Lirik mulmed! Ada Angkasa si playboy cap kecap terganteng sepanjang masaaa :v muehehe. Warning! Typo!
***
"Ngapain ngikutin gue hm? Belum puas ganggu gue hah? Mau lo apa sih Ang?" kataku sebal sembari menatap lurus pemandangan malam ini.
"Oh iya, gue mau bilang sesuatu. Lo jadi cowok jangan genit genit gitu dong. Ganjen amat jadi cowok! Semua cewek lo baperin sono dah ler!" sungutku sebal.
"Lo cemburu?"
Aku langsung menoleh ke arah sumber suara itu berasal. Namun bukannya melihat Angkasa, aku malah melihat kak Icha di belakangku dengan tangan yang bersedekap di depan dadanya.
"Loh? Kok.. Bukan Angkasa?" tanyaku linglung. Tadi kayaknya Angkasa di belakangku deh. Kok bisa jadi kak Icha sih?
Kak Icha memutar kedua bola matanya jengah. "Ge er amat lo jadi cewek. Angkasa gak ngikutin lo tau! Dia itu cuma numpang ke kamar mandi." kata kak Icha datar. Lalu kak Icha mendudukkan dirinya tepat di sampingku.
"Hah? Ke kamar mandi? Jadi dia tadi gak ngikutin gue?" tanyaku masih agak bingung.
"Iya tolol. Lo sih kepedean banget jadi cewek." decak kak Icha malas.
"Ya jangan salahin gue dong! Gue kan gak tau. Tadi kan dia bener-bener jalan di belakang gue. Ya gue kira Angkasa ngikutin gue." kataku sedikit sebal.
"Sakarepmu lah mbak." kata kak Icha malas.
"Btw, Ngapain lo nyamperin gue?"
"Disuruh Bunda lah. Bunda takutnya pas lo ngambek gini, nanti lo malah ngelakuin hal gila kayak dulu."
"Elah gue gak bakal ngelakuin hal aneh kayak dulu keleus. Gue sekarang udah dewasa. Udah bisa berpikir mana yang baik dan mana yang buruk." kataku bangga.
Kak Icah terlihat jengah dengan jawabanku. "Iyain aja deh."
Tiba-tiba ada suara bass yang menginterupsi kegiatan berbincang antara aku dan kak Icha. "Permisi."
"Oh Angkasa!" seru kak Icha girang. Dengan spontan, kak Icha berdiri menarik tangan Angkasa dan menyuruh Angkasa duduk di sampingku. Kak Icha berdiri tepat di samping kananku. Aku sedikit bergeser ke kanan karena badan Angkasa agak memenuhi bangku ini.
"Emm..." Angkasa terlihat sedikit canggung saat ini. Apakah ia canggung karena ada kak Icha di sini? Tadi kan dia sempat menggoda kak Icha. Mengingat Angkasa yang pernah menggoda kak Icha membuatku sedikit kesal entah kenapa. Angkasa terlihat canggung terbukti dengan tangannya yang mengelus lengannya naik turun. Eh ini canggung apa kedinginan yak?
Daripada bingung, tanya aja lah sama orangnya, "Lo napa? Kedinginan?"
Angkasa tersenyum manis, aku mengeryitkan dahiku bingung. "Lah napa lo malah senyum gitu? Gadanta lo."
"Gue kedinginan ay." ujar Angkasa sembari mengarahkan kedua tangannya seolah akan memelukku dengan wajahnya yang sok cute dan tak lupa puppy eyesnya yang membuat dirinya cute, bukan sok cute lagi. Membuat diriku sempat gemas dengan ekspresinya yang sangat menggemaskan bagiku. Aku tak tahan bila melihat orang berekspresi cute di depanku.
Aku pun juga mengulurkan tanganku ke arahnya seolah memeluknya juga. "Uluh uluh. Dingin ya? Sini ay peluk." kataku sambil sedikit mengerucutkan bibirku. Biar imut kayak Angkasa dah. Sedikit lagi kami akan berpelukan, namun malah ada suara deheman yang menginstruksi kegiatan kami yang tertunda.
"Wei masih ada gue disini ya. Gue jadi obat nyamuk nih!" kata kak Icha kesal.
Lalu kami berdua pun segera menjauhkan badan dan segera kembali ke posisi semula. Aku pun malu mengingat perilakuku yang manja di depan Angkasa tadi. Bahkan di depan kak Icha!
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy
Teen FictionNathaniel Angkasa Wijaya adalah seorang cowok yang supel, menyenangkan, berprestasi, ramah ke semua orang tapi playboy! Bahkan saking supelnya, dia bisa mematahkan hati semua gadis karena keramahan dirinya yang kelewat batas. Dengan memacari satu ga...