-13-

4.7K 470 21
                                    

Jangan lupa pencet tanda bintang kecil di bawah pojok kiri. Cuma satu detik aja kan? Hehe. Dan jangan lupa tinggalkan komen! Makasih

***

"Kapan kapan ajak cewek lo main lah Ang." ujar Kevin setelah mendengar cerita panjang lebar dari Julian tadi.

"Hm." jawab Angkasa tanpa menoleh ke arah Kevin.

"Angkasaaa." panggil Iqbal manja.

"Paan?" jawab Angkasa jutek.

"Ih kok jutek amat sih? Kurang belaian ya? Sini aku belai. Dijamin puas deh!" kata Iqbal bergaya seolah olah banci. Angkasa yang melihat tingkah konyol Iqbal pun bergidik ngeri dan segera pindah tempat duduk menuju sampingnya Julian, temannya yang paling waras dari semua anak kece ini.

Iqbal terlihat merajuk terhadap Angkasa. "Ish jahat ya sampe pindah tempat duduk segala. Sini adek temenin bang." katanya seraya menepuk tempat duduk di sampingnya.

"Najis lo." umpat Ivan seraya melempar kulit kacang ke arah Iqbal dan tepat mengenai mata Iqbal yang belum sempat menghindar dari lemparan Ivan. Iqbal terdiam sambil mengucek matanya yang memerah seakan menangis. Tiba-tiba saja Iqbal berteriak histeris membuat temannya kaget. "Aaaaah tidak! Mataku! Aaaaaa!" teriak Iqbal tidak woles. Lalu Iqbal pun berlari menjauh dari teman temannya yang menatapnya bingung, lalu ia menuju toilet entah untuk apa.

"Ngapain tuh anak?" tanya Julian heran.

"Tauk." kata Angkasa cuek.

"Lo tadi apain dia Van sampe histeris gitu?" selidik Kevin menatap Ivan curiga.

Ivan hanya melengos dan tak menjawab pertanyaan Kevin.

"Jawab Van! Lo tau kan dia itu lembeknya minta ampun walau wajah plus tubuhnya macho kek gitu? Nanti kalo lo di laporin Mamanya mampus lo!" ujar Kevin menakut nakuti Ivan.

Ivan terlihat sedikit takut bila sudah menyeret nyeret Mamanya Iqbal. "Iyadeh iya gue ngaku. Gue tadi ngelempar kulit kacang trus kena matanya. Kan gue gak sengaja bro."

"Minta maaf gih!" usir Julian sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

Ivan mendengus kesal. "Ngapain juga harus minta maaf? Kan gue gak sengaja."

"Apa susahnya sih minta maaf?" bentak Kevin tak sabaran. Kevin ini memang sedikit tak rela bila sahabatnya yang lembek itu diremehkan oleh orang lain, meskipun orang yang mengejekknya itu sahabatnya juga.

"Gue ga mau. Si Iqbal nya aja yang lebay." kata Ivan tak kalah keras dari suara Kevin tadi.

"Gak bisa git-" belum selesai Kevin berkata, perkataannya sudah dipotong oleh Julian. "Udah stop. Kalian ini udah dewasa ya. Jadi plis jangan bertingkah childish gitu. Ivan, nanti minta maaf ke Iqbal. Dan Kevin, minta maaf ke Ivan karena lo udah bentak dia tadi." kata Julian bijaksana.

"Kebanyakan bacot kalian." kata Angkasa kasar. Lalu keadaan hening.

"Apaan?" Angkasa menatap bingung ke arah Ivan, Kevin dan Julian, bingung kenapa keadaan tiba tiba hening. Dan Angkasa merasa dirinya diperhatikan oleh teman temannya. Lalu ia mengalihkan pandangannya dari handphone yang saat ini ia pegang kepada temannya.

"Lo semua pada aneh deh." ujar Angkasa kasar karena ia merasa dikacangkan oleh mereka. Lalu ia bangkit dari duduknya kemudian ia berjalan keluar rumah meninggalkan teman-temannya yang menatapnya melongo. Julian, Kevin dan Ivan terdiam di tempat melihat sifat Angkasa yang gampang sekali berubah. Sedangkan Iqbal, ia masih nangis sendirian di pojokan kamar mandi.

***

AUDIE POV

Motor Satria berhenti tepat di depan rumahku. Aku turun dari motornya dan melepas helmnya lalu memberikannya pada Satria.

BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang