Bel sekolah pun berbunyi. Beberapa anak pun segera bergegas membereskan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Begitu juga dengan Audie dan Kanya.
"Pelajaran hari ini cukup sampai disini saja. Selamat siang." kata pak Budi yang merupakan guru geografi.
"Selamat siang." balas murid serempak. Lalu para murid pun berhamburan keluar kelas. Audie dan Kanya keluar kelas paling akhir.
Mereka berdua jalan bersisian. Ketika di depan kelas Audie dikejutkan dengan keberadaan Satria yang berdiri di depan kelasnya seraya memasukkan sebelah tangan kirinya ke saku celananya. Audie terlihat gusar dan canggung dengan Satria sejak pernyataan cintanya kemarin malam. Berbagai pertanyaan timbul dalam benak Audie saat ini. Sejak kapan Satria disini dan untuk apa? Jangan-jangan Satria meminta jawabannya kemarin? Kan Audie sudah bilang butuh satu minggu.
Melihat Audie yang bengong dengan keberadaan Satria di depannya, Kanya segera menyenggol lengan Audie pelan sambil membisikkan sesuatu pada Audie. "Kenapa lo diem?" bisik Kanya pelan ditelinga Audie.
"Gapapa." balas Audie berbisik juga.
"Lo kok gak happy gitu ketemu sama Satria?" bisik Kanya di telinga Audie pelan.
"Hello!" kata Satria mengagetkan mereka berdua. Satria melambaikan tangannya di depan wajah mereka. Satria bingung kenapa dua anak ini berbicara sambil berbisik-bisik.
"Oh hai!" balas Kanya dengan senyumannya. Namun tidak dengan Audie. Ia hanya diam memerhatikan saja. Pikirannya saat ini sedang bercabang kemana-mana.
"Kalian mau kemana?" tanya Satria.
"Mau jualan bubur." jawab Kanya sambil tersenyum.
"Hah? Jualan bubur?" Satria tampak bingung.
"Ya nggak lah. Percaya amat sih jadi orang. Hehe." Kanya menjawabnya sambil diiringi dengan kekehan.
"Oh kirain. Masak cewek cantik jualan bubur sih?" balas Satria tersenyum.
"Yang cantik yang mana nih? Aku atau Audie?" goda Kanya. Kanya sedikit melirik ke arah Audie apakah Audie sedang tersipu malu atau tidak. Namun bukan ekspresi itu yang di dapatnya. Melainkan wajah cemas Audie sambil sesekali melirik jam di handphonenya. Seperti sedang menunggu seseorang. Kemudian Kanya menyenggol lengan Audie pelan. Seketika Audie tersadar.
Satria menjawab pertanyaan Kanya tadi. "Ya dua-duanya lah yang cantik."
"Beneran nih? Bukannya yang cantik bagi lo cuma Audie aja ya?"
Kanya merasa ada yang menyubit lengannya pelan lalu dirinya mengaduh pelan, ia menengok ke arah Audie yang sedang memelototinya sekarang. "Lo apaan sih?" sulut Kanya tak terima.
"Gak papa." balas Audie singkat.
"Lo kenapa sih? Kok aneh banget? Biasanya kalo ada Satria lo langsung semangat gitu. Kok kali ini enggak?" tanya Kanya blak-blakan yang membuat Audie melotot karena telah membeberkan kebiasaannya dulu.
"Nya!" sungut Audie kasar.
"Apaan sih?" Kanya mendorong lengan Audie pelan, menyebabkan Audie sedikit oleng karena posisinya saat ini tidak seimbang.
Lalu tanpa memperdulikan Satria yang berada di depan mereka, Audie dan Kanya malah sibuk bertengkar tidak jelas saling menyalahkan, dan mendorong satu sama lain. Satria hanya menatap mereka berdua jengah. Satria sudah terbiasa melihat pertengakaran kecil diantara mereka.
"Ehm." dehem Satria yang membuat Audie dan Kanya menoleh ke arah sumber suara. Seketika mereka tersadar dan segera berhenti dari pertengkaran ga jelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy
Teen FictionNathaniel Angkasa Wijaya adalah seorang cowok yang supel, menyenangkan, berprestasi, ramah ke semua orang tapi playboy! Bahkan saking supelnya, dia bisa mematahkan hati semua gadis karena keramahan dirinya yang kelewat batas. Dengan memacari satu ga...