pict: Abdullah Lucky Abraham (Luke)
.................................................................................................................
Aku berjalan menuju kelas. Baru saja pak Jaedi memberitahukan padaku bahwa refisi laporannya sudah di berikan oleh Yohanes. Membuatku sedikit bernafas lega. Berarti aku tidak salah pilih anggota yang kompeten. Sekarang tinggal bertemu dengan Dion buat ngomong tentang kegiatan mereka. Mungkin mereka membutuhkan breffing sebelum kegiatan bukan? Aku menuju kelas 11 IPS 4. Di sanalah harus aku bertemu Dion. Sebenarnya aku sudah menyuruh Siska. Tapi hanya kemarin dia bilang Dionnya masih sibuk. Jadi aku putuskan bertemu dia. walau undangan mereka sudah sampai di tangan aku. Kan paling tidak aku tau maksud dari kegiatan mereka secara langsung.
Aku berjalan menuju pintu kelas. Karena ini berhubung waktu istirahat jadi suasananya ramai. Bagiku tak masalah. Aku melangkah dengan cepat. Dan sampai di kelasnya. "Eh. Aan. Ngapain? Cari sapa?" aku menoleh pada asal suara. Sosok gadis manis berjilbab sedang tersenyum manis padaku.
"Gue cari Dion. Ada?"
"Dion? Dion sapa? Dionaladi Prasetya apa Ramadion Fajar? Mereka sama-sama di panggil Dion."
Aku berfikir siapa ketua ekstrakulikuler Volly itu hem. "Dionaladi Prasetya."
Dia tersenyum manis dan melongokan kepalanya di kelas mencari sosok yang aku cari. Lalu menghadap kearahku kembali. "Ada itu. Dia lagi ngumpul ma teman-temannya di pojok."
Aku mengangguk dan bilang terima kasih padanya. Dan dia melangkah pergi. Aku kembali memasuki kelas. Hem. Agak asing dengan kelas yang notabene sebagian muridnya jarang aku kenal. Lalu aku melihat Widi, dengan cepat aku memanggilnya. "Widi!" orang yang merasa namanya di panggil, dan menolehkan kepalanya. Setelah bertemu pandang, dia berjalan kearahku.
"Oi! Napa Aan?"
"Gue minta tolong donk, panggilkan Dion." Dia menyerengit bingung. "Maksud gue Dionaladi Prasetya." Ucap aku meralatnya. Dia lalu mengangguk dan melongokkan kepalanya.
"Woi! Dionaladi! Lo di cari Andara noh!"
"Oyi!" setelah menjawab. Dion ngampiri kami. "Thanks Wid!" dia mengangguk dan pergi dari depanku. Aku melihat Dion yang nyengir ke arahku.
"Sorry, gue lupa kalau elo...nyari gue. Siska udah bilang ma gue kemarin." Dia menggaruk tengguknya yang tak gatal. Dan aku mengangguk.
"Gak apa. kalau bisa istirahat kedua lo, gue, panitia kemah, sama anggota inti kumpul donk. Gue butuh yeah semacam garis besar kegiatan elo. Bisakan?"
Dia mengangguk antusias. "Oke. Gue ngomong anak-anak nanti. Sorry ya kudu...ngerepotin elo."
Gue angkat kedua bahuku. "Santai aja. Oh ya. Gue boleh bawa semacam...asisten?"
Awalnya Dion menyerengit tak mengerti. alisnya naik sebelah. "Oh...silahkan." akupun mengangguk dan pamit pergi dari kelas Dion dan menuruni tangga. Aku melangkahkan kakiku ke kelas bocah tengil itu. Seperti biasa, setiap aku menuju lorong kelas 10 pasti semua perhatian menuju ke aku. Apa mereka sama sekali tak berfikir aku memiliki kebutuhan yang berbeda? Tapi seperti biasa, aku tak peduli. Aku memasuki kelas Adrian. Dan tentu seperti biasa. Setiap aku memasuki kelas ini mendadak menjadi sunyi.
"Adrian ada?" tanyaku pada salah satu penghuni kelas ini.
"A-Adriannya di kantin kak tadi sama Yogi dan Jake." Jawab salah seorang siswi di sana. Dan aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Hem. Hukuman dia bukannya mulai dari sekarang? Dan ini waktu yang tepat. Aku melangkah dengan cepat menuju kantin. Kalau aku ke kantin maka aku akan menghampiri mereka bertiga. Alias Zen, Joana, juga Luke. Tapi gak masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] I and You in Your Past (yaoi) (BxB)
Novela Juvenilno descripsion! silahkan membaca.. {CERITA INI TELAH DI REUPLOAD. JIKA MASIH ADA KESALAHAN, SILAHKAN HUB AUTHORNYA} TERIMA KASIH.