*My First Kiss? or My First kecupan?*

13.8K 933 69
                                    

pict: Abella Kartika Dwi Atmojiraya (Bella)

......................................................................................................

Aku berjalan menuju lorong kelas 11. Tempat kelasku berada. Ini bukan hari spesial hingga aku harus mencampur antara kegiatan sehari-hari dengan kesenangan membuatku tak setuju untuk menganggapku gila. tapi inilah yang aku rasakan. Aku melangkah menuju kelasku. Dan saat memasuki kelasku, ketiga curut itu sudah mengerumun di bangkuku. Hal yang aneh, tapi mereka menatapku dengan heran. Aku melangkahkan kakiku dan duduk di bangku.

"Lo kelihatan Happy?" sindir Zen. Well, Well, rupanya Zen masih marah padaku atas kejadian kemarin. Bukan salahku kalau aku kumat. Jujur pemaksaan Jessica kemarin buat semua akal sehatku ngedrop. Dan menampis semua kenyataan bahwa itu hanyalah mimpi buruk. Tapi alam bawah sadarku yang hancur harus menerima semua dan membuat jauh lebih rumit.

"Thanks atas sindiran elo. But sorry. Gue salah."

"Bukan salah elo juga. Gue kemarin panik, asal elo tau." Aku hanya meringis merasakan nada marah, juga panik bercampur cemas milik Joana. "Sorry gue gak maksud."

Joana hanya menghela nafas berat. "Mending elo, pikirin sapa yang bakal elo ajak ke kemahnya Dion deh."

Aku menatap mereka. Bener juga. Tapi belum sempat aku menjawab, ada seseorang yang berteriak dengan panik menuju kelasku. Aku, Joana, Zen juga Luke manatap perempuan yang bahkan tak aku ketahui siapa namanya. "Aan! Aan! Adrian berulah di kelas 11 IPS 2. Dia melabrak Jessica di kelasnya!" aku memandangnya dengan bingung.

Apa lagi yang bocah itu lakukan? Kenapa dia mencari gara-gara lagi? Aku menatap Joana, Zen juga Luke yang menatapku dengan raut wajah satu pikiran. Akupun mengangguk dan berdiri dari tempat dudukku. Merekapun mengikutiku. Aku berjalan dengan cepat menuju tangga lantai 2. Dari tangga bisa aku dengar suara ramai yang ada di 11 IPS 2. Aku segra datang dan memasuki kelas, memebelah kerumunan.

Bisa aku lihat betapa Adrian menatap Jessica yang tengah menangis meraung-raung dengan tatapan tajamnya. Aku menatap suasana kelas yang menjadi tegang, kelas yang kacau dan berantakan. Kursi sudah berantakan tak berada semestinya di posisinya. Keadaan kelas sudah seperti habis di terjang badai.

"DIEM LO JALANG! BISANYA CUMA NANGIS DOANG! KALAU GAK GEGARA ELO, AAN GAK BAKAL KAYAK KEMARIN!!" aku menangkap apa yang menjadi masalah di sini. Ternyata ada sangkut pautnya denganku.

"Lo yang harusnya diem! Dasar sampah! Lo itu sapa?! Lo Cuma sampah yang gak guna! Lo sampah masyarakat! Lo yang lebih rendah dari pada gue!!" teriak Jessica sehisteris mungkin.

Oke cukup. Akupun melangkah menuju Adrian. Dia terlihat kaget atas kedatanganku. Begitupun juga Jessica. Aku menatap Raven di ambang pintu. "Ven, bawa Jessica ke ruang BK. Ntar gue urus. Lo bisa?" Raven mengangguk dan berjalan mendekati Jessica.

"APA?! LO NGEGERET GUE KE RUANG BK, AAN?! KENAPA? LO BELA SI SAMPAH ITU?! IYA?! APA LO UDAH TERCEMAR VIRUS DIA?! LO HARUSNYA JAUHI DIA!! DIA ITU HANYA SAMPAH MASYARAKAT!!" teriakkan Jessica mengundang rasa emosi tersendiri.

"DIEM LO JALANG! BAHKAN ELO JUGA SAMPAH! LO HAR-"

"Adrian. Cukup. Rev, tolong ya." Akupun menyeret Adrian keluar dari kerumunan orang-orang yang penasaran. Aku menyeretnya menuju ruang musik yang ada di lantai 2. Aku membuka kuncinya-yang besyukur aku memiliki kunci duplikat-dan membukanya. Aku menyeretnya masuk dan kembali menguncinya dari dalam di sini tak akan ada yang mendengar dan juga melihat. Jadi pas di jadikan tempat untuk menanyakan maksudnya.

"Ini maksudnya apa? napa lo ngelabrak Jessica? Lo taukan dia cewek?"

Adrian hanya mengendus jengkel mendengar perkataanku. Aku yang melihatnya hanya menghela nafas. Ini ternyata jauh lebih berat. "Udahlah masalah kemarin dia juga gak ngerti. Toh salah gue juga."

[1] I and You in Your Past (yaoi) (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang