10 - Pangeran Runa

49 2 0
                                    

If i talk too much, i'm talking to you.

-~-


"Mada anak yang baik dan cerdas, Mbak Runa. Tapi dia gak punya teman."

Aku teringat ucapan wali kelas Mada, merasa bersalah.

Aku tau Mada adalah anak yang diam, tidak banyak bicara. Seperti dia.

"Mada, mau makan apa?" Aku meliriknya yang seperti kemarin, duduk manis di sampingku.

"Pizza." Katanya semangat.

Aku tertawa kecil, "Minum apa?"

"Latte, kayak Aunt Luna."

Aku baru saja hendak mengambil ponsel di samping laptopku ketika Mada menahan tanganku.

"Makan di restorannya, ma. Mada mau jalan-jalan." Dia menatapku dengan wajah serius, membuatku gemas dan mencium kilat pipinya.

"Oke, ayo."

~

"Fish and cheese pizza nya satu, latte satu, cokelat panas satu ya mbak. Pesanan diantar sekitar limabelas menit lagi, terima kasih." wanita itu tersenyum padaku, senyum tulus, membuatku teringat dengan Luna.

Aku balas tersenyum, tipis.

"Mada mau es krim ya ma."

Aku mengangguk iya, membiarkan Mada berjalan ke mesin es krim di pojok sana. Dia tidak pernah mau kutemani ke sana. Aku membiarkan namun tentu saja, pandanganku tak lepas dari tubuh mungil itu.

Di mesin es krim, anakku tidak sendiri. Ada yang seumuran dengannya, seorang anak perempuan yang rambutnya diikat satu. Manis.

Langit yang Mendekap Kota KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang