Ketika Audie berbalik dia sangat amat terkejut. Ternyata yang berdehem tadi adalah Angkasa! Angkasa sedang menatap mereka berdua dengan tajam, terutama ke arah Audie.
Mampus deh gue. Batin Audie pasrah.
"Bisa gue bicara berdua sama Audie bentar?" kata Angkasa dengan nada santai namun menatap ke arah Audie dengan tajam.
"Gue ga mau" Audie tiba tiba berkata dan membuat Angkasa sedikit terkejut.
"Emm.. Baiklah. Tapi gue pikir jangan lama lama" Satria mengizinkan Audie untuk berbicara dengan Angkasa walaupun sedikit tidak rela. Seketika Audie tidak percaya karena Satria membolehkan dirinya berbicara berdua saja dengan Angkasa.
"Ayo ikut gue sekarang" kata Angkasa sambil menarik tangan Audie. Namun Audie tetaplah Audie. Ia hanya diam tak bergeming satu centi pun.
"Kita harus bicara sekarang" tegas Angkasa lagi. Dan lagi lagi Angkasa menarik tangan Audie.
Sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, ia berkata "Gue pokoknya ga mau"
"Audie" suara Angkasa terdekngar menggeram. Sebenarnya Audie takut bila Angkasa marah, namun ia mencoba menahan nyalinya yang mulai menciut.
Karena merasa tidak di respon, Angkasa mencoba memelototi Audie dengan tajam. Audie yang dilihat seperti itu langsung saja ketakutan. Karena ia merasa seolah dirinya adalah seonggok daging segar yang bisa kapan saja dimakan oleh serigala buas yang sedang kelaparan. Dan Audie hanya bisa pasrah mengikuti Angkasa. Angkasa membawa Audie ke luar dari restoran tadi dan memilih ke daerah yang agak sepi. Audie memberontak karena tangannya dipengang begitu erat olehnya.
Dengan tangan bersedekap, Audie berkata "Mau ada urusan apa lo? Ganggu orang aja sih" gerutu Audie sebal.
"Ya, karena lo adalah urusan gue sekarang" Audie kaget mendengar pernyataan Angkasa.
"Kok bisa?" Audie mengernyitkan dahinya.
"Karena kan lo sekarang pacar gue"
"Gue pikir kemaren lo cuma bercanda waktu lo jadian gue pacar lo"
"Lo budeg apa gimana? Kan dari kemarin lo udah resmi jadi cewek gue" kata Angkasa sebal dengan mengerucutkan bibirnya imut.
Idiiw masa seorang Angkasa berekspresi imut gitu? Ilang deh gaya coolnya dia. Eh tapi kalo gitu imut juga. Hihi. Batin Audie.
"Eh lo tuh lagi PMS ya? Tadi aja marah-marah. Sekarang lo malah cemberut gitu. Mirip cewek banget sih lo! Cupu" kata Audie blak blak an. Dan Angkasa sangat sebal mendengar perkataan Audie.
"Eh cewek sinting, terserah gue dong mau berekspresi kayak gimanapun. Itu kan terserah gue"
Laaah malah kenapa sekarang jadi bahas ekspresi wajah sih. Ah malah jadi gak kelar nih urusannya. Gue mau cepet-cepet balik ke Satria. Kata Audie dalam hati.
"Cepet ada yang mau dibicarain lagi gak? Kalo gak ada, gue mau balik ke Satria lagi. Dadah" Kata Audie dengan melambaikan tangannya. Namun ketika ia baru beberapa langkah berjalan menjauh dari Angkasa, ia mendengar Angkasa berkata "Siapa bilang gue udah selesai bicara sama lo? Sini balik lagi!" perintah Angkasa. Dan Audie lagi lagi hanya menuruti permintaan Angkasa.
"Lo kan sekarang udah jadi cewek gue. Otomatis kalo lo jalan sama cowok lain itu namanya selingkuh"
"Oh gitu doang? Yaudah, gue balik dulu sama Satria aja"
"Dasar cewek sinting! Gue belum selesai bicara! Eh lo! Balik gak?!" teriak Angkasa. Namun Audie berlagak seolah olah tuli dan berjalan dengan agak lebih cepat meninggalkan Angkasa.
***
Setelah berdebat alot dengan Audie, Angkasa lebih memilih pulang saja. Ia mengendarai mobilnya dengan cepat agar sampai di rumah. Ia sudah cukup lelah dengan hari ini.
Sesampainya dirumah, ia langsung menuju ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur. Ia menatap langit-langit kamar sambil menerawang kejadian tadi.
