Adrian halan-halan. :3 cakep manis CEKREK!! versi black brown. anggap aja pake seragam putih abu-abu. :3
how cute, right?
........................................................................................................
Aku terkadang heran dengan diriku. Aku sudah bertaun-taun bercokol bareng curut-curut tiga itu. Dan tentu aku sudah mengalami banyak hal dengan mereka. Hei! Jangan berpikir jelek! Maksud aku mengalami banyak hal adalah melakukan apapun yang menyenangkan. Bermain gila-gilaan. Bahkan aku sudah terlalu sering melihat mereka yang mengekspos badan mereka. Dan aku tak merasakan apa-apa. menurutku sudah biasa. Tapi sekarang aku harus menutup mataku ketika Adrian hanya mengenakan lilitan handuk di pinggangnya. Menampilkan kulitnya yang putih pucat dengan berbagai banyak luka di sana. Aku menggigit bibir bawahku menahan segala kegugupanku.
Aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Dengan usaha ekstra aku harus menahan debaran jantung yang berdetang kencang. Apa ini yang di sebut perasaan manis? Kalau begittu ini namanya penyakit. Perasaan manis ini akan dengan segera membunuhku. Membuatku mati muda. Adrian terkekeh menatapku.
"Kamu ngapain deh tutup mata?"
"Me-mending lo cepet pakai baju. Gak dingin apa?" ucapku dan terdengar gugup.
Aku merasakan kasur di sebelahku bergoyang, menandakan Adrian di dekatku. Membuatku semakin panik tiada tara.
"Napa deh kamu panik banget? Aan 'aku-kamu'."
"Me-me-mending..mending lo pake baju dulu." Aku menutup wajahku dengan tanganku. Wajahku sudah terlampau panas. Aku terlalu gugup melihatnya yang setengah telanjang. Tanganku di tarik satu oleh Adrian membuatku semakin panik. Menaruhkan tanganku terhadap dada kirinya.
Aku menatapnya aneh. "Kamu bisa ngerasain? Detak jantungku? Dia berdetak dengan kencang. Dia berdetak setiap aku memikirkan namamu. Namamu udah aku ukir di jantungku." BLUSH! Wajahku sekarang makin memerah. Mendengarnya berkata manis begitu membuatku malu. Gak cocok banget dengan perangkaian perilakunya dengan sikapnya yang manis sekarang.
"Be-berisik! Me-mending...mending lo pake baju.."
"Aan. Pake 'aku-kamu'. Udah berapa kali aku bilang?"
"O-oke. Oke. Sekarang mending lo-kamu pake baju dulu. Dingin lho."
Aku melihat Adrian hanya tersenyum manis. "Oke sayang." Lalu mencium pipi kananku. Hingga berlalu mengambil bajuku yang ada di lemari. Sepeninggalnya. Aku menyentuh wajahku sendiri. Menyentuh bekas ciumannya di pipiku. Mengingat kelakuannya membuat wajahku memerah.
"Aan. Selamat ulang tahun yaa. Waah, anak papa udah besar. Ah. Maaf ya ayah merekam suara ayah. Maaf papa juga ibu gak bisa datang ke Jakarta. Aan anak ibu yang paling ibu cintai sedunia. Selamat ulang tahun yaa. Ibu sangat mencintaimu, sayang. Gantian! Gantian! Gantian Kian donk bu! Oke. Ekhem! Kak Aan. Hai. Ultah ya big bro? Elo makin tua aja. Oke abaikan. Maksud Kian, Kian mau ngucapin selamat ultah buat kakak Kian yang cuaem. Eits. Gantengan Kian tapi. Tepi ya udahlah berhubung kakak ultah Kian kasih cakepnya sekarang. So met ultah kak."
Tubuhku membeku dalam atas tempat tidurku. Keringat dingin kini mengalir dengan deras. Jantungku berdetak dengan kencang. Membuatku sesak nafas. Tanganku mulai mendingin. Rekaman suara itu. Aku melirik tanggalan. Melihat sekarang tanggal berapa. Tanggal 7 Mei. Tepat besok adalah hari ultahku dan juga hari mimpi burukku. Mengingatnya nafasku kini menjadi satu-satu. Rasa bersalah juga rasa menyesal kini menghantam pikiranku.
Alarm yang sealu aku pasang dengan nada dering rekaman yang ayah berikan terakhir kali untukku. Selalu menjadi pengingat atas kesalahan juga dosaku untuk 2 tahun yang lalu. Aku memegang dadaku yang terasa sesak. Air mataku mengalir begitu saja. Isakan kecil lolos dari bibirku. Aku merengkuh seluruh tubuhku. Meredam semua mimpi buruk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] I and You in Your Past (yaoi) (BxB)
Teen Fictionno descripsion! silahkan membaca.. {CERITA INI TELAH DI REUPLOAD. JIKA MASIH ADA KESALAHAN, SILAHKAN HUB AUTHORNYA} TERIMA KASIH.