"Audie, maafin gue yang udah nyakitin lo. Gue tau kalo gue salah. Gue emang cowok brengsek yang gak pantes dapetin cewek baik kayak lo." ujar Angkasa dengan mata sayu menatap ke arah mata coklat milik Audie.
Sebenarnya Audie sedikit luluh melihat Angkasa saat ini. Hampir saja dirinya memaafkan Angkasa, namun tiba-tiba ia teringat perbuatan Angkasa yang sangat menyakiti dirinya. Jadi Audie mengurungkan niatnya untuk memaafkan Angkasa.
Audie segera memalingkan wajahnya dari Angkasa karena entak sejak kapan bulir air matanya sudah turun ke pipinya. Audie segera menghapus jejak air matanya. Ia harus kuat. Kali ini, ia tidak akan jatuh dalam pesona Angkasa yang ketiga kalinya. Tidak akan! Karena perbuatan Angkasa memang sulit untuk dimaafkan.
"Audie?" tanya Angkasa khawatir karena melihat setetes bulir air mata yang turun di pipinya. Angkasa mencoba menghapus air mata itu, namun terlambat. Air mata itu sudah di hapus oleh Audie.
"Iya gue maafin lo." kata Audie pelan.
Seketika matahari terbit di wajah Angkasa. Hatinya sangat lega mendengar jawaban Audie. Angkasa merasa bahagia, bahkan ia merasakan kupu-kupu bertebangan di dalam perutnya.
"Makasih Audie." Angkasa mengulurkan tangannya untuk memeluk Audie, namun Audie mundur satu langkah dari Angkasa. Melihat hal itu, sinar kebahagiaan yang sempat terbit dalam wajah Angkasa, kini pun padam dan sirna. Angkasa menatap Audie dengan nelangsa.
"Gue emang udah maafin lo. Tapi gue ga bakal mudah lupain hal yang udah lo lakuin ke gue. Gue bahkan udah ga mau liat muka lo lagi Angkasa." kata Audie parau yang mampu membuat hati Angkasa serasa dicabut dari rongga tubuhnya. Tubuhnya lemas tak berdaya. Air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya.
Audie membalikkan badan dan mulai berjalan meninggalkan Angkasa. Baru beberapa langkah berjalan, Angkasa berteriak memanggil namanya. "Audie! Tunggu!"
Audie menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya ketika ia mendengar Angkasa berteriak keras. "Audie gue sayang sama lo! Maaf kalo gue udah nyakitin lo. Maaf udah bikin lo nangis. Maaf buat segalanya. Gue tau maaf aja gak bisa bikin semuanya berubah. Sekali lagi gue minta maaf. Kalo lo emang udah gak mau liat gue, oke. Gue bakal kabulin itu. Gue ga bakal muncul lagi di depan lo kalo itu yang lo mau. Selamat tinggal." Angkasa menahan air mata yang tinggal sedikit lagi sudah akan menetes.
Audie yang mendengarnya pun segera beranjak pergi dari tempat itu yang membuat dirinya sesak. Setelah merasa jauh dari jangkauan Angkasa, Audie berhenti berjalan dan segera menumpahkan segala gelisah dan air mata yang sudah ia tahan sedari tadi.
***
Prolognya aku ubah ya. Kalo ini aneh komen aja nanti bakal aku rombak lagi. Oh iya, nanti ada beberapa part yang aku edit. Soalnya ada agak aneh dan melencemg dari ide awalnya. Hehe. Thank u :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy
Teen FictionNathaniel Angkasa Wijaya adalah seorang cowok yang supel, menyenangkan, berprestasi, ramah ke semua orang tapi playboy! Bahkan saking supelnya, dia bisa mematahkan hati semua gadis karena keramahan dirinya yang kelewat batas. Dengan memacari satu ga...