Ia heran, baru pertama kali ada cewek yang jelas jelas sekarang ini statusnya telah menjadi pacarnya, malah jalan berduaan dengan cowok lain. Biasanya, dulu para mantannya justru tidak mau pisah dengannya. Kemana-mana harus berdua. Nah ini? Kemana-mana malah sama cowok lain? Aneh kan?
Ah kok gue jadi mikirin tu cewek sih? Argh, mungkin gue udah gila. Batin Angkasa gusar.
Angkasa memutuskan untuk membersihkan dirinya sejenak ke kamar mandi, lalu ia berjalan menuju ke arah kasur dan segera merebahkan diri diatasnya. Dan akhirnya Angkasa tertidur lelap.
***
"Eh nyak, gue mau ngomong sama lo" saat ini Audie sedang berada di kantin bersama siapa lagi kalau bukan Kanya.
"Paan? Pasti tentang Angkasa?" kata Kanya menampilkan wajah malasnya.
"Loh kok lo bisa tau?" Audie terheran.
"Iyelah gue tau. Kalo lo udah punya urusan sama Angkasa, pasti lo larinya ke gue deh" Kata Kanya sambil menyedot milkshakenya.
"Ish temen tipis ya? Kalo iya gue minta maaf deh"
"Nah itu sadar" jawab Kanya menghendikkan bahunya dan dengan cueknya ia melahap siomay nya dengan lahap tanpa menghiraukan wajah Audie yang kesal.
"Kok lo sekarang jadi nyebelin gini sih! Jangan-jangan...." Audie sengaja menggantung perkataannya agar Kanya merespon ucapannya.
Dan benar dugaannya, Kanya segera menoleh ke arah Audie dengan tatapan kesal. "Jangan-jangan apa?"
"Jangan-jangan lo dendam, iri, bete, pengen bunuh gue, trus sebel sama gue ya?"
"Atas dasar apa lo bicara kek gitu?"
"Karena gue ehm, jadi 'temen deket'nya Angkasa" tangan Audie membentuk tanda kutip saat bicara 'temen dekat'.
Audie berpikir bahwa Kanya akan marah dengannya atau apalah, namun dugaan Audie salah. Kanya malah tertawa terbahak bahak sehingga sebagian siswa yang sedang duduk di kantin itu menoleh ke arah Kanya.
"Aduh, lo kenapa sih?!" kata Kanya. Audie mendorong bahu Kanya kesamping karena ia malu dilihat sebagian pengunjung kantin itu.
"Eh lo siapa ya? Lo bukan temen gue. Temen gue gak ada yang malu-maluin kayak lo"
"Oooh jadi gue bukan temen lo lagi? Okefix kita putus" ucap Kanya yang membuat Audie terkesiap kaget.
Setelah itu, Kanya dengan cepat mengahabiskan siomay dan milkshakenya dengan terburu-buru. Bahkan sampai terdedak. Audie menyodorkan air putih miliknya, namun dengan cepat Kanya menepisnya.
"Gausah sok baik lo. Katanya lo udah bukan temen gue lagi" kata Kanya jengkel. Setelah itu, Kanya mulai berdiri dan berjalan dengan cepat meninggalkan Audie yang masih bengong atas kejadian barusan ini.
Aduh, ni anak kok malah ngambek sih?
Audie yang masih melongo pun tidak mengetahui bahwa disampingnya sudah Angkasa. Angkasa menahan senyumnya karena melihat wajah bego Audie.
"Woi" kata Angkasa sambil melambaikan tangannya di depan wajah Audie. Audie pun segera tersadar dan mengedipkan matanya beberapa kali. Setelah itu, ia berlari meninggalkan Angkasa dan mulai mengejar Kanya yang sedang ngambek.
Angkasa pun kaget. Lagi-lagi ia diabaikan oleh Audie. "What's wrong with me?" katanya pada dirinya sendiri. Dibelakang Angkasa ada Julian yang sedang menahan tawanya karena sahabatnya yang satu ini telah benar-benar diabaikan bahkan tidak dianggap oleh seorang perempuan.
***
To be continue
Maaf kalau updatenya lama yaa. Trus part ini pendek banget-.- Habis ini bakal aku usahain biar updatenya ga lama. Oh iya, aku juga mau ngucapin terimakasih buat @helmaaaaa @aniyara123 @yanti123456 @itasamita15 @SekarCahyani8 @mimipos karena udah ngevote cerita abal-abal ini. Terus makasih juga buat yg udah masukin cerita ini ke reading list kalian. Love yaa
27 Mei 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy
Teen FictionNathaniel Angkasa Wijaya adalah seorang cowok yang supel, menyenangkan, berprestasi, ramah ke semua orang tapi playboy! Bahkan saking supelnya, dia bisa mematahkan hati semua gadis karena keramahan dirinya yang kelewat batas. Dengan memacari satu ga...