Ketika Audie sedang berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba dia dikejutkan oleh tepukan keras dipundaknya. Lalu ia segera membalikkan badannya, melihat siapa yang menepuk pundaknya. Dan ternyata itu adalah Satria. Seketika wajah Audie menjadi sumringah.
"Hai Audie" kata Satria kemudian ia merangkul pundak Audie. Satria tidak tahu, bahwa tindakan sesederhana itu dapat membuat Audie meleleh. Sekarang pipinya saja sudah memerah.
"H-hai" jawab Audie tergagap.
Wah pagi pagi udah dapet rejeki aja nih. Kata batin Audie.
"Hari ini lo ada acara gak?" tanya Satria dengan menampilkam senyuman memikatnya.
Tumben banget nanya? Jangan-jangan dia mau ngajak gue jalan? Daripada ge er mendingan tanya langsung aja deh sama orangnya. Batin Audie. "Emangnya kenapa?"
"Gue mau ngajak lo jalan nanti malem" kata Satria tenang.
Untung saja saat ini Satria tidak melihat wajah Audie sekarang. Pandangan Satria sedang lurus ke depan. Ekspresi Audie sekarang adalah melongo kaget. Namun ia segera tersadar dan segera mengatupkan mulutnya kembali.
Tuh kan bener mau diajak jalan. Asik nih. Itung-itung pedeteka eh pedekate lah. Audie membatin.
"Gimana? Ada waktu gak?" Satria menatap Audie, dan Audie tanpa pikir panjang langsung mengangguk antusias.
"Ada kok. Audie mah tiap hari ada waktu. Tapi jangan malem-malem banget ya. Nanti Bunda ga bolehin" Audie jadi teringat peristiwa waktu itu, ia sedang mengerjakan tugas kelompok hingga jam 11 malam. Namun ia lupa mengabari Bundanya, jadilah ia dimarahi. Sejak saat itu telah ditetapkan jam malam untuk Audie.
Satria tampak berpikir kemudian berkata "Gak lah. Paling jam 10 udah pulang. Nanti gue jemput jam 7 ya"
Audie segera menganggukkan kepalanya semangat dan tidak lupa dengan senyuman manisnya.
"Yaudah kalo gitu gue ke kelas dulu ya" Satria mengacak rambut Audie dengan gemas.
"Ish gue gak suka rambut gue di acak acak gini. Kan udah rapi" omel Audie kesal mengerucutkan bibirnya ke depan.
"Oups sorry. Entah kenapa gue suka ngelakuin itu" Satria tersenyum jenaka.
Suka sama gue aja deh Sat, eh. Batin Audie.
Tiba-tiba, sekali lagi Satria mengacak rambut Audie dan kemudian berlari kencang meninggalkan Audie agar tidak terkena semprotan oleh Audie.
"Satriaaaaaaa!"
Dan Satria di ujung sana hanya bisa menahan tawanya.
***
"Selamat pagi Kanya sahabatku yang paling cantik" sapa Audie dengan ceria pada Kanya yang saat ini sedang menatap sahabatnya ini dengan heran.
"Tumben lo nyapa gue?" Kanya bertanya. Sedangkan Audie segera duduk dan menjawab pertanyaan Kanya.
"Emang salah ya kalo gue nyapa lo?"
"Enggak sih, tapi aneh aja. Emang ada apa sih?" Kanya sepertinya memang peka dengan keadaan Audie saat ini.
"Aah gue tersunjang banget nih. Lo peka banget sih jadi sahabat?" Nada Audie terlihat bahagia.
"Yaelah. Lo biasanya mah cuek aja kalo udah sampe bangku. Biasanya kalo udah duduk, lo gak bakal lirik gue. Lo pasti ngeluarin hape lo terus lo pasti pake earphone dan lo asik dengan dunia lo sendiri. Gue mah dikacangin" Kanya bersungut sebal mengingat kelakuan sahabatnya.
"Omaigat lo apal banget sih sama kebiasaan gue? Wah gue jadi sayang banget nih sama lo Nyak" kata Audie merentangkan tangannya akan memeluk Kanya, namun Kanya segera menghindar sehingga Audie hanya memeluk udara saja. Audie tampak cemberut karena pelukannya di tolak. Namun ekspresinya cepat berubah, ia segera menampilkan wajah sumringahnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy
Teen FictionNathaniel Angkasa Wijaya adalah seorang cowok yang supel, menyenangkan, berprestasi, ramah ke semua orang tapi playboy! Bahkan saking supelnya, dia bisa mematahkan hati semua gadis karena keramahan dirinya yang kelewat batas. Dengan memacari satu ga...