1 - Sebuah Permohonan

100 4 0
                                    

Aku telah mencari, seumur hidupku. Dan ketika kutemukan, dia menghilang.

-~-

"Gini, mas."

Pria itu mengangguk samar, meletakkan ponselnya dan menatapku.

"Dia itu.. Beku." Aku meringis, sudah kucoba memilih kata yang lebih hangat, lebih layak, tetap saja kata itu yang tepat.

"Saya ngerti."

"Uhm, suka, mas?"

Dia tersenyum tipis, tidak berniat menjawab pertanyaanku.

Aku menghela napas, teringat satu-satunya senyum bahagia yang pernah kulihat di wajah kakakku itu. Sebabnya pun bukan karena yang lain. Siapa lagi kalau bukan dia.

"Saya minta tolong ya mas?"

Pria itu menatapku cukup lama, masih bungkam sampai akhirnya dia mengalihkan tatapan ke cangkir kopinya.

Aku ikut menatap latte-ku, membiarkan gambar hati di permukaannya hilang ketika kuaduk.

Setengah jam aku bungkam di hadapannya, sibuk dengan pikiranku, dia pun sibuk kurasa. Karena ketika dia berdiri hendak pergi, pria itu menatapku.

"Saya coba, ya."

Langit yang Mendekap Kota KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang