pict: Aqilla Sandra Axileray
helloo. :D para readers. asyik yang lagi halan2. liburan panjang yaaa. author hanya di rumah. :(
hayooo, sapa pengen halan-halan! unjuk kakinya. :D hahaha
happy reading~~ ma happy weekend. ^^
...........................................................................................................
"Nanti kita akan pergi kemana?"
"Villanya Faisal tuh besar di bukit. Kosong lagi."
"Eh! Lo pikir Villa gue tempat inapan?! Ogah."
"Idih. Pelit banget lo! Mending lo keluar deh dari kelas ini."
"Eeehh. Sheilla cantik, gak deh, gak. Demi lo gue rela berikan seluruh dunia buat elo."
"Jijay banget lo, Sal. Najis tau gak."
"Orang jomblo gak usah koment.
"Heh! Kayak elo gak jomblo aja."
Aku termenung menatap seisi kelas yang ribut ingin pergi kemana. Aku sih tak tertarik. Aku hanya diam, menunggu keputusan yang lain. Malas bicara. Suka-suka merekalah. Aku menolehkan wajahku ke samping, melihat jendela, dan pemandangan taman di depannya. Aku tersenyum simpul mengingat kejadian kemarin. Rasanya menyenangkan melihat Adrian seperti itu. Itu menyenangkan sekali. Terlebih dia bilang mulai mencintaiku, dan mempercayaiku. Oh, astagaaa. Mati saat itu gak apa. aku rela beneran. Walau di pikir-pikir, agak kejam juga kejutannya. Tapi toh berhasil juga.
"Lo ngapain deh senyum-senyum sendiri. Gila ya lo?" aku tabok aja, kepala Zen yang di sampingku.
"Kepalaaaaaa ggguuuuueeeeeeeee. Kalau lepas, lo mau ambilin?! Heh?! Kepala gue mahal coy!! Kambing dua sekarang 2 juta kurang. Bisa lebih. Lo, main tabok aja. Uang woy! Uang!"
"Lo ini sumpah berisik, Zen! Bisa gak sih lo pergi. Noh sama Tania sono. Dari tadi ngeliat lo mulu." Ucapku malas. Sobat gue ini kagak ada kapoknya. Kalau udah kena batu, batu aja dia kapok.
"Dih. Tania gak seksi. Masih seksian Sheilla. Bujubuset. Itu body hot banget. Nyetak di mana ya?"
Dengan tenaga ekstra aku tabok kepalanya yang mesum. "Sadar diri. Monyet elo itu udah dua!"
"Ya kagak pake nabok pala orang lah setan! Sakit woy!"
Aku mengabaikan ucapan Zen. Aku ingin ketemu Adrian. Sial! Aku mengambil hpku dan melihat layarnya. Tak ada satupun notification dari Adrian. Aku hanya menghela nafas dan menempelkan kepalaku di atas mejaa. "Kangeen."
"Dasar maho mesum!"
"Sadar diri. Otak elo bahkan numpuk mesumnya." Ucapku membalasnya.
"Noh kekasih lo, nongol." Aku langsung bangkit dan melihat ke arah pintu masuk. Benar saja ada Adrian yang memutar matanya jengah ngeliat aku. "Lo kayak anjing yang di kasih makan daging segar. Mata lo langsung terlopek-lopek."
Aku berdiri dan berjalan menuju Adrian. Senyumku merekah melihat Adrian di depanku. "Ian—"
"Apaan? Ngapain manggil aku?" aku menyerengit. Kapan aku manggil Adrian? Dia lalu menunjukkan hpnya. Di sana ada Line dari Zen.
Zen_Zera
Dri, pacar lo tepar noh. Butuh belaian. Lo ampiri aja. Kali-kali dia hidup lagi.
Aku yang baca Line dari Zen, ingin sekali mematahkan kepalanya. Pengen banget aku copot sekalian kepalanya. Sumpah. Jengkelin.
"Sialan! Minta gue copot juga tuh kepala orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] I and You in Your Past (yaoi) (BxB)
Novela Juvenilno descripsion! silahkan membaca.. {CERITA INI TELAH DI REUPLOAD. JIKA MASIH ADA KESALAHAN, SILAHKAN HUB AUTHORNYA} TERIMA KASIH.