereka tidak akan bisa mendekati pohon ini dan jangan sekali kali membuka mata karna ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan bisa dilupakan"

Annisa alifah dan eka hanya mengangguk mereka menutup kedua matanya dan tidak lama kemudian terdengar suara seperti sesuatu yang diseret, lalu datuk mengucapkan sesuatu dengan bahasa kuno sepertinya karna terasa asing di kedua telinga mereka bertiga

Setelah datuk selesai bicara suara lengkingan keras yang memekakkan telinga itu terdengar kembali

Datuk mengucapkan kata kata dengan bahasa itu lagi dan dibalas suara lengkingan begitu seterusnya hingga dia memerintahkan mereka bertiga "buka mata kalian dan jangan terkejut dengan keadaan sekitar"

Mereka bertiga membuka mata secara perlahan dan mendapati banyak mahluk itu di sekitar mereka sangat dekat tapi tidak bisa masuk kedalam

Annisa menutup wajahnya dan menangis perlahan eka dan alifah tidak kuat melihatnya mereka menunduk ke bawah

Bagaimana tidak? Makhluk itu berada di sekitar mereka sangat dekat mungkin hanya berjarak tiga kaki, tapi makhluk itu berbeda dengan yang tadi makhluk ini mempunyai kuku yang runcing tajam dan panjang, muka nya yang hancur sangat terlihat jelas tubuhnya tinggi dan hitam gosong.

Sepertinya Datuk sedang membaca mantra-mantra dengan sangat keras, mereka mengeratkan pegangannya dan menunduk waktu seperti berjalan dengan sangat lambat dirasakannya atmosfer disekitar berubah menjadi sangat mencekam

Lama kelamaan teriakan lengkingan yang memekakkan telinga perlahan mulai menghilang

Mereka bertiga membuka mata perlahan dan melihat keadaan sekitar sudah tidak ada lagi penampakan makhluk menyeramkan itu

"Sudah berakhir"ucap datuk itu sambil tersenyum

Mereka bertiga menangis bahagia dan saling berpelukan.

Mystery A VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang