Chap.11

129 15 0
                                    

*Olivia's POV*
Aku terbangun dengan keadaan yang tidak baik, lihat saja diriku ini menyeramkan sekali mataku bengkak mungkin karena menangis. Lebih baik aku segera membersihkan diri agar lebih terlihat baik walaupun sebenarnya aku sangat hancur.
"Morning lou." Ucapku saat bertemu louis yg sedang sarapan.
"Kau kenapa? Matamu? Suaramu juga aneh, kau menangis?" Tanya louis. Sudah pasti dia seperti itu.
"Uh tidak, semalam aku movie marathon dan tidur larut malam lalu aku menangis karena jalan ceritanya menyedihkan." Jelasku pada louis agar dia tidak khawatir.
"Hmm kau ini." Louis menggelengkan kepalanya.
"Mau aku antar atau mengemudi sendiri?" Tanya louis.
"Aku berangkat sendiri saja lou. Aku berangkat sekarang ya, daahh." Aku langsung mengendarai mobilku menuju sekolah.

"Olive" seseorang memanggilku, kutebak itu pasti shawn.
"Hey shawn, ada apa?" Tanyaku.
"Eh kau kenapa? Terlihat tidak baik uh?" Aku memang tidak baik.
"Aku baik, hanya kelelahan." Ujarku.
"Ya baiklah, kabar gembiranya adalah aku bisa masuk UCLA kau tahu?" Aku senang mendengar shawn akan masuk UCLA aku tahu dia pintar.
"Yaaa, congratulations shawn. Sebentar lagi ada anak college nih hehe. Aku juga mendapat undangan dari Manchester." Ya memang aku mendapat undangan dari University Of Manchester.
"Kita akan beda kampus jika begitu." Aku senang bisa menjadi teman shawn, dia bisa membuat suasana hati yg tidak enak menjadi hilang.
"Haha kau ini. Aku juga tidak tahu akan mendaftar kemana. Sepertinya aku mengincar UCLA juga, tapi aku juga ingin pulang ke doncaster. Jadi aku bingung." Hari ini tidak ada kelas tapi wajib datang ke sekolah untuk memilih nomine raja dan ratu prom.
"Iya aku mengerti. Kau siap untuk prom besok?" Tidak tentu saja, karena aku akan break dgn ethan dan tidak akan memiliki pasangan prom.
"Uh mungkin? Bagaimana denganmu?" Ethan dimana ya aku ingin segera menemuinya.
"Tidak sepertinya. Aku belum mempunyai pasangan prom, bagaimana jika kau denganku? Eh maaf, aku lupa kau punya ethan pastinya." Shawn kau tidak tahu.
"Boleh lah kau dan aku haha."
"I have to go now. Nanti kita bicara lagi soal prom ya. Aku kesana dulu byeeee." Ucapku lalu pergi meninggalkan shawn dan menuju halaman belakang sekolah.

To: ethan💘
Aku di halaman belakang. Bisa kesini?
Send.
From: ethan💘
Iya tunggu sebentar, aku kesitu.
Read.

Sepertinya aku tidak siap jika memang aku harus benar benar break dengannya.
"Hei babe." Ucap ethan yg baru datang dan lansung memelukku. Aku pasti merindukan pelukannya.
"Ethan, we need to talk." Aku tidak kuat jika menatap matanya.
"Ya, bicaralah. Ada apa?" Yatuhan kuatkan aku.
"I think, uh aku pikir kita harus break dulu." Mataku mulai berkaca kaca.
"Apa? Kau bercandakan ya hahah."
"No i'm not. Aku serius. Kau pasti bosan denganku." Aku mulai menangis.
"Apa? Tidak aku tidak bosan. Siapa yang bilang begitu. Ayolah olive tidak ada angin tidak ada hujan gak ada alasan yg masuk akal tau gak. Aku tidak mau." Ethan memegang tanganku.
"Kau tanya saja pada dirimu. Apa yg dikeluarkan dari mulutmu itu benar atau hanya bohong semata." Aku tidak kuat, ethan melihatku terus dengan tatapannya yg tajam.
"Lihat aku. Tolong olive, aku tidak mau. Aku mencintaimu sayang." Aku tidak akan kuat jika harus melihatnya.
"Kau..." Aku tidak bisa mengatakannya.
"Aku apa? Apa ada lelaki lain sehingga kau begini? Aku tidak segan segan akan menghabisi lelaki sialan yg menghancurkan hubungan kita." Kurasa amarah ethan mulai meninggi.
"Tidak. Bukan itu. Kau dan sophia lebih baik bersama. Aku rasa kalian cocok." Ujarku pelan.
"Apa? Sophia? Apa yg kau katakan? Aku dan sophia tidak ada hubungan apa-apa. Olive percaya padaku." Aku harus segera mengakhiri ini.
"Kau dan sophia sudah bersama lagi aku tahu itu ethan, dia menciummu lalu kalian berpelukan apa itu yg dinamakan tidak ada hubungan apa apa haha." Air mataku turun, tidak kuat jika harus membayangkan foto-foto kemesraan mereka.
"Aku..aku tid-"
"Sudahlah kau ini bajingan jangan dekati aku lagi. Cukup! kau sudah membuat lubang besar dihatiku. Pergilah bersamanya. Kau tidak akan bisa mengelak lagi jika kau memang mencintainya, pergilah." Ujarku sambil menangis, untung saja disini tidak ada orang.
"Tidak, aku tidak akan pergi untuk dia. Aku mencintaimu." Ethan menggenggam kedua tanganku begitu erat.
"Tidak ethan, kau bahagia dengannya tidak denganku. Aku harus pergi." Aku langsung berlari sebelum dia mendapatkanku.
Aku sakit, aku jatuh, aku tidak bisa begini. Meskipun aku yg memutuskannya tapi aku sangat merasa hancur, aku sangat mencintainya. Maafkan aku ethan.

Don't Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang