-8-

4.7K 344 0
                                    

"Sabar aja ya bro" kata Julian sambil menepuk bahu kanan Angkasa. Dan hal itu membuat Angkasa kaget.

"Apanya yang sabar?"

"Tadi kan lo dicuekin. Bisa-bisanya lo dicuekin gitu?"

"Tau dah. Tu cewek memang aneh. Gue gak ngerti jalan pikirannya. Harusnya dia seneng kan jadian sama gue?"

"Kayaknya dia berbeda deh Ang" ujar Julian sembari menatap bingung ke Angkasa.

"Berbeda gimana?"

"Ya beda aja gitu. Lo udah liat tadi kan? Dia kayaknya eneg liat muka lo. Ini baru pertama kali terjadi pada lo bro" Julian sedikit tertawa dan menepukkan tangannya di pundak Angkasa bermaksud memberi dukungan.

"Ah udah lah. Gausah dipikir. Dia ga penting juga buat gue" kata Angkasa cuek. Namun dalam hatinya, ia berharap bahwa ia bisa menjalin hubungan yang baik dengan Audie. Entah kenapa feelingnya saat ini mengatakan bahwa Audie memang berbeda. Dan hal itu membuat dirinya penasaran.

***

Ketika Audie berjalan ke arah kelasnya, ia berpapasan dengan Angkasa di koridor. Melihat Angkasa, Audie segera memalingkan wajahnya seolah Angkasa adalah alien terburuk di dunia.

Berbeda dengan Angkasa, ia malah melihat Audie dengan tatapan tajamnya, berharap Audie menoleh ke arahnya. Sebenarnya Angkasa ingin berbicara empat mata dengan Audie. Namun sepertinya kondisi ini belum memungkinkan.

"Heh" kata Kanya menyenggolkan sikutnya ke lengan Audie.

"Paan?" jawab Audie jutek.

"Kalian lagi berantem?" tanya Kanya penasaran dengan jawaban Audie. Pasalnya ketika Audie berpapasan dengan Angkasa di koridor tadi, Audie hanya memalingkan wajah tidak peduli.

"Kami? HAHAHA... Gue sama dia selalu berantem kalo lo mau tau. Gue males banget berurusan sama dia. Sayangnya gue sekarang berurusan dengan dia. Huft" Kanya menatap Audie ngeri.

"Lo bego apa gimana?" tanya Kanya akhirnya.

"Hah?"

"Iyaaaa. Lo itu bego apa gimana sih? Banyak cewek di luaran sana pengen jadi pacarnya Angkasa. Lahh lo? Udah jadi pacarnya Angkasa aja kayaknya males banget gitu liat mukanya?"

"Eh lo gimana sih? Lo kan dulu yang gak bolehi gue deket deket sama Angkasa karena dia playboy cap kecap. Ehhh, sekarang malah lo dukung gue agar seneng pacaran sama Angkasa? Dasar labil" omel Audie sebal. Saat ini ia sedang gondok dengan sahabatnya itu.

"Eh apa iya?" tanya Kanya tak percaya.

"Ish lo itu bego apa gimana?" tanya Audie menirukan kalimat Kanya tadi. Dan Kanya hanya meringis disindir oleh Audie.

***

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo" kata Angkasa ketika mereka sudah duduk di taman kota sore ini.

Sebelumnya, tadi ketika bel sekolah sudah berdering dan murid murid mulai keluar dari kelasnya, Angkasa berpapasan lagi dengan Audie, tanpa pikir panjang Angkasa menarik lengan Audie. Ia membawa Audie ke mobilnya. Dan sekarang mereka berada di sini.

"Ngomong apaan?" kata Audie ketus. Audie menyilangkan lengannya di depan dadanya dan ia masih belum mau menatap ke arah Angkasa.

"Bisa nggak lo bersikap baik gitu sama gue?"

"Baik sama lo? Ogah!"

"Kenapa?" tanya Angkasa mengintimidasi.

"Emm..."

BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang