*Aku jatuh cinta dalam rasa sakit*

14.3K 876 91
                                    

happy reading minna. ^^

semangat untuk menjalani hari selasa semua. :D

.............................................................................................

Aku tak pernah sesenang ini atau sebahagia ini. Senyumku entah menguar kemana-mana. Membuatku lebih menyenangkan. Terkadang aku kalau hari senin atau hari lainnya membuatku suntuk. Tapi ini membuatku lebih senang dari biasanya. Aku berjalan beriringan dengan riang. Mengingat kejadian kemarin membuatku selalu tersenyum. Dan...jangan hina aku, bila aku mengeluarkan senyum menjijikkan. Kalian tentu pasti juga merasakan yang namanya 'indahnya memiliki pacar pertama'. Well, akupun merasakan itu sekarang. Walau yeah, jujur itu menjijikkan bagiku. Tapi mau di kata apa? aku selalu bersemangat ketika mengetahui aku akan bertemu dia di sekolah.

"Sumpah, lo senyum-senyum gitu, lebih mengerikan dari pada tawanya kuntilanak." Aku menoleh ke samping menatap Zen yang menyerengit jijik di sampingku. Aku tonyor juga kepalanya. "Kepalaaaa guuuueeeeeee. Woy! Mahal woy!" dia jauh lebih menjijikkan.

"Tapi emang sumpah elo jijikkin banget, Aan. Gue pertama jatuh cinta gak gitu-gitu amat. Gak akayak orang gila gitu." Benar. Mereka sudah tau hubunganku dengan Adrian. Bersyukurlah untukku, dan terkutuklah untuk Adrian.

Soalnya kemarin pasca selesai makan Adrian dengan menyeramkannya di intimidasi oleh Joana dan Zen. Di berondong berbagai banyak pertanyaan. Membuat (aku yakin) Adrian tewas seketika. Pasalnya Joana juga Zen tak tanggung-tanggung menggunakan kata-kata sekasar mungkin. Dan (kembali) bersyukur karena Adrian sudah terbiasa di hina dan di maki. Membuatnya menjawab dengan tenang seluruh pertanyaan yang di lontarkan untuknya.

"Gue nyesel cerita ke lo pada. Sorry deh gue mah minim pengalaman. Daripada lo pada. Lo-lo cap badak playboynya."

"Eh! Anying! Gue kagak playboy! Noh Zen yang cocok di labeli playboy!" Joana terlihat protes ketika aku menyebutnya playboy.

"Setan lo! Gue kagak playboy. Gue hanya mencari jati diri. Gue masih labil. Dan gue-EH setan! Jangan tonyor pala gue!! mahal Woy!"

Aku juga Joana dengan bersamaan menoyor kepalanya. Mencari jati diri katanya? Tahik lah! Aku mencibir mendengarnya. "Jati diri dari jonggol?"

"Elo mah memang cocok di sebut playboy cap badak."

"Di bilang gue kagak playboy! Lo-lo ini napa sih? Sirik amat kayaknya. Kelihatan amat kagak lakunya."

Aku berusaha semaksimal mungkin agar tak memutar metaku bosan. Memiliki sahabat yang pedenya meninggi secara akut itu sebuah aib tersendiri bagi temannya yang lain. Kadang sih urat malunya udah lepas, dan dia dengan pedenya bilang 'gue cakep, lo mau jadi pacar gue'. oke ini melenceng dari arah jalur cerita. Lanjut balik. Setelah sampai di kelas aku bertemu Adrian yang berdiri dengan santai memandang hpnya. Mengingat hp, aku belum punya no hp ataupun id sosmednya. Aku melihat sekitar, ternyata teman-temanku sekelas atau murid yang sekedar lewat sedang menatap Adrian dengan heran.

Seakan tersadar aku ada di hadapannya, Adrian mendongak dan tersenyum manis ke arahku. Kembali aku melihat sekitarku, dan yeah, mereka terpesona pada wajah imut Adrian. Dengan pelan Adrian menghampiriku.

"Aku mau ajak kamu ke kantin nanti saat istirahat. Yeaahh. Karena aku gak tau no atau id sosmedmu."

Aku terkekeh. Lalu mengambil hpnya. Mengetikkan noku sekaligus semua id sosmedku. Setelah selesai aku memberikannya kembali. "Itu ada noku, BBMku, LINEku, WhatsAppku, dan Igku. Udah?" dia terpengarah menatapku, lalu sedetik kemudian tersenyum.

[1] I and You in Your Past (yaoi) (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang