4 - Dia Akan Singgah

67 4 0
                                    

There was a time when I was alone. Nowhere to go and no place to come home. My only friend was the man in the moon. Even sometimes he would go away too.

-Ruth B, Lost Boy-

"Kaak.. Luna pulang nih."

Pintu kamar terbuka, gadis dengan rambut panjang digerai itu melangkah masuk, menenteng kantung plastik berisi kotak roti.

Aku tersenyum tipis, "Hai."

Luna tersenyum girang, berjalan, kemudian duduk di hadapanku.

"Kak, capek ya?"

Aku mengangkat bahu, apa tampangku seburuk itu sampai-sampai gadis ini bertanya demikian?

"Kok kakak belum siap-siap sih? Udah jam 7 loh."

Ada apa memangnya dengan jam 7?

"Kakak lupa ya? Kan Mas Pandu mau ke sinii.."

Oh, dia.

"Lun, kita pergi nonton bioskop aja yuk?"

Luna berdecak, "Gak bisalah kak, Mas Pandu loohh.."

Justru itu..

"Ini Luna bawa Chocopuff. Kakak makan dulu, pasti dari tadi sibuk ngurusin Mada, lupa makan."

Aku senyum masam. Kenapa sekarang jadi Luna yang lebih memerhatikan aku, kakaknya. Umurnya masih 16, seharusnya dia tidak tau menau mengenai masalah yang bagiku saja terasa berat sampai membuat napas sesak ketika dipikirkan.

Mada. Aku melirik samping kananku, dia tidur begitu pulas, pasti lelah karena seharian ini dia duduk diam di kantorku, sesekali bertanya, "Mama capek?"

Oh Tuhan, umurnya baru menginjak angka 5. Bagaimana bisa pangeranku menanyakan hal semacam itu?

Aku mengelus dahinya yang terasa begitu halus di permukaan ibu jariku. Madaku..

Rasanya aku mau menangis ketika mendengarnya bertanya. Merasakan segala kemelut yang menyergapku bertubi-tubi akhirnya berimbas kepada orang-orang di sekitarku, orang-orang yang sangat berharga. Mada, Luna..

"Kak," Luna memanggilku, tatapannya melembut, nyaris membuatku menjerit karena seharusnya dia tidak paham, seharusnya yang menjadi beban pikirnya hanyalah PR yang menumpuk, ulangan yang terlalu sulit, bukan ini..

"Kakak mandi." Akhirnya aku berdiri, tidak tega megingat segala usaha yang telah dilakukan gadis itu untukku, aku memang sangat tidak menginginkan hal ini berlanjut. Tapi aku tidak boleh egois. Seperti Luna, adikku yang terlalu memikirkanku.

Langit yang Mendekap Kota KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang