part 15

546 67 19
                                    

Naya terbangun dari tidur lelapnya. Matanya perlahan terbuka, namun tepat di depan wajahnya ada seseorang yang sedang menatapnya.

"Hai Naya!" sapa gadis di depannya yang tidak lain adalah Maya.

"Astaga! Kau membuatku terkejut!"

Maya hanya tertawa kecil dan duduk di pinggiran kasur Naya.

"Kalian semua ke sini? Memangnya kenapa?" tanya Naya saat melihat teman-temannya ada di depannya.

"Apa maksudmu kenapa? Kami ini ingin menjengukmu!" jawab Veno sedikit kesal.

Naya kemudian duduk. "Kalian tidak perlu repot-repot, lagi pula aku hanya tidak enak badan," tutur Naya.

"Memangnya kau ini kenapa? Setahu kami kau bahkan tidak pernah merasakan yang namanya sakit, tapi kenapa tiba-tiba begini?" tanya Drean.

"Aku ini juga manusia!"

Drean, Maya dan Veno hanya menahan tawa mereka saat melihat Naya emosi dengan penuh ekspresi.

"Kalian tertawa? Dasar, teman macam apa kalian ini secara tidak langsung mengatakan aku bukan manusia? Huh?!"

"Melihatmu sudah bisa kembali marah sepertinya kau sudah sembuh kembali," kata Drean.

Veno mengangguk. "Apa jangan-jangan kau menipu kami?"

"Oh Tuhan! Bagaimana bisa aku mempunyai sahabat yang tidak mempercayaiku?"

Maya mengelus pundak Naya. "Sudahlah, kami hanya bercanda," kata Maya.

"Aku juga bercanda," ujar Naya sambil mengedipkan sebelah matanya yang langsung mendapat balasan pukulan dari Maya.

Naya hanya bisa meringis kesakitan. "Ngomong-ngomomg dimana Max?" tanya Naya yang baru saja menyadari Max tidak ada bersama mereka.

"Dia di apartemennya, dia berkata sangat lelah dan ingin istirahat. Jadi kami tidak mengajak nya ke sini," jelas Drean.

Naya hanya mengangguk. Dia masih belum terpikir untuk menceritakan Masalah Max kepada yang lainnya tanpa seizin Max.

"Kalian ingin makan?" tanya Naya mencoba mencari topik lain.

Veno menjadi orang pertama yang mengangguk cepat. Memamg selalu dia yang selalu cepat dalam urusan makan.

*****

Matahari memancarkan cahaya orange ke langit, membuat awan bak ombak orange di langit sore. Berbagai gerombolan koloni burung mulai kembali ke sarang mereka masing-masing.

Naya keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Teman-temannya pun sudah pulang sejak dua puluh menit yang lalu.

"Naya!" sorak mamanya dari lantai bawah.

"Iya, Ma?"

"Ada teman kamu yang datang sayang," kata mamanya yang tiba-tiba sudah ada di depannya.

Naya hanya mengerutkan keningnya bingung, karena siapa lagi yang ingin menjenguknya?

Me, Time And Sorry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang