You're my first kiss, my first hug, my first love.
-Your Son-
"Udah, tidur." Aku menghela napas menatap adikku yang masih setia duduk di ruang makan. Sudah dua jam dia menunggu. Aku sedikit kesal dengan mas-masnya itu. Tidak taukah dia bahwa Luna adalah anak yang sangat pantang dengan pembatalan janji?
"Bentar kak, ini lagi ditelpon."
Tatapannya berubah kecewa melihat gaunku sudah berganti menjadi kaus dan celana longgar.Aku berjalan mendekat, "Dia gak akan datang, mungkin ada yang lebih penting."
"Kak.." matanya berair, entah mengapa aku melihat rasa bersalah lewat tatapannya. Apa adikku ini merasa bertanggung jawab atas apa yang menimpaku? Jantungku serasa diremas, bukan begini harusnya dia merasa.
"Ayo tidur." Kataku menariknya masuk ke kamarnya. Dia menurut.
Saat aku masuk ke kamarku, kulihat tubuh mungil itu bergerak gelisah. Aku segera mendekat, memeluknya hati-hati.
"Ma.."
Aku mendengarnya bergumam, mengigau.
"Ya?" Aku berbisik, mendekatkan wajah.
"Jangan nangis." Lalu tangan mungil itu memelukku, membuat sesuatu dalam diriku tergugu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit yang Mendekap Kota Kami
RomancePotongan cerita cinta dari mereka yang diam-diam saling memeluk