Happy weekend. :)
-_-\ author gak nyangka keasyikkan ngetik eh nggak taunya udah 7k words aja. :3 ya udah di nikmati aja yaa. ini cerita terpanjang author. kereta saja kalah. :)
happy reading~~
...............................................................................................
Aku berlarian dari parkiran hingga masuk rumah sakit. Aku berlarian dengan sangat terburu-buru sekarang. Rasa khawatirku jauh lebih dalam juga rasa cemasku terhadap Adrian. Tidak semua anak laki-laki dapat menerima bahwa dirinya dapat hamil(kelainan). Membuatku sadar akan kesalahanku. Aku tau, aku tidak dewasa. Aku sadar aku bukanlah anak kecil yang dapat lari dari masalah. Tidak semua masalah dapat di pecahkan dengan cara melarikan diri. Dan itu adalah hal terkonyol yang aku pikirkan.
Tanpa melihat atau menghiraukan orang yang berlalulalang aku menabraknya tanpa ada rasa bersalah. Sungguh sangat tidak etis berlarian di koridor rumah sakit. Tapi rasa panikku jauh lebih besar di banding rasa bersalahku. Walau rasa dendamku terhadap pelaku yang membunuh keluargaku, tapi Adrian sekarang sedang membutuhkan seseorang yang selalu mendorongnya. Dan aku dengan bodohnya melarikan diri dan hampir membunuhnya.
"Kyyaa..."
Aku tersadar ketika aku menabra seorang perempuan. Dengan panik aku membantunya berdiri. Alangkah kagetnya aku saat bertemu dengan mantan Adrian(Qilla). Dan rasa tak sukaku kini mulai menjadi. Dengan cepat aku segera mungkin menjauh darinya. Tapi tiba-tiba tanganku di cekal oleh Qilla. Dan aku berhenti berjalan.
"Erm. Kamu...ada waktu?" tidak ada! Ingin sekali aku berteriak seperti itu. Tapi hatiku berkata bahwa aku perlu mengatakan tidak. lalu aku menggelengkan kepala. "Aku...ingin berbicara sesuatu. Tentang Rian." Sekuat tenaga aku menahan gejolak emosiku. Akupun mengangguk dengan berat hati. Diapun menarik tangan ku dengan pelan menuju sebuah kursi di taman terdekat.
Suasananya masih hening. Tak ada satupun di antara kami yang berbicara. Lalu Qilla mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara pelan. "Aku...dengar percakapanmu dengan pamanmu." Reflek aku menoleh dengan cepat pada Qilla. Aku menatapnya terkejut. "Tidak! tidak! aku tidak akan membocorkannya pada yang lain."
Sekarang akulah yang menatap Qilla dengan heran. "Apa mau lo?"
Dia tersenyum dengan tipis. Lalu melanjutkan apa yang dia bicarakan. "Kamu pasti sudah mendengar masa lalu kami?" aku hanya diam tanpa menjawab. "Benar aku meninggalkannya. Aku saat itu bahkan tak sempat pamit padanya aku tak ada waktu saat itu. Keadaanlah yang membuat aku meninggalkan Adrian dengan keadaan tanpa adanya pamitan padanya." Dia kemudian menatap langit di atas.
"Aku punya penyakit kangker hati. Dan saat itu penyakitku kumat. Ayah lalu menerbangkanku kembali ke amerika. Menjalani bebrepa terapi, serta obat-obatan yang begitu menyiksa. Alangkah aku merindukan Adrian saat aku berada di Amerika. Aku ingin sekali kembali kemari untuk bertemu dengan Adrian. Tetapi Adrian membenciku. Dan aku tak menyalahkan dia. dia berhak membenciku. Dan hari ini aku akan terbang kembali ke Amerika menjalani operasi. Entah itu akan berhasil atau tidak, yang terpenting adalah aku senang bertemu dengan Adrian." Dia tersenyum dengan tulus. Aku mengetahui senyum yang menyakitkan itu. Dia lebih mirip dengan Viola. Senyum penuh ketegaran.
"Sebelumnya aku minta maaf atas tingkah lakuku yang terlalu kekanakkan. Aku memanfaatkan orang-orang yang menjadi lepampiasanmu. Dan menyuruhnya menyakitimu." Dia berbalik menghadapku dengan senyumnya yang menawan. Jujur, Qilla yang sekarang terlihat sangat cantik. Pantas Adrian menyukainya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] I and You in Your Past (yaoi) (BxB)
Ficção Adolescenteno descripsion! silahkan membaca.. {CERITA INI TELAH DI REUPLOAD. JIKA MASIH ADA KESALAHAN, SILAHKAN HUB AUTHORNYA} TERIMA KASIH.