Hitam, kuning langsat nyaris cokelat, hitam kecokelatan.
-~-
"Ma, es krimnya cair."
Detik itu juga aku berkedip, mengalihkan pandangan dari pintu keluar restoran untuk menatap anakku yang sedang menadah tangan kirinya di bawah corn es krim cokelat yang kupegang.
"Eh, maaf. Sini bersihin tangannya."
Cepat kuambil tisu dari atas meja, mengelap telapak tangan mungilnya yang penuh tetesan es krim cokelat yang mencair.
Kudengar dia tertawa geli, aku mengangkat alisku, "Kenapa?"
"Gak papa." Lalu dia kembali menjilat es krimnya yang tinggal setengah.
"Okee... Hm, jadi yang tadi siapa?" Aku ikut memakan es krim ku.
"Itu, Lovita." Aku menunduk ke arahnya, meminta bocah kecil di sampingku melanjutkan kalimatnya.
Di mengangkat bahu, "Teman sekolah."
Aku lalu mengangguk-angguk.
"Kalau yang kasih mama es krim, itu omnya. Baik, kan?"
"Pesanannya," Gadis yang sama meletakkan seluruh pesanan kami di atas meja, membuat pertanyaan anakku menggantung di angin pendingin ruangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit yang Mendekap Kota Kami
RomancePotongan cerita cinta dari mereka yang diam-diam saling memeluk