Apakah aku harus memaafkan masa lalu yang kelam itu? Masa yang membuat hariku terasa kelabu?
-------------------------------------------
"Cepat kejar dia!" teriak Maya.
"Apa lagi yang sudah dilakukan olehnya hari ini?" tanya Veno sambil melipat tangan di dada.
"Dia sedang dihukum, lalu melarikan diri saat kami lengah," jelas Lumna dengan nada menyesal.
Semua terdiam, Max dan Drean telah kembali dari ujung koridor dengan raut wajah yang sudah dapat ditebak, dengan langkah lemas mereka mendekati Maya dan Veno.
"Dia lolos ...." kata mereka bersamaan.
"Ini salahku, pasti dia akan mendapatkan hukuman yang le ...." ucapan Lumna terhenti
Seseorang datang dari jauh, semua mengenalnya, itu Rio. Cowok yangg terkenal cuek, tapi mengapa sekarang ada seseorang yang sedang bersama dia?
"Apa kalian mencarinya?"
"Aww! Lepaskan aku!" bentakku sambil menepis gengaman yang kuat di tanganku.
"Bagaimana dia bisa bersamamu?" tanya Max.
"Sudahlah, tak usah dipikirkan, cepat bawa dia. Aku banyak urusan," ucap Rio dingin lalu melepaskan gengaman nya.
"Pergi dari sini!" teriakku.
Dengan senyum diujung bibir Rio menatapku.
Aku menatapnya tajam. "Apa mau mu?"
"Jangan seperti anak-anak lagi," ujarnya sambil menunjuk keningku.
"Huh?!"
Rio lantas pergi sambil memasukan tangannya ke saku. Jalan dengan style biasanya. Seolah tak ada yang terjadi.
***
"Sepertinya Rio sangat perhatian padamu," goda Maya saat tegukan pertama minumannya.
"Jangan bercanda, dia itu tipe cowok yang menyebalkan, dia bukan tipe ku," ujarku.
"Ah, bahkan saat bersamamu tadi itu ... kalian terlihat cocok, hihi," goda Maya diselingi tawa kecilnya.
Aku hanya menatap Maya dengan tatapan membunuh.
Well, impossible aku terlihat cocok dengan cowok menyebalkan itu.
Tiba-tiba dari arah lain datang seseorang yang sudah tak asing lagi olehku.
"Apa mau mu? Apa kau mau mengacaukan pagiku?" tanyaku dengan nada kesal.
Dia tak menjawab pertanyaanku namun langsung menarik tanganku dan membawaku pergi bersamanya.
"Lepaskan!"
Sayang sekali gengamannya lebih kuat dari yang kuduga, pergelangan tanganku mulai sakit dibuatnya.
Kulirik Maya, tampak maya hanya mengangguk kecil sambil tersenyum, itu adalah isyarat bahwa semua akan baik-baik saja.
Aku hanya membiarkan dia menarik tanganku, sepanjang jalan orang-orang hanya memandangku dengan pandangan tak enak, namun apa peduliku.
Akhirnya ia pun menghentikan langkahnya mungkin disini ia akan mengatakan apa yang ingin dia sampaikan-yang mungkin menurutnya penting- padaku.
"Sekarang langsung saja apa yang mau kau katakan, waktuku begitu berharga," tutur ku to the point sambil melipat tangan di dada.
"Kau berbicara seolah aku adalah orang paling jahat di dunia ini."
Aku kemudian mendekatkan wajahku padanya.
Aku menatapnya dengan tajam. "Bahkan lebih buruk dari itu."
***
Perkenalkan namaku Naya Kiryzta. Bersekolah di Merco High School. Aku sekarang duduk di kelas 2 SMA.
Terkenal sebagai anak paling nakal di sekolahku, membuat setiap orang pasti mengenalku.
Sudah semua pelanggaran aku langgar, bahkan pelanggaran yang tidak mungkin pun aku lakukan, namun yang membuatku heran adalah mengapa sekolah belum juga mengeluarkanku? Apa mereka takut kehilangan donatur sekolah ini? Atau takut akan menganggur karna tak ada lagi anak nakal di sekolah ini yang akan diurus?Bagiku dunia ini adil, bagaimana pun kelakuanku yang telah aku perbuat, Tuhan masih mengirimkanku lima orang sahabat yang sangat peduli dan setia. Aku sudah sejak smp bersama mereka, mungkin mereka yang akan cemas jika aku melakukan pelanggaran, Ntah mengapa mereka yang cemas saat aku melakukan pelanggaran.
Masalah cinta? Aku bahkan tak tertarik dengan cowok sekolah ini, semua bukan tipe ku. Mereka semua tak setanguh aku -tak seleraku.-
Mungkin sudah ada belasan cowok yg menembakku, jangankan diterima melirik pun tidak. Andaikan ada cowok yang membuatku jatuh hati aku berjanji akan mengalungkan di leherku bahwa aku tidak nakal lagi karna cowok tersebut sambil berjalan keliling sekolah.
Aku berjanji.
-----
Maaf kan saya jika cerita ini masih terlalu banyak kesalahan dalam penulisanya,
Saya berharap para reader dapat meninggalkan komentar dan memberitahu saya dimana kesalahan penulisan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, Time And Sorry
Teen Fiction"Masa lalu itu seperti kertas yang telah ditulis, saat kau mencoba untuk menghapusnya maka masih akan terlihat samar bekasnya." Me,time and sorry . . . Hingga tiba waktunya perlahan-lahan membuat semua kisah masa lalu terbuka kembali...