part 13

721 147 38
                                    

kenangan; Semakin kau mencoba melupakannya maka akan semakin sulit hilang dibenakmu.

-0o0-

Hujan turun dengan lebatnya, seolah tidak ingin sang surya menyinari hamparan bumi pagi ini. Suhu udara pun cukup untuk membuat tubuh menggigil dan memaksa banyak orang untuk menggunakan pakaian yang lebih tebal.

"Sepertinya disaat hujan turun, disaat itu pula menjadi keuntunggan kita, Nay," kata seorang gadis cantik bernama Gyta.

Naya mengangguk. "Tapi aku tidak berharap hujan terus turun dia akhir pekan seperti ini, rencana aktifitas akhir pekan akan terganggu," kata Naya.

Disinilah Naya sekarang, ditempat dia bekerja sebagai pekerja paruh waktu. Dia bekerja disebuah Coffe shop sebagai seorang kasir. Disamping itu ia juga mempunyai teman akrab bernama Gyta.

"Benar. Aku juga tidak menginginkannya,"

Naya melirik kearah jam dinding yang arah jarumnya hampir menunjukan angka sebelas. Tak lama Hanphone milik Naya pun mengalun sebuah lagu menandakan adanya sebuah panggilan masuk.

"Halo," kata Naya menyapa pada seseorang di seberang sana.

"NAYA! Apa kau tidak akan datang?" Seseorang berteriak diseberang telepon yang spontan membuat Naya menjauhkan Handphone tersebut dari telingannya.

Naya melihat sang penelpon. "Kau hampir saja membuatku tuli, Maya," kata Naya saat melihat nama yang tertera di layar telepon genggam miliknya.

"Cepat jawab! Jika tidak kami tidak akan menunggumu lagi,"

"Oh, jadi sekarang kau tidak setia padaku?"

"Kau sebaiknya cepat kesini jika ingin menikmati mie bersama dengan kami, jika kau terlambat kau akan menikmati kuahnya saja nanti," kata Maya sedikit mengancam.

Tuut ... tutt ... tuut

Maya langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak tanpa menunggu jawaban Naya.

"Gyta, aku duluaan ya," ujar Naya sambil menepuk bahu Gyta.

"Hati- hati dan berdoalah kau tidak dipecat nanti saat kembali," sorak Gyta pada Naya yang akan membuka pintu cafe.

Alasan mengapa Gyta mengatakan hal demikian adalah karena sekarang waktu untuk Naya melakukan pekerjaannya belum usai, masih ada waktu setengah jam lagi sampai jam kerjanya berakhir.

Naya membalikkan badannya. "Itu tidak akan terjadi!" kata Naya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Gyta lalu pergi meninggalkan Coffe shop.

"Dia memang tidak bisa dilarang," guman Gyta.

Naya langsung berlari menuju parkiran dan menaiki mobilnya. Namun tangannya tiba-tiba berhenti menghidupkan mesin mobil saat melihat seseorang yang tidak asing olehnya di seberang jalan.

"Mama?" tanya Naya pada dirinya sendiri.

Naya mencoba memfokuskan pandangannya, meski berkali-kali ia mengedipkan matanya orang di depan sana masih tetap terlihat sama yakni mamanya.

"Apa yang sedang dilakukan mama di sana? Dan ... siapa Laki-laki bersama mama itu?"

Kini otaknya berputar sepuluh kali lebih cepat, dan mencari jawaban secara random, Tetapi ia masih tidak menemukan jawaban apapun untuk menjelaskan semuanya.

"Seingatku mama sangat jarang mengadakan pertemuan pribadi di luar kantor, lalu kenapa sekarang bahkan mengadakan pertemuan ditempat terbuka seperti itu?" ujar Naya.

Me, Time And Sorry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang